Jakarta -
Alun-alun Gadobangkong di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tidak terawat dan rusak parah di sana-sini. Fasilitas yang disediakan sudah tidak bisa digunakan.
Pantauan detikJabar Rabu (26/2/2025), beberapa titik menunjukkan jogging track yang ambles sehingga jalur pedestrian tidak rata. Beberapa bagian paving block yang seharusnya menjadi jalur pejalan kaki juga tampak terangkat dan bergelombang, bahkan beberapa bagian sudah hilang atau hancur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, tembok penahan ombak yang terkikis serta area tangga dan plaza yang tampak retak dan hancur. Struktur beton penahan ombak tidak utuh dan beberapa bagian runtuh, struktur beton di dalamnya pun terekspos. Material pasir dan batu pilar-pilar beton itu berjatuhan.
Bagian tangga dan plaza yang berada di tepi laut tampak mengalami kerusakan yang cukup besar. Retakan besar terlihat memanjang di sepanjang trotoar dan area plaza, dengan beberapa bagian lantai yang mengalami pergeseran dan pecah total.
Tak hanya itu, area hijau yang seharusnya dihiasi tanaman tampak kering dan tidak terawat, dengan beberapa pohon mati.
Ornamen huruf alun-alun Gadobangkong Sukabumi (Syahdan Alamsyah/detikcom)
Imran Firdaus, perwakilan kontraktor yang mengerjakan proyek Alun-Alun Gadobangkong, menjelaskan bahwa sebagian besar kerusakan yang terjadi disebabkan oleh faktor alam, terutama banjir rob yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Kerusakan ini terjadi akibat banjir rob yang menerjang area tangga, parkir segmen satu, dan ornamen penyu. Kami sudah melakukan perbaikan selama masa pemeliharaan, bahkan saat banjir rob sebelumnya, kami ikut memperbaiki beberapa titik yang terdampak," ujarnya.
Dia juga menjelaskan bahwa selama masa pemeliharaan, kontraktor itu sudah melakukan perbaikan di beberapa titik, termasuk pengecekan kantin, perbaikan batu sikat, hingga perbaikan andesit yang mengalami kerusakan.
"Di masa pemeliharaan, kami secara rutin melakukan pengecekan dan perbaikan. Beberapa di antaranya adalah batu sikat yang mulai terkikis, andesit yang mengalami kerusakan, hingga beberapa perbaikan yang terdampak akibat abrasi dan banjir rob. Kami sadar bahwa kawasan ini berada di tepi laut, sehingga perlu perhatian khusus terhadap kondisi cuaca dan abrasi," kata dia.
Kondisi itu sangat memprihatinkan sebab, apalagi area wisata yang menjadi ruang terbuka itu baru diserahkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat ke Pemerintah Kabupaten Sukabumi pada 12 September 2024.
Alun-alun itu juga kumuh. Barang-barang milik pedagang kaki lima terlihat berserakan tanpa aturan, sedangkan sejumlah fasilitas umum, seperti kamar mandi dan tempat ganti pakaian, mengalami kerusakan parah. Bahkan, petugas Satpol PP, yang merazia tempat itu, juga mendapati seorang warga tengah tertidur pulas di area WC, mirip kamar pribadi terlihat bantal, sarung hingga boneka di dalam ruangan itu. Seorang petugas Satpol -PP bahkan membangunkan warga tersebut.
Ikon Penyu Raksasa Hancur
Ornamen penyu di Alun-alun Laut Gadobangkot, Palabuhanratu rusak (Syahdan Alamsyah/detikcom)
Kondisi buruk Alun-alun Gadobangkong itu menjadi sorotan setelah beredar foto dan video yang menunjukkan ornamen 'penyu' raksasa yang menjadi ikon area itu rusak parah. Ornamen itu jebol di beberapa bagian, terutama pada cangkangnya yang berlubang besar.
Yang mengejutkan, bagian dalam ornamen yang seharusnya kokoh justru memperlihatkan rangka dari bambu dan material mirip kertas berbahan kardus. Pemandangan itu memicu reaksi warganet yang menanyakan kualitas bahan serta konstruksi ornamen yang disebut-sebut merupakan bagian dari proyek pembangunan senilai miliaran Rupiah itu.
Selain bagian cangkang yang hancur, beberapa bagian tubuh ornamen penyu, seperti sirip dan kaki, juga tampak mengalami kerusakan. Beberapa bagian terlihat sobek dan terkoyak, memperlihatkan struktur dalam yang tampaknya rapuh karena kosong melompong dan hanya terdapat rangka bambu dan lapisan bahan kertas mirip kardus.
(fem/fem)