Seorang remaja lelaki mengenakan kulit binatang dan lonceng perunggu berat, sebagai bagian dari perayaan karnaval di Distomo, sebuah desa di Yunani tengah, Senin (3/3/2025).
Di desa pegunungan Distomo, "Koudounaraioi" secara harfiah, "Orang Lonceng" mengubah diri mereka menjadi setengah manusia, setengah binatang yang bersuka ria dalam sebuah ritual yang sudah ada sejak zaman pra-Kristen.
Berpakaian kulit domba dan kambing dengan lonceng perunggu berat yang ditempa dengan tangan dirantai di pinggang mereka.
Tradisi karnaval hedonistik di seluruh wilayah pedalaman dan kepulauan Yunani berawal dari prosesi ekstasi di zaman kuno untuk menghormati Dionysus, dewa anggur, kesuburan, dan pesta pora, dan dulu, seperti sekarang, merupakan katup tekanan budaya.
Tradisi kuno yang dipraktikkan oleh masyarakat petani untuk menyambut musim semi akhirnya dimasukkan ke dalam kalender Kristen.
Distomo dikenal oleh orang Yunani sebagai simbol kesulitan masa perang. Pada bulan Juni 1944, pasukan Nazi yang menduduki desa membantai 230 warga sipil desa, termasuk lebih dari 50 anak-anak sebagai balasan atas serangan oleh pejuang perlawanan.
Para peserta karnaval diberi gelas plastik berisi anggur dan seporsi sup kacang, sementara anak-anak menari mengikuti alunan musik rakyat Yunani, lagu-lagu hit Barat, dan K-pop.