Jakarta -
Berada di dalam pengaruh alkohol, emosi seorang dokter tak terbendung ketika restoran yang dikunjunginya sudah tutup. Ia berakhir membuat keributan.
Setiap restoran atau tempat makan memiliki jam operasional yang berbeda. Ada restoran yang memang buka sampai dini hari, ada juga restoran yang tutup di sore hari.
Akan tetapi jam operasional ini tidak dihiraukan oleh seorang pria bernama Nganjo Endeley yang berprofesi sebagak dokter di Newcastle, Inggris. Dilansir dari Mirror UK (05/11), Nganjo harus berurusan dengan hukum setelah memukuli salah satu pelayan restoran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian ini bermula ketika Nganjo sudah reservasi untuk makan di restoran Wafi Lounge yang ada di Newcastle untuk jam 11.30 malam, pada September 2021 silam.
Datang ke Resto yang Sudah Tutup, Dokter Ini Pukul Pelayan Resto Foto: Site News
Restoran ini terkenal menyajikan menu makanan khas Lebanon dan cukup populer sehingga banyak orang yang reservasi lebih dulu agar bisa makan di sana.
Akan tetapi Nganjo dan kedua temannya baru muncul di restoran pukul 2.30 dini hari ketika restoran itu sudah tutup. Nganjo tak terima karena disuruh pergi oleh pihak restoran, ia merasa sudah melakukan reservasi sehingga berhak makan di sana meski restoran sudah tutup.
Perdebatan ini berujung makian dan teriakan antara Nganjo dan beberapa pelayan restoran. Salah satu pelayan yang masih muda berusia 21 tahun, berusaha untuk menengahi perdebatan itu dan memisahkan Nganjo, tapi Nganjo justru menarik baju pelayan tersebut dan memukulnya tepat di matanya.
Pelayan yang tidka disebutkan namanya ini langsung ambruk dan mengalami luka serius di sekitar kelopak matanya. Menurut keterangan yang ada, pelayan tersebut merupakan pengungsi asal Irak yang bekerja pertama kali di Inggris di restoran tersebut.
Datang ke Resto yang Sudah Tutup, Dokter Ini Pukul Pelayan Resto Foto: Site News
"Saya harap tersangka tahu kalau dia sudah menghancurkan hidup saya. Semoga dia merasa malu dengand irinya sendiri, karena dia berprofesi sebagai dokter tapi malah menyakiti orang lain," ungkap pelayan tersebut.
Nganjo mengaku bahwa dia tidak bisa mengontrol dirinya karena berada di dalam pengaruh alkohol malam itu. Ia dan keluarganya berkomitmen untuk kooperatif dalam kasus ini.
Setelah melalui persidangan dan proses hukum yang panjang akhirnya Jaksa Sarah Mallet menjatuhkan hukuman selama dua tahun penjara. Akan tetapi hukumannya ini ditangguhkan dan diganti dengan 250 jam kerja sosial, serta kompensasi sebesar £2000 (Rp 40,9 juta).
Alasannya Nganjo tidak dipenjara karena Jaksa Sarah melihat bahwa Nganjo memiliki kepribadian yang baik sebelumnya terutama saat berprofesi sebagai dokter. Sehingga keputusan ini membuat pihak restoran kecewa.
Kejadian ribut hingga perkelahian yang terjadi di restoran memang bukan pertama kalinya terjadi. Sebelumnya di Pakistan sempat viral dua keluarga besar yang bertengkar di sebuah restoran. Pertengkaran ini dipicu karena rebutan kursi.
Baca Juga:Kacau! Gegara Hal Sepele Dua Keluarga Ribut di Restoran" selengkapnya
(sob/odi)