Jakarta -
Garuda Indonesia memperkuat langkah melalui optimalisasi alat produksi. Kebijakan itu selaras dengan proyeksi penumpang transportasi udara yang terus menunjukkan tren pemulihan dalam beberapa tahun mendatang.
Garuda Indonesia optimis pertumbuhan alat produksi menjadi kunci penting dalam mendorong akselerasi kinerja Perusahaan. Untuk itu, Garuda Indonesia memproyeksikan sampai dengan akhir tahun 2025 akan memiliki kekuatan alat produksi hingga mencapai 100 armada.
Optimalisasi alat produksi tersebut akan dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan aspek Good Corporate Governance (GCG), perkembangan demand pasar, kinerja perusahaan, kondisi supply chain serta berbagai faktor lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Optimisme penambahan kapasitas produksi ini turut didorong oleh pencatatan pendapatan usaha Garuda Indonesia secara konsolidasi di sepanjang tahun 2024 yang tumbuh 16,34% dari sebelumnya USD 2,94 miliar menjadi USD 3,42 miliar.
Pertumbuhan tersebut dikontribusikan secara merata pada seluruh lini pendapatan usaha Garuda Indonesia. Pendapatan penerbangan berjadwal mencatakan peningkatan sebesar 15,32% menjadi USD 2,74 miliar dari tahun sebelumnya sebesar USD 2,38 miliar.
Pendapatan penerbangan berjadwal tersebut ditopang oleh peningkatan pendapatan angkutan penumpang sebesar USD 2,57 miliar (+13,95%) serta angkutan kargo dan dokumen senilai USD 164,70 juta (+3,07%).
Sementara itu, pendapatan penerbangan tidak berjadwal mencapai USD 333,75 juta atau naik 15,87% dari tahun 2023.
Pertumbuhan tersebut salah satunya dikontribusikan oleh angkutan charter yang mencatatkan lonjakan hingga 101,06% menjadi USD 106,27 juta, dari tahun sebelumnya sebesar USD 52,86 juta.
Adapun aspek pendapatan lainnya turut tumbuh signifikan sebesar 25,79% menjadi USD 340,37 juta dibandingkan pada tahun sebelumnya yang ditunjang oleh kinerja anak usaha Garuda Indonesia.
GMF AeroAsia yang menyumbang pendapatan pemeliharaan dan perbaikan pesawat sebesar USD 102,71 juta, dengan peningkatan 18,54% YoY serta Aerowisata yang berhasil mencatatkan pendapatan biro perjalanan sebesar USD 40,96 juta, atau meningkat signifikan sebesar 37,12%.
Garuda Indonesia masih rugi
Meskipun terdapat peningkatan signifikan pada aspek kinerja operasional di tahun 2024, Garuda Indonesia masih mencatatkan kerugian bersih sebesar USD 69,78 juta, yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor.
Ada beban usaha yang mengalami kenaikan sebesar 18,32%, yang salah satunya disebabkan oleh peningkatan beban pemeliharaan dan perbaikan pesawat. Pada tahun 2024 terdapat beberapa pesawat yang memasuki jadwal perawatan besar.
Selain itu di tahun 2024, pendapatan lain-lain bersih mengalami penurunan drastis hingga 77,39%. Karena pada tahun 2023 Garuda Indonesia mencatatkan sejumlah extra-ordinary item di antaranya gain from bonds retirement dan pendapatan restrukturisasi anak perusahaan.
Sementara transaksi serupa tidak terjadi di tahun 2024. Lebih lanjut, pencatatan pembalikan impairment asset di tahun 2024 mencatatkan jumlah yang jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Kinerja Garuda Indonesia di sepanjang tahun 2024 merefleksikan dinamika industri transportasi udara secara global yang masih menantang," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan, Kamis (27/3/2025).
"Kondisi makro ekonomi mulai dari isu rantai pasokan, dampak fluktuasi selisih kurs, pengaruh geopolitik dan kompetisi yang semakin ketat di industri transportasi udara merupakan beberapa tantangan yang dihadapi oleh maskapai penerbangan di seluruh dunia dalam mempertahankan kinerja keuangan positif," imbuh dia.
Sejak akhir tahun 2024 hingga Kuartal I - 2025, Garuda Indonesia telah mendatangkan dua pesawat berjenis narrow body tipe Boeing 737-800NG (PK-GUF dan PK-GUG).
Dan mulai Kuartal II - 2025 nanti, Garuda Indonesia akan segera mengoperasikan dua pesawat tambahan Boeing 737-800NG yaitu PK-GUH (MSN-44218) dan PK-GUI (MSN-44217) yang saat ini tengah menjalani proses perawatan sebelum beroperasi resmi di jaringan rute domestik maupun rute internasional Garuda Indonesia.
(msl/ddn)