Hipotermia yang Tewaskan Pendaki Carstensz Pyramid

9 hours ago 4

Jakarta -

Dua pendaki Carstensz Pyramid atau Puncak Jaya di Pegunungan Jayawijaya meninggal dunia karena hipotermia. Mereka menghembuskan napas terakhir di titik tertinggi di dalam kawasan Taman Nasional Lorentz itu.

Dihimpun dari berbagai sumber, Senin (3/3/2025), dua pendaki yang tewas itu dalam perjalanan turun menuju ke Basecamp Yellow Valley di ketinggian 4.200 MDPL di area jurang. Mereka terjebak, didekap cuaca buruk, badai salju, hujan deras dan angin kencang.

Keadaan yang tidak menguntungkan itu membuat pendaki bernama Lilie Wijayanti Poegiono (Mamak Pendaki) dan Elsa Laksono pun tumbang. Mereka tidak bisa beradaptasi lagi dengan perubahan cuaca ekstrem dan gugur di tempat yang begitu tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, apa itu hipotermia yang merenggut nyawa dua pendaki senior itu?

Mengutip Siloam Hospitals, hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh mengalami penurunan secara drastis hingga di bawah 35 derajat Celcius. Di mana suhu normal tubuh manusia adalah sekitar 36-37 derajat Celcius.

Hipotermia umumnya terjadi saat tubuh terpapar suhu yang sangat rendah. Pada kondisi tersebut, tubuh tidak sanggup mengembalikan suhu normalnya karena suhu-suhu internal (suhu organ tubuh) sudah mengalami penurunan terlalu cepat.

Hipotermia adalah kondisi yang perlu ditangani dengan segera. Pasalnya, rendahnya suhu tubuh dapat menyebabkan jantung, sistem saraf, serta organ lainnya tidak dapat bekerja dengan baik, bahkan dapat mengakibatkan kematian.

Penyebab hipotermia

Pada dasarnya, tubuh akan membakar lemak untuk menghasilkan panas saat seseorang berada di suhu yang dingin. Namun, paparan dingin yang terjadi secara terus-menerus dapat mengganggu mekanisme tersebut karena tubuh tidak menghasilkan panas yang cukup.

Beberapa hal yang dapat memicu terjadi hipotermia adalah:

* Berada di lingkungan dengan suhu rendah dalam waktu yang lama
* Mengenakan pakaian basah di cuaca dingin terlalu lama
* Tidak menggunakan pakaian tebal saat cuaca dingin
* Berendam di dalam air dingin terlalu lama. Suhu dingin air dapat menghilangkan panas yang dihasilkan tubuh 25 kali lebih cepat daripada suhu dingin udara
* Terpapar zat beracun
* Penggunaan AC (air conditioner) secara berlebihan
* Mengalami infeksi, seperti sepsis.

Gejala Hipotermia

Gejala hipotermia berbeda-beda, mulai dari gejala ringan, sedang, hingga berat. Berikut masing-masing penjelasannya.

Gejala Hipotermia Ringan (suhu 32-35 derajat Celcius)

Sejumlah gejala hipotermia ringan di antaranya:

* Menggigil dan pucat.
* Mati rasa.
* Napas cepat.
* Mengantuk.
* Takikardia.
* Respon menurun.
* Kulit terasa dingin ketika disentuh.

Gejala Hipotermia Sedang (suhu 28-32 derajat Celcius)

Seseorang dikatakan mengalami hipotermia sedang apabila:

* Kesadaran menurun.
* Napas lambat.
* Inkontinensia urine.
* Penurunan tekanan darah.
* Denyut nadi melambat.
* Berhenti menggigil.

Gejala Hipotermia Berat (suhu di bawah 28 derajat Celcius)

Sementara itu, hipotermia dikatakan berat jika menimbulkan beberapa gejala seperti:
* Tidak memberi respon ketika diberi rangsangan.
* Kaku otot.
* Denyut nadi melambat semakin parah.
* Pernapasan melemah.
* Hilang kesadaran atau henti jantung.

Cara Mengatasi Hipotermia

Penanganan hipotermia tergantung pada tingkat keparahan kondisi pasien. Namun, beberapa langkah pertolongan pertama pada hipotermia adalah sebagai berikut:

* Menangani penderita secara lembut dan seperlunya. Batasi pergerakan serta jangan memijat pasien secara berlebihan karena dapat menyebabkan henti jantung.
* Memastikan pasien dalam kondisi kering. Apabila pakaiannya dalam keadaan basah, usahakan segera melepaskannya agar suhu tubuh tidak semakin menurun.
* Memindahkan pasien ke tempat lebih hangat. Jika sulit memindahkannya, Anda perlu melindungi pasien dari udara dingin sebisa mungkin dan pertahankan posisi tubuh pasien tetap terlentang.
* Memberikan tambahan rasa hangat. Berikan rasa hangat pada pasien menggunakan selimut tebal atau mengompresnya dengan botol berisi air hangat di bagian leher, ketiak, dada, atau pangkal paha. Hindari mengompres kaki dan tangan karena akan memaksa darah dingin kembali mengalir ke otak, jantung, dan paru-paru. Akibatnya suhu inti tubuh kembali menurun drastis.
* Berikan minuman hangat apabila pasien masih dalam keadaan sadar. Cara ini akan membantu mengembalikan panas tubuh yang hilang.
* Memberikan CPR atau resusitasi jantung paru apabila pasien mengalami henti jantung atau henti napas.

Cara Mencegah Hipotermia

Pencegahan hipotermia bisa dilakukan dari menjaga tubuh tetap kering, mengenakan pakaian tebal, hingga mengonsumsi makanan hangat. Beberapa cara mencegah hipotermia di antaranya sebagai berikut:

* Menjaga tubuh tetap kering.
* Mengenakan pakaian tebal dan pendukungnya, seperti syal atau topi saat beraktivitas di luar rumah ketika cuaca dingin.
* Menghindari konsumsi minuman beralkohol dan kafein.
* Menghindari aktivitas fisik yang berat saat suhu sedang sangat dingin.
* Mengonsumsi makanan dan minuman hangat.


(msl/fem)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner