Tak Ada Subsidi dari Kemenhub, Trans Metro Dewata Bali Setop Beroperasi

1 month ago 34

Jakarta -

Bus Raya Terpadu Trans Metro Dewata (TMD) resmi berhenti beroperasi di Bali. Pengelola kesulitan memenuhi biaya operasional.

Pernyataan itu secara resmi disampaikan melalui unggahan Instagram @transmetrodewata, Rabu (1/1/2025).

"Mulai 1 Januari 2025, layanan Trans Metro Dewata secara resmi akan berhenti beroperasi. Selama beroperasi, Trans Metro Dewata telah menjadi salah satu pilihan transportasi publik yang mendukung mobilitas masyarakat Bali," tulis Trans Metro Dewata dikutip melalui Instagram yang berjudul Kabar Penting: Mulai 1 Januari 2025, layanan Trans Metro Dewata secara resmi akan berhenti beroperasi.⁣

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Instagram]


"Selama beroperasi, Trans Metro Dewata telah menjadi salah satu pilihan transportasi publik yang mendukung mobilitas masyarakat Bali, terutama di kawasan Denpasar dan sekitarnya. Keputusan ini tentu mengejutkan banyak pihak, terutama bagi mereka yang mengandalkan bus ini untuk aktivitas sehari-hari.," begitulah keterangan dalam unggahan video itu.

"Bagi banyak orang, Trans Metro Dewata bukan hanya sekadar alat transportasi, tetapi juga bagian dari usaha mendorong gaya hidup ramah lingkungan dan mengurangi kemacetan di Bali. Kini, pertanyaan besar muncul: apa langkah selanjutnya dalam pengelolaan transportasi publik di Bali? Akankah ada solusi baru yang lebih efektif dan berkelanjutan?⁣" keterangan ditambahkan.

Beragam komentar membalas unggahan itu. Sebagian besar menyayangkan keputusan tersebut.

"Kenapa mendadak begini ?¿ ...kementerian perhubungan harusnya mengkaji ulang ....kita masyarakat gol menengah kebawah kehilangan," kata salah satu komentator.

"Walau ada kendaraan pribadi tp selama bisa pakai TMD, pilih TMD krn macet di Ubud bikin gak waras. Lebih nyaman pakai TMD krn bisa real-time tracking armadanya, di bis bisa sambil kerja atau baca buku, terjangkau jg tiketnya. Kalau PemProv & PemKot/PemKab serta DisHub tdk melanjutkan TMD dgn kualitas yg sama, perkembangan di Bali mundur 10 tahun. Daerah maju mana yg gak punya transum?" tulis yang lain.

"Loh. Trus aku ke kantor naik apa? Pdhal aku nekat pindah tabanan krn ada bis ini. Pemerintah mengecewakan. Yg ada sekarang bakal makin macet lah. Katanya mw ngurangin kemacetan. Tpi transportasi publik di stop. Ga abis pikir sama pemerintah," yang lain berkomentar.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bali, I Gusti Wayan Samsi Gunarta, membenarkan terjadi penghentian operasi TMD. Dia mengatakan penghentian operasional itu karena tidak ada lagi subsidi untuk operasional bus TMD pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

Ya, bus TMD itu beroperasi dengan subsidi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sejak 2020.

"Iya, betul (dihentikan). Penyebabnya adalah tidak adanya kejelasan support anggaran lagi dari Kementerian Perhubungan," kata Samsi seperti dikutip dari detikBali, Kamis (2/1).

Saat ini, Dishub Provinsi Bali masih bernegosiasi dengan Kemenhub agar tetap dapat memberikan alokasi bagi TMD hingga operasional layanan bus ini bisa diambil alih sepenuhnya oleh Pemerintah Provinsi Bali.

"Kami sedang mempersiapkan langkah-langkah penanganan sementara sampai adanya kejelasan operasional Trans Metro Dewata ini. Hand over (ambil alih) dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan kemampuan fiskal," ujarnya.

Pemerintah Provinsi Bali telah menganggarkan pembelian layanan untuk satu koridor pada APBD 2025. Namun, diperlukan waktu untuk aspek-aspek lainnya, seperti kelembagaan, pendanaan, dan kapasitas. Itu sesuai dengan yang amanat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2014 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2023 tentang Pungutan Bagi Wisatawan Asing.

"Diperlukan anggaran sekitar Rp 80 miliar per tahun untuk komponen pembiayaan yang beragam, misalnya operasional dan manajemen koridor," kata Samsi.

TMD resmi beroperasi sejak 7 September 2020 sebagai salah satu program Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dengan PT Satria Trans Jaya sebagai operator layanan. Selama operasionalnya, TMD melayani 6 koridor di wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita).

Sementara itu, Manajer Operasional Trans Metro Dewata Ida Bagus Eka Budi berharap berhentinya layanan bus TMD ini hanya sementara.

"Semoga sementara. Besok di Ubung pimpinan akan berikan briefing ke seluruh karyawan dan informasi layanan Teman Bus kepada komunitas," kata Budi.

Keputusan penghentian layanan TMD turut mengejutkan masyarakat, terutama yang mengandalkan TMD untuk beraktivitas. Muncul petisi bertajuk "Lanjutkan Operasional Bus Trans Metro Dewata Sebagai Transportasi Publik di Bali" di laman change.org. Hingga tanggal 1 Januari 2025, sudah ada 6.063 orang yang menandatangani petisi daring tersebut.

"Kami para pengguna layanan transportasi publik, dalam hal ini bus Trans Metro Dewata amat keberatan jika pada tahun 2025 operasional bus dihentikan. Tidak semua warga memiliki kendaraan bermotor, tidak semua wisatawan punya uang berlebih untuk sewa kendaraan saat berwisata di Bali," tulis Dyah Rosalina, inisiator dari petisi tersebut.


(fem/fem)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner