Jakarta -
Bangkok selalu jadi destinasi favorit wisatawan mancanegara, termasuk dari Indonesia. Namun, di balik pesona budaya dan kulinernya yang menggoda, ibu kota Thailand ini juga menyimpan jebakan penipuan yang kerap menyasar turis.
Jebakan yang menjerat wisatawan itu mulai dari penipuan permata hingga polisi palsu hingga penipuan argo taksi dan bahkan polisi palsu.
Sebelum liburan ke sana, ada baiknya kamu membawa artikel ini agar bisa berhati-hati selama berada di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirangkum dari DW News pada Senin (14/4/2025), berikut tujuh penipuan yang biasanya dialami oleh turis.
1. Penipuan Permata
Jika kamu pernah ke Bangkok, kamu pasti tahu bahwa kota ini terkenal dengan pasar perhiasannya yang ramai. Namun, tidak semua yang berkilau adalah emas.
Salah satu penipuan paling cerdik di kota ini berkisar pada industri ini. Penipuan ini disebut penipuan permata, dan ini adalah kelas master dalam manipulasi dan penipuan.
Begini cara kerjanya: Kamu akan didekati oleh penduduk setempat yang ramah (sering kali menyamar sebagai sesama turis atau pelajar) yang akan memulai percakapan dengan Anda. Mereka akan menyebutkan penjualan permata yang disponsori pemerintah yang kebetulan berakhir hari ini.
Karena gembira dengan prospek membeli batu mulia dengan harga yang jauh lebih murah dari harga normal, wisatawan kemudian diarahkan ke toko perhiasan yang disebut "dikelola pemerintah" tempat mereka membeli permata dengan harga yang mereka yakini sebagai harga diskon.
Namun, seperti yang diketahui banyak orang terlambat, permata ini sering kali terlalu mahal dan berkualitas rendah, atau bahkan sepenuhnya palsu.
Jadi, saat menjelajahi pasar perhiasan berwarna-warni di Bangkok, ingatlah aturan emas ini: Jika sesuatu terlihat terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, kemungkinan besar itu penipuan.
2. Penipuan tuk-tuk
Tuk-tuk adalah moda transportasi populer di Bangkok, yang menawarkan nuansa kehidupan lokal yang autentik. Namun, ada kendala, beberapa pengemudi menggunakannya sebagai kedok untuk melakukan penipuan.
Biasanya, saat turis minta diantar ke suatu tempat wisata ikonik, paling sering Grand Palace, mereka akan berkata bahwa tempat itu tutup untuk upacara keagamaan. Melihat kekecewaan turis, mereka akan menawarkan tur ke sejumlah tempat wisata dengan harga diskon.
Alih-alih membawa turis ke tempat wisata populer, tuk-tuk biasanya membawa pengunjung ke toko-toko untuk berbelanja. Parahnya lagi, harga tur akan melonjak tak sesuai perjanjian.
3. Penipuan Grand Palace
Seperti yang disebutkan di atas, turis kerap ditipu saat tiba di Grand Palace. Orang-orang yang tidak bertanggung jawab sering berkeliaran di sekitar pintu masuk dan memberi tahu wisatawan yang tidak menaruh curiga bahwa Istana ditutup karena berbagai alasan hari libur nasional, upacara keagamaan, atau bahkan pembersihan.
Kenyataannya, Grand Palace hanya menutup pintunya untuk umum tiga kali dalam seluruh sejarahnya selama 238 tahun. Setiap kali ditutup untuk pemakaman kerajaan.
Jika kamu menemukan klaim penutupan yang tidak terduga, tetaplah teguh pada pendirian dan bersikeraslah untuk memeriksanya sendiri. Sering kali, kamu akan menemukan bahwa gerbang istana terbuka lebar dan siap menyambut pengunjung.
4. Penipuan makanan burung
Pecinta hewan, waspadalah. Salah satu penipuan yang tidak terduga, tetapi cerdik, melibatkan segenggam makanan burung.
Saat berjalan-jalan di taman atau di sekitar kuil di Bangkok, kamu mungkin menjumpai penduduk setempat yang menjual sekantong kecil makanan burung. Mereka sering kali menawarkan sekantong kecil dan melepaskan burung-burung untuk mendapatkan keberuntungan.
Penipuan ini tampaknya cukup tidak berbahaya sampai mereka meminta harga yang sangat tinggi untuk makanan burung.
Untuk menghindari tertipu oleh malapetaka ini, pastikan untuk menyepakati harga sebelum kamu menerima tawaran mereka. Lebih baik lagi, hindari terlibat dengan penjual ini sama sekali.
5. Penipuan penduduk lokal
Penduduk lokal di Bangkok dikenal dengan kehangatan dan keramahtamahannya. Namun, terkadang hal ini dapat dimanfaatkan oleh para penipu.
Biasanya 'orang lokal' ini akan mengajak turis ngobrol. Ia terlihat tertarik dengan cerita perjalanan kamu dan menyarankan untuk datang ke toko milik 'temannya.
Sesampainya kamu di sana, pramuniaga akan mulai agresif untuk menawarkan harga yang sangat mahal. Lagi-lagi, kamu akan masuk jerat harimau dan sulit untuk keluar dari sana tanpa membeli satu barang.
6. Penipuan argo taksi
Naik taksi bisa jadi cara termudah untuk berkeliling Bangkok, tetapi di sinilah turis menjadi korban penipuan argo yang dicurangi.
Beberapa pengemudi taksi di kota itu merusak argo mereka sehingga tarifnya naik lebih cepat dari seharusnya. Ini berarti kamu bisa membayar dua kali lipat atau bahkan tiga kali lipat dari tarif sebenarnya tanpa menyadarinya.
Untuk menghindarinya, selalu gunakan layanan taksi yang memiliki reputasi baik, atau mintalah pengemudi menggunakan argo sebelum memulai perjalanan Anda. Lebih baik lagi, gunakan aplikasi pemesanan kendaraan yang tarifnya ditetapkan dan dilacak melalui GPS untuk perjalanan yang bebas repot dan adil.
7) Penipuan polisi palsu
Penipuan yang paling meresahkan melibatkan individu yang menyamar sebagai petugas penegak hukum.
'Polisi palsu' ini mendekati wisatawan dengan dalih pemeriksaan paspor acak atau penggeledahan narkoba. Mereka kemudian mengaku menemukan 'masalah' yang hanya dapat diselesaikan dengan membayar denda langsung.
Selalu ingat, polisi sungguhan di Thailand tidak melakukan pemeriksaan acak di jalan atau meminta denda di tempat.
Jika Anda didekati oleh seseorang yang mengaku sebagai polisi, bersikeraslah untuk pergi ke kantor polisi terdekat sebelum melanjutkan pemeriksaan atau diskusi apa pun.
(bnl/fem)