Angkernya Gunung Carstensz, Daftar Pendaki yang 'Pulang Tak Selamat'

4 hours ago 2

Jakarta -

Dua pendaki wanita senior menghembuskan napas terakhir di area puncak Cartensz Pyramid pada akhir pekan ini. Gunung tertinggi di wilayah Osenia itu juga masuk ke dalam daftar World Seven Summits.

Seperti gunung-gunung yang lain, Cartensz Pyramid juga terbilang ganas dengan trek yang tak mudah untuk dilalui karena harus memiliki skill khusus, terutama mendaki atau turun menggunakan tali.

Fandhi Achmad, seorang pendaki profesional, sekaligus pemandu dan pemilik ekspedisi PAT Adventure, mengatakan selain endurance, Carstensz juga menuntut kecepatan para pendaki. Gunung Carstnesz adalah gunung teknikal yang memiliki karakter climbing peak. Artinya, pendaki bisa sampai ke puncak dengan bantuan peralatan panjat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pendaki harus piawai dalam menggunakan tali-temali untuk dapat naik dan turun (ascending dan rappeling) dalam waktu yang terbatas dan suhu rendah, serta oksigen tipis.

"Mereka harus mampu memasang tali, karabiner, harness, dan descender dalam keadaan gelap sambil memakai sarung tangan. Pelatihan itu diadaptasi dari kondisi pendakian dengan cuaca buruk," kata Fandhi.

Ya, Fandhi menegaskan cuaca buruk selalu menerpa Puncak Carstensz dan itu sudah harus menjadi perhitungan pendaki sebelum menggapainya.

"Menurut saya cuaca bukan faktor utama, kalau ke gunung salju, ya pasti hujannya salju. Kalau kita sering ke Carstensz itu, hampir bisa dibilang 80 persen di atas jam 10 pagi itu hujan, biasanya di bawah hujan air, di atas 4.500 mdpl hujan es, di atasnya lagi salju," kata dia.

Fandhi menjelaskan seluk beluk dari Carstensz dan mengatakan pendakian ke Gunung Carstensz sudah semestinya memperhitungkan faktor cuaca buruk, mau tidak mau. Bagi dia, pendaki ke Gunung Carstensz yang pasrah terhadap cuaca bakal menjadikan gunung sebagai kuburan massal.

"Kalau cuaca bagus selamat tapi cuaca buruk mati, ya kalau gitu enggak usah mendaki," ujar dia.

Gunung Carstenz memiliki salju abadi itu telah merenggut beberapa nyawa sejumlah pendaki. Dihimpun detikTravel dari berbagai sumber, setidaknya sudah ada empat pendaki yang tewas dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Berikut pendaki yang tewas, pulang tak selamat dari Cartensz Pyramid:

1. Erik Erlangga

Erik Erlangga, karyawan PT Freeport Indonesia yang ikut mendaki Puncak Cartenz meninggal dunia pada 17 April 2026 sekitar pukul 07.00 WIT. PT Freeport Indonesia (FI) mengungkapkan bahwa Erik yang mendaki sejak 14 April itu meninggal saat mendaki bersama 32 orang pendaki lainnya.

Jenazah Erik lalu diterbangkan ke Jakarta dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia dan selanjutnya menuju ke Tasikmalaya, Jawa Barat.

Sebelum meninggal korban sempat mendapat pertolongan pertama dari tim Emergency Preparedness & Response (EP&R) PT FI yang turut mendampingi selama pendakian. Korban diduga mengalami kedinginan berat atau hipotermia akibat cuaca buruk.

Erick Airlangga sehari-hari bertugas sebagaigeotech undergroundPT Freeport Indonesia di Tembagapura Kabupaten Mimika.

2. Andika Pratama

Andika Pratama meninggal dunia saat proses pendakian ke Puncak Carstensz Pyramid. Pendaki itu diduga tewas karena kejatuhan batu.

Peristiwa itu terjadi pada 4 November 2018 pukul 11.30 WIT. Pendaki itu merupakan guide.

Andika adalah pendaki kelahiran Palembang 2 Juni 1984. Alamat asalnya adalah Jalan Padang Golf Nomor 18 RT/RW 04/01, Desa Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.

Pendakian itu bermula dari tanggal 29 Oktober 2018, saat Andika dan tim berangkat ke Base Camp Yellow Valley menggunakan helikopter Komala Air dalam rangka pendakian ke Puncak Carstensz Pyramid.

Tanggal 3 November 2018 sekitar pukul 11.30 WIT, salah satu rekan pendaki bernama Arlen yang berada di Base Camp Yellow Valley memberikan informasi melalui telpon satelit kepada salah satu rekan korban yang stand by di Kota Timika, Sofyan, bahwa korban meninggal dunia akibat kejatuhan batu saat proses pendakian ke Puncak Carstensz.

3. Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono

Dua pendaki, Lilie Wijayanti Poegiono (60) dan Elsa Laksono (60), meninggal saat menuruni puncak Gunung Cartenz di Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Sabtu (1/3/2025), karena terserang hipotermia.

Tiga pendaki lain yang juga mengalami hipotermia selamat. Pemandu dan pendaki lain melakukan pendakian bolak-balik untuk menyelamatkan mereka.

Dua pendaki yang tewas itu merupakan bagian rombongan dari 20 pendaki yang menuju puncak Gunung Cartenz pada Jumat (28/2/2025). Sebanyak 20 pendaki itu terdiri dari lima pemandu, tujuh pendaki dari Indonesia, enam pendaki dari luar negeri, dan dua pendaki dari Taman Nasional Lorentz.

Dalam kronologi yang diungkapkan oleh Indonesia Expeditions sebagai operator pendakian, para pendaki itu kembali ke Basecamp setelah mencapai puncak pada hari yang sama. Pendaki terakhir sampai di puncak pada pukul 14.00 WIT.

Setelah itu, mereka turun. Tetapi, saat melakukan perjalanan turun, cuaca menjadi buruk hujan salju, hujan deras, dan angin kencang.


(msl/fem)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner