Gelar Pertama RI di BAMTC, Semoga Jadi Pemantik Bangkitnya Bulutangkis

3 weeks ago 29

Jakarta -

Tim Indonesia berhasil menjadi kampiun di ajang Kejuaraan Bulutangkis Beregu Campuran Asia 2025. Kesuksesan ini diharapkan bisa membangkitkan prestasi olahraga tepok bulu.

Bertanding di Conson Gymnasium, Qingdao, pada 11-16 Februari 2025, Indonesia bisa menjadi juara setelah mengalahkan tim China di babak final. Indonesia menang dengan skor 3-1 atas tim tuan rumah.

Bagi Indonesia, ini merupakan gelar pertama di ajang Badminton Asia Mixed Team Championship (BAMTC) atau Kejuaraan Bulutangkis Beregu Campuran Asia. Ajang ini digelar sejak 2017.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia menurunkan banyak atlet muda di ajang ini. Alwi Farhan (19 tahun), Rahmat Hidayat (21 tahun), Yohanes Saut Marcellyno (21 tahun), Lanny Tria Mayasari (22 tahun), Meilysa Trias Puspitasari (20 tahun), dan Rachel Allessya Rose (20 tahun) merupakan contohnya.

Ucapan selamat terlontar untuk tim Indonesia. Pimpinan DPR koordinator bidang (Korbid) Kesejahteraan Rakyat (Kesra) yang salah satu lingkup kerjanya terkait keolahragaan, Cucun Ahmad Syamsurijal, yang mengungkapkan itu.

Belakangan ini, prestasi bulutangkis Indonesia menurun. Di Olimpiade Paris 2024, bulutangkis gagal menyumbang emas. Prestasi terbaik cabor andalan emas Olimpiade ini hanya sebatas perunggu tercatat atas nama Gregoria Mariska Tunjung.

Indonesia meraih dua emas di Olimpiade 2024. Angkat besi (Rizky Juniansyah) dan panjat tebing (Veddriq Leonardo) yang menyumbangkan emas itu.

"Kemenangan di Kejuaraan Bulutangkis Beregu Campuran Asia 2025 menambah semangat untuk untuk mengembalikan kejayaan bulutangkis Merah Putih," kata Cucun dalam keterangan yang diterima detikSport.

"Tentunya hal tersebut berkat perjuangan para atlet kita, pelatih, dan semua tim official. Kemenangan ini menjadi kemenangan bagi seluruh bangsa Indonesia," kata dia menambahkan.

Cucun Ahmad SyamsurijalCucun Ahmad Syamsurijal, Pimpinan DPR koordinator bidang (Korbid) Kesejahteraan Rakyat (Kesra). Foto: dok.Istimewa

Pemerhati bulutangkis, Daryadi, juga mememberi selamat atas keberhasilan Indonesia meraih gelar pertama dalam ajang dua tahunan ini. Dia juga memberi catatan pada line up pemain yang dibawa, bisa menjadi sarana untuk regenerasi utamanya di tunggal putra.

"Selamat ya, ini kado pertama untuk kepengurusan baru. Ini awal langkah yang baik untuk kepengurusan baru karena ini kan event yang cukup bergengsi di tingkat Asia. Ini kejuaraan kontinental yang sebetulnya menjadi ajang kualifikasi untuk tampil di Piala Sudirman pada April nanti. Ini sudah lima kali tidak pernah juara, kali ini juara, Yang lebih istimewa lagi kita menampilkan pemain-pemain muda. Sebetulnya bukan cuma kita saja yang tampil dengan pemain lapis kedua, artinya yang diturunkan negara-negara lain termasuk China 100 persen pemain lapis kedua," kata Daryadi dalam perbincangan dengan detikSport, Selasa (18/2/2025) siang WIB.

"Ini boleh dibilang ajang yang menjadi titik awal bangkitnya bulutangkis kita. Memang dalam kurun dua tahun terakhir prestasi kita memprihatinkan lah, artinya minim banget gelar-gelar yang kita dapat di turnamen-turnamen tertinggi," kata dia menambahkan.

Deretan pemain muda di tim BAMTC Indonesia membuat Cucun optimistis. Dia pun mempunyai harapan tinggi pada pemain-pemain muda yang muncul.

"Indonesia punya banyak rising star. Saya yakin, para atlet-atlet muda kita akan membuat bulutangkis Indonesia semakin bersinar. Mereka kebanggaan kita bersama," kata Cucun.

"Kini saatnya Indonesia kembali menunjukkan taringnya di ajang bulutangkis dunia. Dengan dukungan seluruh rakyat Indonesia, tim Indonesia akan membawa keberhasilan besar dan semakin mengharumkan nama negara," kata dia menambahkan.

Soal hal itu, Daryadi mengingatkan agar publik bulutangkis Indonesia agar bisa bersabar. Setidaknya, para atlet muda Indonesia ini membutuhkan waktu sedikitnya dua tahun untuk bisa lebih matang.

"Yang cukup rawan ini di tunggal putra, setelah Jojo dan Ginting gap kita kejauhan. Kita tidak mempunyai pemain kelahiran 2000-2001. Itu seumuran dengan Lakshya Sen, Kunlavut, Kodai. Dulu kita mempunyai pemain yang menjanjikan, tapi semuanya lewat. Satu generasi ini hilang semua," kata Daryadi.

"Kini kita langsung meloncat ke Alwi kelahiran 2005, Ubed 2007, loncatnya satu generasi. Jadi memang dari situ saya memperkirakan kita harus siap menerima kenyataan kalau dalam dua-tiga tahun lagi kita harus sabar menunggu, mudah-mudahan lebih cepat."

"Kita bukan mengabaikan Ginting atau Jojo, kita sudah hampir 10 tahun, dari mereka kita sudah lama banget, kita perlu percepatan. Mudah-mudahan ditangani pelatih selevel Mulyo Handoyo prosesnya bisa lebih dipercepat. Syarat menjadi juara itu ada tiga anaknya mempunyai bakat hebat sudah dimiliki Alwi modal juara dunia, ditangani pelatih hebat seperti Mulyo yang mempunyai reputasi banyak di dalam negeri bersama Taufik menjadi juara Olimpiade Athena, dia juga mengantarkan Loh Kean Yew di Singapura menjadi juara dunia. Di India juga sukses, di mana dia melatih selalu sukses. Mudah-mudahan nih kita mempunyai bahan bagus ada Alwi, Ubed, Saud, dengan usia yang masih muda prosesnya bisa lebih cepat lagi," kata dia menambahkan.

Dejan FerdinansyahDejan Ferdinansyah memamerkan medali juara Kejuaraan Bulutangkis Beregu Campuran Asia 2025 Foto: Mercy Raya/detikSport


(cas/aff)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner