Jakarta -
Desa Ketapanrame, yang menyandang predikat runner-up Desa Brilian 2021 memiliki beragam potensi wisata. Mulai dari wisata alam hingga budaya.
Desa Ketapanrame, yang berada di Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur memiliki hawa sejuk. Desa itu terletak di daerah dataran tinggi 800-1.000 mdpl. Desa wisata ini terdiri dari tiga dusun, yakni Dusun Ketapanrame, Dusun Sukorame, dan Dusun Slepi.
Mengutip website ketapanrame.desa.id pada Minggu (2/3/2025), Desa Ketapanrame memiliki luas sekitar 345.642 hektar. Jarak desa ini ke Ibu Kota Kabupaten Mojokerto sejauh 45 kilometer, sedangkan ke Surabaya sejauh 60 kilometer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah mendapatkan predikat runner-up Desa Brilian pada 2021, Desa Ketapanrame semakin dikenal. Desa itu menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan lokal dan internasional.
Belum lama ini Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, dan Wakil Bupati Mojokerto Dr. H Muhammad Al-Barra mengunjungi desa itu. Muhaimin menilai salah satu keunggulan Desa Ketapanrame adalah kemampuan untuk memberdayakan dan melibatkan masyarakat.
"Desa Brilian Ketapanrame yang dibina oleh BRI adalah salah satu contoh program bahwa inkubasi desa bisa direplikasi oleh desa dan kolaborator lain. Bukan hanya soal kolaborator, kunci pemberdayaan adalah keterlibatan aktif dari masyarakat berupa ketekunan mengikuti pelatihan dan pendampingan. Maka dari itu, saya amat mengapresiasi masyarakat yang semangat mengikuti setiap bentuk program," kata Muhaimin pada 16 Januari.
Pelibatan masyarakat itu termasuk dalam pengelolaan wisata. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tamianingsih dan Deby Febrian Eprilianto dari Universitas Negeri Surabaya pada 2022, masyarakat Desa Ketapanrame yang mengelola langsung wisata di sana, termasuk pengelolaan destinasi wisata, wahana, dan parkir. Dari sektor pariwisata itu, warga desa mendapatkan pendapatan dari mengelola wisata, pembagian deviden saham, dan pemasaran produk UMKM.
Dari situs resmi desa, Desa Ketapanrame berhasil mengantongi pendapatan secara total Rp 3,021 miliar dengan di antaranya Rp 530 juta dari hasil usaha desa.
Pembangunan pariwisata Desa Ketapanrame dimulai sejak 2017. Kini, berbagai objek wisata di desa ini dikelola BUMDes Mutiara Welirang.
Suasana persawahan di Desa Wisata Ketapanrame, Mojokerto, Jawa Timur yang menjadi runner-up Desa Brilian 2021. (Muhammad Mada/Antara)
Dikutip dari detikJatim, pada 2023 sebanyak 900 dari 1.800 rumah tangga di Desa Ketapanrame berkecimpung di pariwisata. Rinciannya, sebanyak 533 rumah tangga menyumbangkan dana untuk modal BUMDes Mutiara Welirang, 100 rumah tangga lebih menjadi petugas parkir, sekitar 150 rumah tangga menjadi pedagang, 50 rumah tangga menjadi pegawai dan pengelola, serta 30 rumah tangga pemilik lahan untuk objek wisata.
Selain tetap bisa menanam, para pemilik lahan juga mendapat bagi hasil 10 persen dari tiket masuk wisata. Rata-rata setiap pemilik lahan menerima tambahan penghasilan Rp 1 juta per bulan.
Para pedagang bisa meraup pendapatan Rp 3-4 juta per bulan. Kemudian, pendapatan setiap petugas parkir Rp 75-150 ribu per hari. Adapun, pegawai di objek wisata digaji Rp 1,5-2,5 juta per bulan.
Manisnya bisnis pariwisata Desa Ketapanrame juga dirasakan warga desa lainnya di Kecamatan Trawas. Mereka membuka warung kopi, toko oleh-oleh, kafe, angkringan hingga rumah makan di sepanjang jalur wisata. Pesatnya kemajuan desa wisata ini tentunya menginspirasi semua desa di Indonesia.
Destinasi Wisata
Suasana persawahan di Desa Wisata Ketapanrame, Mojokerto, Jawa Timur yang menjadi runner-up Desa Brilian 2021. (Muhammad Mada/Antara)
Desa Ketapanrame, yang berada di kaki Gunung Welirang, memiliki wisata alam berupa Air Terjung Dlundung, Sumber Gempong, kebun kopi, dan wisata petualangan jelajah hutan.
Kemudian, destinasi wisata buatan terdiri dari Taman Ghanjaran dan Taman Kelinci.
Lantas, wisata budaya meliputi Tari Mayang Rontek dan Bedoyo Putri Mojosakti, serta kesenian bantengan, pencak silat, tari jaranan, barong, dan ganongan.
Selain itu, wisata edukasi, yang terdiri dari tanam padi di Sumber Gempong, wisata petik Jeruk Nagami, wisata petik Kopi Banggoel, produksi jamu, kerupuk samiler, tape, getuk, dan onde-onde.
Desa Brilian
Direktur Utama BRI Sunarso dalam acara BRI Microfinance Outlook 2025 pada 30 Januari menyampaikan telah memberikan pendampingan dan pembinaan kepada desa-desa potensial produktif melalui Desa Brilian. Sebanyak 4.327 Desa Brilian di Indonesia sejauh ini telah didorong untuk mengoptimalisasi keunggulan yang dimiliki dan menumbuhkan aktivitas ekonomi di sekitarnya.
"Desa kita tumbuh kembangkan, mengikuti potensi spesifik yang dimiliki desa tersebut dan sekarang sudah 4.327 Desa Brilian yang ada di Indonesia," kata dia.
Adapun Desa Brilian merupakan program inkubasi desa yang diselenggarakan oleh BRI bekerjasama dengan pihak ketiga sebagai komitmen perusahaan dalam mengembangkan potensi desa binaan BRI.
(fem/fem)