Ketulusan Hati Itu Bernama Cornelis Chastelein

1 month ago 29

Depok -

Cornelis Chastelein bisa jadi terdengar asing bagi sebagian orang Depok, namun di kota itu pula nama tersebut memiliki peran penting. Darinya muncul sebutan belanda Depok, dia juga simbol ketulusan hati.

Sebagai pejabat VOC yang egaliter dengan mengutamakan kesetaraan, Chastelein memiliki prinsip yang amat jauh dari semena-mena dan memandang rendah pribumi. Dia memang memiliki budak, namun dipekerjakan, bukan hanya diperas tenaganya.

Dalam mencari tahu ketulusan dan kebaikan hati seorang Chastelein, detikTravel beberapa waktu lalu mendatangi Yayasan LembagaCornelisChastelein (YLCC), yayasan yang didirikan pada 4 Agustus 1952, oleh perkumpulan dari 12 marga Kaoem Belanda Depok, dan bertemu dengan Boy Loen yang merupakan Koordinator Bidang Sejarah YLCC.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu bisa dibuktikan kemurnian niat Cornelis Chastelein itu adalah selain dia membebaskan budak-budaknya, memberikan warisan tanah Depok yang sebegitu luasnya. Dia juga orang pertama di dunia yang mewariskan tanahnya seluas 12 hektar sebagai hutan lindung dan hutan untuk menjaga ekologi Depoknya itu, yang kita kenal sebagai Taman Hutan Raya Depok," kata Boy.

"Nah kemudian, dia itu memperlakukan 150 budak-budaknya tidak seperti sistem perbudakan di tempat lain. Dia memperlakukan mereka itu sebagai anak angkatnya, oleh karena itu ketika mereka dibebaskan, mereka menjadi anak angkat dari seorang Belanda," dia menambahkan.

Prasasti Cornelis ChasteleinPrasasti Cornelis Chastelein (Pradita Utama/detikcom)

Dari situlah ke-150 budak Chastelein memiliki kedudukan hukum yang setara dengan orang Belanda dan juga Chastelein. Di masa itu Boy mengatakan, budak adalah serendah-rendahnya kedudukan sosial di masyarakat.

"Padahal waktu itu hirarki hukum kan kita kenal kelas 1, kelas 2, kelas 3, kelas 4. Jadi wah bukan main, kemudian mereka memiliki warisan tanah yang sedemikian luasnya," ujar Boy.

Boy mengatakan dari omongan Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Bondan Kanumoyoso, bahwa Chastelein adalah satu-satunya orang yang memiliki lompatan pemikiran yang bahkan melampaui abad sekarang.

Bahwasannya dengan tulus Chastelein membebaskan 150 budaknya dan memberikan pengetahuan yang layak kepada mereka. Sementara di perkembangan dunia masa lampau dan terkini, tak ada tuan tanah yang memiliki sifat seperti Chastelein.

"Jadi saya katakan itu bahwa memang Chastelein setulus itu. Jadi bahkan ketika dia tinggal di Depok juga ia memiliki rumah yang dekat dengan para budak-budaknya, nah itu bisa saya sebut adalah bukti ketulusan Chastelein," kata dia.

Seperti yang ia ceritakan, Chastelein sebelum membawa 150 budaknya ke Depok. Para budak tersebut ia tugaskan untuk mengelola lahan perkebunan di wilayah Batavia, kemudian hingga mulailah Chastelein menggarap lahannya di wilayah Depok.

Kebaikan hati seorang Chastelein juga tergambar dari penuturan yang diceritakan Boy pada konteks ini. Boy menyatakan bahwa Chastelein tidak mengusir penduduk pendatang yang membuka perkebunan mereka di tanah milik Chastelein.

Malahan Chastelein membiarkan mereka untuk melanjutkan aktivitasnya dan hanya memperingatkan beberapa hal mulai dari jangan mencuri binatang produktif seperti sapi dan kerbau hingga membagi hasil kebun mereka.

"Jadi Chastelein tidak usir mereka karena itu untuk kehidupan mereka juga. Tadi saya sudah katakan, dia itu punya hati yang tulus, oleh karenanya dia katakan 'silahkan kalian menggarap tanah saya ini boleh, tetapi persyaratannya jangan ada yang mencuri hewan-hewan' yang pada waktu itu menjadi saran produktif," ujar Boy.


(upd/wsw)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner