Ide Libur Lebaran 2025: Mendaki Gunung Papandayan

2 days ago 13

Jakarta -

Salah satu destinasi yang bisa jadi tujuan traveler untuk mengisi waktu liburan adalah Gunung Papandayan di Jawa Barat. Ada apa ya di sana?

Tahun lalu kami sekeluarga mencapai Hutan Mati yang menjadi ikon baru Gunung Papandayan. Gunung Papandayan merupakan salah satu Taman Wisata Alam (TWA) popular di Jawa Barat. Berada di ketinggian 2665 mdpl, TWA Papandayan berlokasi di Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut.

Untuk bisa mencapai lokasi, pengunjung bisa menggunakan kendaraan pribadi langsung menuju area parkir Gunung Papandayan. Mudahnya, menggunakan peta digital akan memandu pengunjug langsung ke lokasi. Tapi jangan terkecoh dengan tempat-tempat wisata lain yang juga menggunakan nama Papandayan sebelum sampai ke lokasi TWA Papandayan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika menggunakan kendaraan umum, pengunjung bisa menggunakan mobil sewaan di sekitar Pasar Cisurupan ataupun ojek pangkalan yang bisa mengantar langsung ke gunung Papandayan. Tiket kunjungan ke TWA Gunung Papandayan relatif mahal, belum termasuk parkir kendaraan. Namun wisatawan domestik khususnya, tetap menjadikannya sebagai salah satu tujuan wisata, baik hanya sekadar melancong ataupun berkemah di Pondok Saladah.

Setelah meletus tahun 2002, salah satu spot kunjungan bertambah, selain sisa-sisa letusan yang bertambah luas, juga muncul Hutan Mati dan Kolam di atas gunung. Sehingga menambah eksotisme dan pesona Papandayan.

Saya sendiri sudah melakukan kunjungan 5 kali, dengan rincian satu kali berkemah, satu kali wisata. Setelah berkeluarga, merupakan kunjungan kelima kalinya, mengajak serta anak-anak untuk naik gunung dan menikmati bongkahan larva.

Namun, kali kelima ini dimotivasi untuk bisa menggapai hutan mati. Dengan usia kepala empat plus, untuk bisa mencapai hutan mati harus diperoleh susah payah. Jika waktu muda, bisa mencapai pondok saladah dengan cukup mudah, setelah usia hampir setengah abad, untuk mencapai hutan mati harus dengan nafas ngos-ngosan.

Sebetulnya, untuk mencapai hutan mati tersebut sudah direncanakan pada kunjungan tahun sebelumnya (2023), hanya saja dengan menggendong anak yang masih belum bisa jalan cukup kerepotan. Akhirnya hanya sampai pada pos terakhir yang cukup banyak warungnya.

Kali kelima ini, motivasi saya gandakan, apalagi mengajak serta keponakan. Setidaknya, ada yang membantu mengawasi anak-anak. Setelah sampai pada pos terakhir, istirahat sejenak, sambil menikmati bekal yang kami bawa.

Dan ini ujian yang sesungguhnya, karena ternyata jalannya cukup curam dan melewati tangga-tangga yang sangat menanjak. Beberapa kali berhenti, sambil sesekali bergantian untuk menggendong anak yang sudah tidak kuat untuk menapaki tangga-tangga menuju hutan mati.

Sesekali menyeka keringat yang bercucuran. Sesekali berhenti untuk sekadar minum. Sesekali memegang akar-akar untuk membantu meminimalisir tenaga agar tetap menjaga kebugaran. Sesekali mengatur keluar masuk udara agar tetap bisa bernafas. Setelah bersusah payah dan memakan waktu kurang lebih 45 menit perjalanan dari warung terakhir, akhirnya saya sampai.

Anak-anak dan keponakan justeru datang lebih awal. Sementara saya dan isteri cukup kerepotan, selain karena faktor usia, juga sambil bergantian menggendong anak. Takjub, di atas gunung terdapat hamparan seperti lapangan dengan berisi pohon-pohon yang sudah mengering dan bekas terbakar. Hanya menyisakan pohon dengan ranting-ranting yang masih berdiri tegak.

Inilah hutan mati. Menyerupai lukisan silhuet jika pengambilan gambar menggunakan teknik hitam putih. Salah satu spot wisata Gunung Papandayan yang popular.

Di sinilah kesenangan kami berakhir. Sambil mengumpulkan kembali tenaga untuk turun, saya pun mencoba menikmati alam sekitarnya. Berputar memandang jauh menembus bukit-bukit yang ada di sekitarnya dengan hamparan pohon hijau dan warna-warninya. Seru juga, bersama para anak-anak merealisasikan keinginan untuk bisa mencapai hutan Mati Gunung Papandayan Garut Jawa Barat.

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner