Dari Pinjaman BRI, Duet Suami-Istri Ubah Pulau Seribu Jadi Surga Snorkeling

2 days ago 15

Jakarta -

Di tengah pesona Kepulauan Seribu yang memikat wisatawan, kisah inspiratif datang dari Pulau Panggang. Junaeda (48) dan Aldi (41), pasangan suami istri, berhasil mengembangkan usaha penyewaan alat snorkeling dan perahu berkat pinjaman modal dari BRI. Kini, mereka tak hanya memiliki kapal fiber, tetapi juga menjadi tulang punggung pariwisata lokal.

Usaha itu dimulai 2015. Semua bermula pertama kali Junaeda mendapatkan pinjaman dari BRI.

"Pinjaman pertama kali itu Rp 8 juta, sekarang yang masih berjalan Rp 35 juta. Saya untuk bikin kapal, alat snorkeling, buat travel, tenda, sama buat usaha yang lain-lain juga. Saya ada usaha kerapu dan ikan kering," kata Junaeda dalam perbincangan dengan detikcom di dermaga Pulau Panggang, Selasa (25/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kala itu, Junaeda baru selesai melakukan tarik tunai di Teras BRI Kapal, kapal layanan perbankan milik Bank BRI yang melayani transaksi perbankan di pulau-pulau kecil dengan tujuan memudahkan akses masyarakat terhadap layanan perbankan, terutama di wilayah kepulauan dan pesisir.

Menurut petugas bank di atas air itu, Junaeda adalah salah satu nasabah yang menonjol di Pulau Panggang. Bukan hanya karena loyalitasnya sebagai debitur, tetapi juga sosoknya yang dikenal oleh hampir semua penduduk Pulau Panggang. Kepercayaan warga kepada Junaeda semakin sahih dengan terpilihnya dia sebagai ketua RT. Kini bukan hanya sebagai nasabah BRI paling sip, Junaeda juga mendapatkan predikat baru. Bu RT.

Usai bertransaksi, Junaeda mampir ke Puskesmas Pulau Panggang untuk menemani suaminya yang sedang berobat. Sang suami, Aldi, baru memeriksakan mata yang iritasi. Kata dokter, dia terlalu lama berada di bawah sinar matahari tanpa pelindung seperti kacamata dan topi.

"Kadang kalau sudah di laut itu suka lupa saking asyiknya nggak pakai kacamata," kata Aldi.

Dari situ, Junaeda dan Aldi pulang ke rumah mereka di tengah-tengah Pulau Panggang. Sepanjang jalan, beberapa warga juga menyapa 'Bu RT'. Sesampai di rumah mereka yang bercat hijau, tampak belasan jaket pelampung berwarna oranye dan set alat snorkeling tergantung di depan rumah.

Aldi, pengusaha persewaan alat snorkeling di Pulau Panggang.Aldi, pengusaha persewaan alat snorkeling di Pulau Panggang. (Debora Danisa Sitanggang/detikcom)

Pasangan suami istri ini berjibaku dalam menjalankan usaha mereka. Junaeda bertugas di sisi bisnis-mencarikan modal dari pinjaman dan berkomunikasi dengan calon pengguna jasa atau customer. Sedangkan Aldi fokus ke sisi pelayanan, mengantarkan pengguna jasa mereka ke mana pun di sekitar Kepulauan Seribu.

"Semua saya serahin ke Ibu, saya tinggal jalanin kapal aja. Jadi guide juga, karena sedikit-sedikit bisa lah bahasa Inggris," kata Aldi dengan tawa bangga.

Kata Aldi, kadang-kadang customernya minta camping di pulau selama 2-3 malam. Dia akan mengarahkan mereka ke Pulau Kotok. Jika mau tambah agenda snorkeling, para pengunjungnya juga akan dibawa ke Pulau Air atau Pulau Semak Daun.

Sebagai pengusaha bidang wisata, Junaeda dan Aldi mengakui akhir pekan dan musim liburan merupakan ladang cuan mereka. Junaeda bahkan pernah menerima sampai 80 orang dalam satu rombongan.

"Lebaran biasanya ramai. Saya pernah terima tamu saya itu 80 orang lebih, tapi mereka pakai paket travel. Saya kerja sama dengan travelnya," tuturnya.

Junaeda dan Aldi tidak membatasi pengunjung yang mau menggunakan jasa mereka. Namun, untuk alat sendiri, milik mereka cukup terbatas. Misalnya alat snorkeling hanya ada 20 set. Untuk harga sewa, mereka mematok satu set alat snorkeling Rp 30 ribu. Sedangkan tenda Rp 100 ribu per hari.

"Awalnya alat snorkeling ini nyewa juga ke orang lain, baru kita sewakan ke customer. Sekarang sudah punya sendiri," cerita Aldi.

Hingga kini, Junaeda masih rutin membayar pinjaman untuk usaha mereka ke BRI. Berkat pinjaman itu, usaha mereka terus berjalan dan untung hingga bisa ganti kapal. Dari awalnya kapal kayu, sekarang Aldi dan Junaeda punya kapal fiber untuk membawa pengunjung.

"Pinjam aja, entar lunas pinjam lagi. Yang penting saya bayarnya lancar," Junaeda menegaskan.

Pengusaha sektor wisata menjadi salah satu potensi debitur KUR yang tengah dibidik BRI di wilayah Kepulauan Seribu. Sejauh ini, kebanyakan debitur KUR merupakan nelayan atau yang bergerak di bidang perikanan.

"Pinjaman KUR di sini kebanyakan nelayan, ada beberapa yang sembako juga. Kalau untuk tempat wisata, ada beberapa pulau yang tidak ada wisatanya seperti Pulau Panggang dan Pramuka. Tapi ada (jasa) traveling untuk wisatawan sama penyedia homestay," kata Mantri BRI di Kepulauan Seribu Redi Frammanto.

Senada, Pimpinan Cabang BRI KC Jelambar Adi Sujarwanto pun menilai potensi usaha sektor wisata seperti milik Junaeda masih sangat bisa dikembangkan. Harapannya sektor ini juga turut memperkenalkan layanan perbankan digital ke warga setempat, karena rata-rata wisatawan yang datang merupakan penduduk kota yang sudah familier dengan m-banking dan QRIS.

"Potensi pariwisata masih dapat dikembangkan di Kepulauan Seribu yang akan berdampak secara ekonomi dan finansial. Di sisi lain, kami senantiasa mengedukasi masyarakat di Kepulauan Seribu untuk meningkatkan Literasi digital dengan memanfaatkan BRImo untuk mengakses layanan perbankan," kata Adi.


(des/fem)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner