Koala Tersisa 250 Ribu Ekor, Tiap Tahun Ditabrak Mobil 150 Ekor

3 days ago 7

Queensland -

Hewan endemik koala jadi spesies terancam punah yang mendapat perhatian penuh di Australia. Meski dilindungi, jumlah hewan ini terus terus menurun di alam liar.

Dilansir dari Independent UK pada Rabu (13/11/2024), koala menjadi korban tabrak kendaraan di sepanjang jalan 50 km Peak Downs Highway, yang menghubungkan Mackay dengan wilayah pertambangan batu bara Bowen Basin.

Sekitar 145 ekor koala ditabrak di sepanjang jalan ini pada tahun 2023, sementara di tempat lain rata-rata 350 ekor, menurut para peneliti dari Central Queensland University. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, angka ini terus naik, rata-rata 150 ekor ditabrak dalam setahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koala adalah marsupial yang terancam punah yang berasal dari Australia dan hanya tinggal 100.000-250.000 ekor yang tersisa sekarang, menurut Program Pemantauan Koala Nasional negara tersebut.

Selain kematian akibat tabrakan di jalan raya, koala juga menghadapi ancaman seperti serangan anjing, penyakit Chlamydia, kebakaran hutan, hilangnya habitat dan fragmentasi. Namun, kematian di jalan raya merupakan penyebab utama penurunan populasi yang paling cepat.

Analisis terbaru menemukan bahwa lebih dari 80 persen koala yang tertabrak kendaraan yang melaju kencang di Peak Downs Highway mati karenanya.

"Kami menemukan bahwa distribusi spasial kecelakaan ini sesuai dengan pola acak di sepanjang ruas jalan ini," demikian catatan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Animals.

Kehomogenan relatif vegetasi di seluruh lanskap khusus ini dapat menyebabkan koala tidak berkonsentrasi di titik penyeberangan tertentu, kata para peneliti.

"Ada jumlah koala yang sangat banyak yang tertabrak dan terbunuh oleh kendaraan setiap tahun di ruas jalan yang relatif pendek ini, tanpa ada tanda-tanda pengurangan," kata Rolf Schlagloth, salah satu penulis penelitian tersebut.

Mereka menyerukan agar habitat koala berkualitas tinggi dihindari untuk infrastruktur jalan raya.

"Sayangnya, koala-koala ini tidak menerima perlindungan yang cukup dari Pemerintah," kata peneliti Universitas Griffith Douglas Kerlin.

"Di Queensland, koala memliki status sebagai 'terancam punah' berdasarkan Undang-Undang Konservasi Alam, tetapi kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Negara Bagian saat ini difokuskan pada populasi di Queensland Tenggara, sementara koala di tempat-tempat seperti Queensland Tengah sebagian besar diabaikan," kata Dr. Kerlin.

Dalam jangka pendek, para ilmuwan mengatakan bahwa pemasangan kembali infrastruktur pelindung seperti jembatan untuk memisahkan lalu lintas dan satwa liar dapat membantu mengurangi kematian akibat tertabrak.

"Kami telah memantau tiga jembatan yang telah dipasang kembali dengan bagian pendek pagar penghalang/pengalihan satwa liar untuk mendorong koala (dan satwa liar lainnya) lewat di bawah jalan daripada mengambil risiko menyeberang jalan dengan benar," kata Dr. Schlagloth.

Pagar penghalang satwa liar juga dapat membantu menjauhkan koala dari bentangan jalan tertentu, kata para peneliti, tetapi infrastruktur tersebut tidak ditemukan untuk memfasilitasi penyeberangan koala di bawah jalan raya Peak Downs.

Ia juga menambahkan edukasi peningkatan perhatian dan kesadaran pengemudi tentang potensi koala berada di jalan tertentu juga dapat mengurangi kematian.

"Visibilitas pengemudi juga merupakan faktor yang berkontribusi. Kami tahu bahwa semakin baik atau tinggi visibilitas pengemudi, semakin kecil kemungkinan terjadinya tabrakan kendaraan koala," kata Dr. Schlagloth.

Dalam dunia pariwisata Australia, koala menjadi salah satu atraksi paling laris bagi turis. Dulu sempat ada atraksi memeluk koala untuk turis di beberapa kebun binatang yang mengundang kontroversi.

Namun kegiatan itu dihentikan sepenuhnya pada Juli di Lone Pine Koala Sanctuary Brisbane, sebuah taman konservasi yang dibuka sejak tahun 1927.

Suaka margasatwa itu mengeluarkan pernyataan bahwa pihaknya telah melarang para tamu untuk memegang atau memeluk koala sejak Juli ini. Itu mereka lakukan untuk memenuhi permintaan publik dan pengalaman yang lebih mendidik.

"Keputusan ini diambil sebagai tanggapan atas umpan balik pengunjung yang semakin kuat, yang ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan koala di suaka margasatwa dan tim perawatan satwa liar yang penuh semangat, tanpa harus memegangnya," demikian bunyi pernyataan tersebut.

Adapun pengalaman memeluk koala telah ilegal di negara bagian lain di Australia, termasuk New South Wales, Victoria, Northern Territory, dan Tasmania sejak beberapa tahun ke belakang.

Kendati terlihat begitu menggemaskan, koala sejatinya adalah binatang yang penyendiri. Memegangnya atau bahkan memeluknya dalam waktu yang lama disebut dapat menyebabkan stres.


(bnl/fem)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner