Insinyur Ini Jualan Mie Hokkien Pakai Mesin Canggih, Masaknya Praktis!

3 weeks ago 16

Jakarta -

Penjual mie ini punya solusi untuk meminimalisir penggunaan tenaga manusia dan melestarikan makanan khas negeri Singa. Ia menggunakan mesin canggih untuk meracik mie Hokkien yang nikmat!

Banyak penjual makanan di pusat kuliner kaki lima (hawker centre) Singapura memutuskan untuk berhenti jualan. Salah satu penyebab utamanya terkait usia penjual yang sudah tua dan kondisi kesehatannya menurun.

Tak jarang, penjual makanan legendaris itu tak punya pewaris yang mau meneruskan usahanya. Selain itu, banyak anak muda sebagai generasi baru juga enggan jadi penjual makanan di hawker center karena beban kerjanya amat berat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Coba mencari jawaban akan permasalahan ini, insinyur bernama Hong Jifeng pilih jualan di hawker center dengan solusi canggih. Ia memanfaatkan mesin untuk meracik mie Hokkien yang dijualnya.

Jifeng mendirikan gerai Wok A.I. di Margaret Drive Hawker Centre, 38A Margaret Dr, Singapura. Menu andalannya, mie Hokkien yang bakal dimasak dengan bantuan 2 mesin.

Insinyur Ini Jualan Mie Hokkien Pakai Mesin Canggih, Masaknya Praktis!Hong Jifeng, insinyur yang banting setir jadi penjual mie Hokkien. Foto: TikTok Botak Jazz via Asia One

Mengutip Asia One (20/10/2024), cerita tentang Wok A.I. dikupas dalam unggahan konten kreator TikTok, Botak Jazz. Jifeng mengatakan ia mengembangkan resep mie Hokkien sendiri.

Ia lalu keluar dari pekerjaan penuh waktunya sebagai insinyur setahun lalu. Semua dilakukan demi menyukseskan gerai mie Hokkien miliknya.

"Saya memutuskan bahwa jika tidak ada yang mau melakukan pekerjaan ini, saya harus bergantung pada mesin dan mencobanya untuk melihat apakah itu berhasil," kata pria 53 tahun ini dalam wawancara bersama 8World.

Jifeng optimis penggunaan teknologi dan mesin bakal bantu melestarikan makanan tradisional Singapura seperti mie Hokkien ini. Jifeng menjelaskan manusia punya titik lemah dalam bekerja.

"Saya pribadi membuat 30 piring mie Hokkien untuk teman-teman saya. Di piring ke-20, mata saya sangat sakit, dan setelah itu saya cenderung membuat mie Hokkien tanpa banyak peduli," ungkapnya.

Jifeng melanjutkan, "Sementara mesin tidak memiliki masalah ini. Mesin akan membuat 100 piring dengan cara yang sama, jadi rasanya konsisten. Menurut saya inilah keuntungan terbesar dari mesin."

Terlihat mesin untuk memasak mie Hokkien seperti kotak besar dengan permukaan mendalam. Saat diintip, ada mesin yang bekerja seperti lengan yang berputar memasak mie di dalamnya.

Insinyur Ini Jualan Mie Hokkien Pakai Mesin Canggih, Masaknya Praktis!Mesin untuk membuat mie Hokkien yang memudahkan proses masak. Foto: TikTok Botak Jazz via Asia One

Pegawai yang mengoperasikan mesin itu harus mengikuti instruksi di layar. Lalu secara manual mereka memasukkan bahan pelengkap mie Hokkien, seperti udang, fishcake, dan pork belly ke dalam mesin.

Jifeng bilang mesin ini dibuat oleh temannya di Wuhan, China. Pertama kali temannya itu bikin mesin untuk membuat nasi goreng.

"Namun saya bilang ke dia bahwa saya ingin menggunakan mesin ini untuk melestarikan makanan warisan kita, seperti mie Hokkien dan char kway teow," tambah Jifeng.

Botak Jazz yang mencoba mie Hokkien seharga SGD 5.50 (Rp 64 ribu) itu mengatakan rasanya cukup enak. Ia memberi nilai 6 dari 10.

Ia bilang pork belly yang dipakai banyak dan baru digoreng sehingga terasa fresh. Botak Jazz juga suka sambal belacan yang dipakai.

Namun menurutnya hidangan itu hampir tidak punya aroma wok (wok hei) yang seharusnya tercium jika mie Hokkien dimasak secara tradisional di wajan dengan api kompor. Kuahnya juga kurang memiliki rasa udang yang kuat.

"Tapi rasa umami-nya enak. Ini adalah seporsi mie Hokkien yang lumayan dengan rasa yang lumayan juga," kata Botak Jazz.

Insinyur Ini Jualan Mie Hokkien Pakai Mesin Canggih, Masaknya Praktis!Seporsi mie Hokkien yang sudah selesai dimasak dengan mesin. Foto: TikTok Botak Jazz via Asia One

Jifeng mengatakan pada 8World bahwa bagian tersulit adalah menambahkan wok hei ini ke dalam hidangan ini. Ia juga telah mengumpulkan respon dari pelanggan setiap hari dan menyesuaikan pengaturan mesin di malam hari.

"Saya yakin, dengan waktu 14 hari, saya bisa mendapatkan wok hei ke tingkat yang saya inginkan," tambahnya.

Jifeng juga berharap pekerjaan yang saat ini dilakukan oleh manusia, seperti mengupas dan merebus udang, dapat dilakukan oleh mesin dalam dua atau tiga tahun mendatang.

Ia juga berpikir bahwa mesin yang telah diprogram sebelumnya ini dapat digunakan di luar negeri, di mana mendapatkan chef yang autentik mungkin sulit. Mesin ini juga bisa dipakai untuk mendirikan restoran di luar negeri di masa mendatang.

(adr/odi)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner