Jakarta -
Bulan Ramadan tak hanya menjadi momen beribadah bagi umat muslim, tetapi juga menjadi tantangan tersendiri bagi para pramugari Lion Air. Suka dan duka silih berganti mewarnai hari-hari mereka saat melayani penumpang di ketinggian, jauh dari keluarga.
Mereka adalah Reni Ermita Sari (29), Yuyun Yuniarti (24), Anggita Dwi (25) dan Dinda Haliza (27). Selama bekerja lebih dari dua tahun, mereka sejatinya tidak lagi terkejut saat harus bertugas di bulan suci Ramadan.
Reni mengatakan bulan puasa tahun nyaris sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja, Reni yang asli Medan, memiliki keleluasan untuk mengajukan home base atau titik awal penerbangan, di kota asal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebetulan karena saya lahir dari Sumatra, kemudian saya memilih home base di Medan. Itu akan dilaksanakan sekitar tanggal 20 sampai 30 Maret. Kemudian selesai itu kita balik lagi ke home base Cengkareng," kata Reni di Lounge Batik Air Soekarno Hatta.
Reni Ermita Sari Pramugari Lion Air (Grandy/detikFoto)
Keleluasaan itu membuat dia berharap besar bisa meluangkan waktu untuk pulang.
Namun, saat Idulfitri dia tetap harus berada di Cengkareng lagi. Nah, itulah yang tidak mudah, Kendati sudah terbiasa jauh dari rumah, dia tetap saja berat jika lebaran tidak bersama-sama keluarga. Rasanya memang tidak bisa dilatih untuk soal satu ini.
"Sudah 8 tahun merantau, kangen banget sama keluarga. Semoga dengan ikut home base ini saya jadi bisa pulang ke rumah," kata dia.
Dinda Haliza Pramugari Lion Air (Grandy/detikFoto)
Dinda juga berasal dari Medan. Dia mengakui Ramadan menjadi salah satu periode berat dalam bertugas. Dia selalu rindu untuk melakukan sahur dan berbuka bersama keluarga.
Tetapi Dinda menyadari betul bahwa dia harus bersikap profesional atas tugasnya sebagai pramugari. Dia bahkan memiliki pengalaman yang bisa jadi tidak semua orang mendapatkannya. Dinda mengatakan bisa sahur dan berbuka puasa di kota, bahkan negara yang berbeda. Satu yang paling diingat adalah tugas dengan penerbangan umrah di awal puasa.
"Tugas dimulai dari Surabaya, berarti saya sahurnya di Surabaya. Saya terbang ke jedah mengantarkan penumpang umroh, di mana schedule saya itu jam 08.00," kata Dinda.
Penerbangan dari Surabaya menuju Jeddah itu sekitar 11 jam. Ia sampai di Jeddah pukul 15.00 waktu setempat, empat jam lebih awal dari waktu berbuka. Padahal di RI sudah waktunya berbuka, mau tak mau ia memperpanjang ibadahnya.
"Buka puasa di sana senang, tapi kayak lama banget. Kalau ditanya mau diulang atau enggak sih, mau," kata dia.
Penerbangan umrah di bulan puasa tentu berbeda dari biasanya. Layanan makanan yang biasa dilakukan dua kali harus dilakukan sesuai permintaan, karena suasana puasa.
Anggita Dwi Pramugari Lion Air (Grandy/detikFoto)
Anggita juga memiliki pengalaman serupa. Anggita mengatakan sisi baik bertugas saar Ramadan adalah dia justru merasakan waktu begitu cepat berlalu dan tiba-tiba saat berbuka sudah tiba.
"Misalkan kita terbang dari pagi, tiba-tiba kita landingnya sudah sore dan itu sudah mau buka puasa. Jadi kayak sudah, karena udah bekerja jadi berasa cepat aja sih," katanya kemudian tersenyum.
Anggita memiliki satu momen yang paling berkesan saat kerja di Hari Raya Idulfitri.
"Itu saat mengantarkan penumpang-penumpang mudik rasanya senang sebenarnya bisa mengantarkan orang-orang yang mau berkumpul dengan keluarga walaupun saya jauh dari keluarga," ujar dia.
Pengalaman mengharukan itu didapatkannya pada 2021. Pesawat telah mendarat, sebagai pramugari ia menjalankan tugas terakhir dengan memberi salam di depan pintu.
"Saat kita greeting, ada penumpang bapak dan ibu gitu, mereka bilang 'Selamat lebaran ya, mbak', gitu. Terus saya jadi sedih," air mata menggenang di pelupuknya.
Dalam hati ia berdoa agar bisa berkumpul bersama keluarga di momen lebaran. Namun apa daya, risiko inilah yang mau tak mau ditanggungnya.
"Berasa banget kalau diucapin sama penumpang. Berasa sedihnya, berasa ingin kumpul bareng keluarga," kata dia.
Usai menyampaikan kalimat salam, ia pun memilih untuk 'bersembunyi di toilet. Dia tak bisa membendung air matanya.
"Tapi saya enggak pernah nyesal jadi pramugari, karena sudah menjadi cita-cita," ujarnya.
Yuyun Yuniarti Pramugari Lion Air (Grandy/detikFoto)
Bekerja di bulan Ramadan tentu memerlukan tenaga ekstra dan kesabaran yang panjang. Yuyun, yang sudah berkerja selama 3 tahun membagikan rahasinya tetap bugar meski puasa saat bekerja.
Sebelum sahur, Yuyun biasanya akan minum lebih banyak. Ia diharuskan untuk tetap terlihat segar meski terbang ke banyak kota.
"Saya minum vitamin juga untuk membantu kebugaran," kata dia.
Riasan yang digunakan mungkin dibuat lebih segar dari biasanya. Lipstik merah dan parfum yang tahan lama untuk membantu penampilannya saat kerja. Lotion juga wajib ia oleskan untuk membuat kulitnya tampak segar.
Tapi bukan cuma riasan yang membuatnya tetap tampil memesona, Yuyun mengaku rajin berolahraga agar staminanya tetap menyala.
"Kalau di bulan puasa biasanya lari aja, pramugari-pramugari lain biasanya pilates atau nge-gym gitu," kata dia.
(bnl/fem)