Petualangan ke Wisata Religi Masjid Sunan Ampel di Akhir Tahun

1 month ago 43

Surabaya -

Liburan akhir tahun, manfaatkan dengan berkunjung ke destinasi wisata religi Masjid Sunan Ampel yang begitu ikonik dan bersejarah di Surabaya.

Surabaya tengah hari. Matahari bersinar terik, mengintimidasi siapa saja yang mencoba keluar dari kenyamanan ruang ber-AC.

Namun, rasa penasaran yang terus menggelitik pikiran saya tak tertahankan. Masjid Sunan Ampel, salah satu peninggalan Wali Songo yang sarat sejarah, menjadi tujuan yang memanggil saya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di antara keraguan untuk pergi sendiri atau mengajak teman, akhirnya saya memutuskan membawa beberapa teman. Kami sepakat, perjalanan akan lebih seru jika dilakukan bersama-sama.

Setelah berkumpul di sebuah titik, kami pun melaju menuju kawasan Ampel. Perjalanan terasa menyenangkan meski panas siang hari menyerang tanpa ampun. Begitu tiba di kawasan Ampel, suasana yang kami temui sangat khas.

Hiruk pikuk para pedagang di sepanjang jalan menuju masjid menciptakan semacam harmoni tersendiri. Aroma rempah, kain-kain warna-warni, dan suara tawar-menawar memenuhi udara.

Saya memutuskan membeli sebuah baju di salah satu kios, berpikir untuk menggantinya nanti agar lebih nyaman. Langkah kami akhirnya membawa kami ke pelataran Masjid Sunan Ampel.

Masjid ini berdiri megah dengan arsitektur yang memadukan nuansa Timur Tengah dan Jawa. Pilar-pilar kayu kokoh menopang atapnya yang indah, sementara ornamen khas Islam terpahat dengan detail yang memukau.

Sejenak, saya terpaku, membayangkan betapa berartinya tempat ini bagi para peziarah yang datang dari berbagai penjuru. Saat itu waktu Ashar tiba, dan kami memutuskan untuk melaksanakan salat.

Tak disangka, kami berhasil mendapatkan tempat di saf pertama, tepat di belakang imam. Pengalaman ini begitu spesial, memberikan kedekatan spiritual yang sulit digambarkan dengan kata-kata.

Selesai salat, saya mengganti baju baru yang tadi dibeli. Rasanya segar dan nyaman. Setelah itu, kami mencari tempat ngopi untuk sejenak bersantai. Obrolan ringan mewarnai sore itu, hingga saya bertanya kepada seorang teman tentang makam di sekitar masjid.

Ternyata, makam Sunan Ampel berada di kawasan yang sama dan selalu dipadati peziarah. Rasa penasaran membawa kami melangkah menuju area makam.

Sepanjang perjalanan, saya tak lupa mengabadikan momen dengan kamera. Suasananya cukup ramai, namun uniknya, begitu saya mendekat ke area makam, orang-orang seolah memberi jalan.

Tanpa sadar, saya berada di barisan terdepan. Momen ini terasa begitu magis, seperti ada energi yang membawa saya lebih dekat ke tempat bersejarah ini.

Di depan makam, saya berdoa dengan khusyuk untuk Sunan Ampel, salah satu tokoh yang berjasa besar dalam penyebaran Islam di Nusantara.

Usai berdoa, perhatian saya tertuju pada sebuah kendi yang dikelilingi banyak orang. Ternyata, kendi itu berisi air yang dapat diminum.

Saya sempat ragu dan bertanya kepada seseorang di dekat saya, "Ini bisa diminum?" Jawabannya membuat saya lega: bisa, asalkan mencuci sendiri. Haus yang mendera membuat saya mencoba air tersebut, dan rasanya sungguh menyegarkan.

Pengalaman sederhana ini meninggalkan kesan mendalam di hati saya. Setelah selesai berziarah, kami kembali ke halaman masjid. Langit mulai mendung, dan tak lama kemudian hujan turun dengan derasnya.

Beruntung, kami menemukan taksi untuk mengantar pulang. Dalam perjalanan, sopir taksi merekomendasikan sebuah tempat makan unik: Rawon Kalkulator. Nama yang tak biasa ini langsung menarik perhatian kami, dan tanpa pikir panjang, kami setuju untuk mencobanya.

Rawon Kalkulator berada di kawasan Taman Bungkul. Begitu tiba, suasananya ramai, namun penuh kehangatan. Nama "kalkulator" ternyata berasal dari kecepatan pelayan menghitung total harga makanan tanpa bantuan alat hitung.

Saya memesan seporsi rawon lengkap dengan telur asin dan nasi hangat. Kuah hitam pekat yang kaya rempah langsung menggugah selera.

Suapan pertama membuktikan bahwa rekomendasi sopir taksi benar-benar jitu. Rasanya luar biasa lezat, menyempurnakan hari panjang kami.

Malam itu, kami pulang dengan perut kenyang dan hati puas. Petualangan ke Masjid Sunan Ampel memberikan pengalaman yang bukan hanya spiritual, tetapi juga budaya dan kuliner yang tak terlupakan.

Surabaya, dengan segala keunikan dan sejarahnya, benar-benar kota yang pantas dijelajahi lebih dalam. Hari itu menjadi salah satu kenangan terbaik dalam hidup saya.

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner