Jakarta -
Asosiasi Maskapai Penerbangan Asia Pasifik (AAPA) memperkirakan industri penerbangan masih terganggu dalam melakukan pembaruan armada, imbas dari gangguan rantai pasokan dan keterlambatan pengiriman pesawat.
"Ekonomi global diperkirakan tumbuh sebesar 3,2% tahun ini dan tahun 2025, yang mendukung ekspansi di pasar perjalanan dan kargo udara. Namun, hal ini dapat terganggu oleh ketidakpastian yang berasal dari meningkatnya risiko geopolitik dan meningkatnya proteksionisme perdagangan. Meskipun penurunan harga bahan bakar jet secara keseluruhan tahun ini telah membantu meredam kenaikan biaya, maskapai penerbangan terus menghadapi tantangan dalam pembaruan armada dan pertumbuhan jaringan, karena gangguan rantai pasokan yang berkelanjutan dan keterlambatan pengiriman pesawat," ujar Direktur Jenderal Asosiasi Maskapai Penerbangan Asia Pasifik (AAPA) Subhas Menon.
Penambahan armada diperlukan mengingat permintaan konsumen untuk perjalanan udara yang makin meningkat. Angka lalu lintas penerbangan di Asia Pasifik pada awal September 2024 menunjukkan pertumbuhan yang sehat di pasar penumpang udara dan kargo internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maskapai penerbangan di kawasan ini mencatat pertumbuhan 18,8% tahun-ke-tahun dalam jumlah penumpang internasional yang diangkut hingga total gabungan 29,2 juta pada bulan September. Volume lalu lintas rata-rata mencapai 97,5% pada bulan yang sama di tahun 2019.
Permintaan yang diukur dalam pendapatan penumpang kilometer mencatat peningkatan 19,3% tahun-ke-tahun, yang mencerminkan kekuatan di pasar perjalanan jarak jauh. Faktor beban penumpang internasional rata-rata naik tipis 0,4 poin persentase menjadi 80,5% pada bulan September, menyusul ekspansi 18,7% dalam kapasitas kursi yang tersedia.
Permintaan kargo udara tetap tangguh menjelang musim perayaan akhir tahun meskipun terjadi perlambatan di sektor manufaktur global yang lebih luas. Permintaan kargo udara internasional yang diukur dalam kilometer tonase barang (FTK) tumbuh sebesar 8,9% tahun-ke-tahun pada bulan September.
Setelah memperhitungkan peningkatan 9,4% dalam kapasitas angkutan yang ditawarkan, faktor muatan angkutan internasional rata-rata menurun sedikit, sebesar 0,3 poin persentase menjadi 60,2% untuk bulan tersebut.
"Maskapai penerbangan Asia telah melihat pertumbuhan yang kuat di pasar perjalanan tahun ini. Permintaan untuk liburan tetap tinggi, mendorong peningkatan kedatangan wisatawan di seluruh wilayah. Sementara itu, perjalanan bisnis didukung oleh pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut," ujar Menon.
"Secara keseluruhan, selama sembilan bulan pertama tahun ini, jumlah penumpang internasional yang diangkut oleh maskapai penerbangan Asia Pasifik naik sebesar 34% menjadi total agregat 269 juta, sementara permintaan kargo udara internasional mencatat peningkatan sebesar 14% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," imbuhnya.
Lion Air jadi Anggota AAPA
Sementara itu, Lion Air Indonesia mulai hari ini sudah resmi menjadi anggota AAPA. Lion Air adalah maskapai penerbangan swasta terbesar di Indonesia dan maskapai penerbangan berbiaya rendah terbesar di Asia Tenggara.
"Kami sangat senang menyambut Lion Air sebagai anggota AAPA. Dengan kehadiran Lion Air yang kuat di segmen perjalanan udara berbiaya rendah, tonggak penting ini mencerminkan keberagaman keanggotaan Asosiasi dan memperkuat perannya sebagai suara maskapai penerbangan internasional di kawasan Asia Pasifik, terlepas dari model bisnisnya. Berbagi praktik dan pengalaman terbaik seperti yang kita lakukan, akan membuat industri ini lebih tangguh serta memastikan pertumbuhannya yang aman dan berkelanjutan," kata Subhas Menon.
Didirikan pada tahun 1999, Lion Air saat ini mengoperasikan layanan udara internasional dan domestik yang menghubungkan berbagai kota di Indonesia ke Singapura, Malaysia, Thailand, Australia, Tiongkok, Jepang, Korea, India, Pakistan, Uzbekistan, Arab Saudi, dan banyak lagi.
"Lion Air gembira menjadi anggota AAPA. Dengan konektivitasnya yang sangat baik di seluruh Indonesia dan jaringan tujuan internasional yang terus berkembang, Lion Air berkomitmen untuk memperluas aksesibilitas ke berbagai wilayah di Indonesia, dan memainkan peran penting dalam mendukung pembangunan ekonomi dan sosial negara ini. Lion Air berharap dapat bekerja sama dengan anggota AAPA lainnya dan memainkan perannya dalam keberhasilan berkelanjutan sektor transportasi udara Asia Pasifik," ujar Presiden Direktur Lion Air Rudy Lumingkewas.
(ddn/wsw)