Jelang Nataru, Harga Jual Cabai di Kota Bandung Sentuh Rp 100 Ribu per Kilogram

19 hours ago 3

Liputan6.com, Bandung - Menjelang Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru 2025/2026) harga jual komoditas cabai di pasar tradisional Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar) sempat menyentuh Rp 100 ribu per kilogram.

Menurut Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung Ronny A. Nurudin, kenaikan harga cabai khususnya cabai rawit domba yang sempat mencapai Rp 100 per kilogram itu dipengaruhi oleh faktor cuaca.

"Komoditas lain masih dalam batas wajar. Telur ayam di kisaran Rp30 ribu–Rp32 ribu per kilogram, daging ayam sekitar Rp40 ribu–Rp42 ribu per kilogram, dan beras masih normal," ujar Ronny dalam keterangannya ditulis Bandung, Rabu (17/12/2025).

Dia menegaskan, meski terjadi kenaikan harga jual dan pengaruh cuaca, pasokan untuk pasar maupun kebutuhan MBG tetap aman karena distribusi langsung dari penyuplai dan stok distributor masih mencukupi.

"Selama stok aman dan distribusi lancar, insyaallah tidak akan terlalu mempengaruhi harga. Yang paling berpotensi fluktuatif memang cabai," kata Ronny.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung Samiran menjelaskan, kenaikan harga paling signifikan terjadi pada komoditas cabai. Berdasarkan pemantauan di sejumlah pasar dari Relatif Harga (RH) cabai mengalami kenaikan sekitar 10 persen dibandingkan harga normal.

"Cabai memang paling fluktuatif. Kalau harganya di atas indeks tertentu, langsung kami pantau karena rawan kenaikan," ungkap Samiran.

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan memastikan harga dan ketersediaan kebutuhan pokok di Kota Bandung masih dalam kondisi aman dan terkendali. Hal tersebut disampaikannya saat mengunjungi Pasar Kosambi, Selasa 16 Desember 2025.

Menurut dia, secara rerata harga di Pasar Kosambi masih sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET). Harga kebutuhan pokok utama juga masih dalam batas wajar.

"Sejauh ini saya melihat harga beras, minyak goreng, daging sapi, daging ayam, dan telur ayam masih baik. Suplai minyak goreng juga sangat bagus. Alhamdulillah," ucap Farhan dalam siaran medianya.

Jika di sejumlah daerah harga cabai dan sayur mayur mengalami kenaikan, bagaimana dengan Jakarta? Guna memantau sudah ada rekan Auriga Agustina di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Wali Kota Bandung Farhan Pastikan Suplai Tetap Terjaga

Farhan mengakui terdapat kenaikan harga pada beberapa komoditas yang dipicu oleh meningkatnya permintaan.

Namun Farhan memastikan, penyaluran bahan pangan untuk program MBG yang langsung berasal dari penyuplai tidak mengganggu pasokan kebutuhan masyarakat sehari-hari di pasar.

"Artinya ada peningkatan volume suplai yang cukup baik. Hampir semua harga memang naik sedikit, tapi masih dalam jangkauan yang bisa diperkirakan," kata Farhan.

Terkait potensi kenaikan harga mendatang, Farhan berharap kondisi cuaca ekstrem telah berlalu sehingga tidak mengganggu masa panen cabai dan bawang merah hingga sayuran lainnya.

"Sayuran sangat bergantung pada cuaca. Mudah-mudahan stok tetap terjaga," sebut Farhan.

Sementara itu, Pemimpin Cabang Bulog Bandung, Ashville Nusa Pananta mengungkapkan, stok beras di Kota Bandung relatif aman.

Saat ini, Bulog memiliki cadangan sekitar 21.000 ton beras yang diperkirakan cukup untuk kebutuhan enam bulan ke depan.

"Untuk minyak goreng stoknya juga cukup banyak. Namun sebagian dialokasikan untuk bantuan sosial hingga akhir tahun," jelas Farhan.

Harga Jual Empat Kepokmas di Jabar Tak Menentu

Sebelumnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyebutkan harga jual empat kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) menjelang Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru 2025/2026) tidak menentu.

Menurut Kepala Disperindag Provinsi Jabar Nining Yuliastiani, empat kepokmas secara rekam jejak harganya selalu tidak menentu jelang hari raya dan hari besar tersebut seperti bawang merah, cabai, minyak goreng, daging ayam ras dan telur ayam ras.

"Khusus untuk daging ayam ras dan telur ayam ras, posisi Jawa Barat saat ini surplus. Dalam tata niaga, Jabar bahkan menjadi pemasok bagi provinsi lain seperti Jakarta, meskipun ada juga pasokan silang dari wilayah lain," ujar Nining dalam keterangannya ditulis Bandung, Sabtu 13 Desember 2024.

"Yang kami cermati saat ini adalah koordinasi agar kebutuhan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang memanfaatkan komoditas ini secara harian tetap terpenuhi tanpa mengganggu stok pasar," sambung dia.

Nining mengaku secara umum persediaan stok kepokmas aman, namun berbagai langkah antisipasi dan mitigasi tetap dilakukan untuk menjaga stabilitas harga dan kelancaran distribusi.

Nining menyebut untuk meredam potensi lonjakan harga dan memastikan daya beli masyarakat terjaga, otoritasnya telah menyiapkan serangkaian intervensi konkret.

"Pertama, terkait komoditas beras, Pemdaprov Jabar bekerjasama dengan Bulog menyalurkan Beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) kualitas medium. Beras ini dapat diakses masyarakat di pasar rakyat, ritel modern, hingga outlet pangan Pemda dengan harga sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi) senilai Rp62.500 per 5 kilogram," kata Nining.

Mitigasi Cuaca dan Kelancaran Distribusi

Langkah selanjutnya yakni pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) akan digelar secara masif sebanyak 300 kali sepanjang bulan Desember ini, melibatkan kolaborasi APBN, APBD provinsi, kabupaten, kota, dan pihak mandiri.

Selain itu, intervensi strategis lainnya adalah Operasi Pasar Bersubsidi (OPADI). Program ini dilaksanakan di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Jabar dengan memilih kecamatan kriteria daya beli rendah pada minggu ketiga Desember 2025..

"Dalam OPADI, masyarakat mendapatkan paket barang pokok berisi 3 kg beras premium, 1 liter minyak goreng premium, 1 kg gula pasir, dan 1 kg tepung terigu. Harga pasar paket tersebut sekitar Rp96.700, namun disubsidi oleh Pemdaprov Jabar sehingga masyarakat cukup membayar Rp40 ribu per paket. Sasaran kami mencapai 100.447 Penerima Manfaat," jelas Nining.

Sementara untuk komoditas minyak goreng, khususnya Minyakita, distribusi kini diperkuat melalui BUMN Pangan (Bulog dan ID Food) dengan target distribusi minimal 35 persen untuk mempercepat jangkauan ke masyarakat.

Menanggapi kekhawatiran gangguan panen akibat musim hujan, khususnya pada komoditas cabai, Disperindag Jabar telah melakukan optimalisasi penyerapan hasil panen di sentra produksi.

Bulan ini diprediksi terdapat panen cabai merah sekitar 14.496 ton yang tersebar di Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Majalengka, dan Bandung Barat, serta 6.479 ton cabai rawit merah.

"Strateginya adalah mendorong kerja sama antar produsen di hulu, yakni petani andalan, dengan pelaku usaha di hilir. Selain itu, untuk BBM dan LPG, kami berkolaborasi dengan Pertamina guna memperkuat manajemen stok, terutama di area wisata dan wilayah rawan bencana," tutur Nining.

Nining mengimbau masyarakat Provinsi Jabar agar tetap tenang dan tidak melakukan panic buying atau belanja berlebihan.

"Belanjalah sesuai kebutuhan, tidak perlu menimbun. Pemerintah terus melakukan pengawasan terpadu distribusi baik bersama Ditjen PKTN Kementerian Perdagangan maupun Satgas Pangan Polri untuk memastikan ketersediaan stok. Jadilah konsumen yang kritis, berdaya, dan turut mengawasi transaksi perdagangan," ucap Nining.

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner