Jakarta -
Beberapa ruas jalan tol di Indonesia sudah mulai menerapkan sistem transaksi tol tanpa berhenti dan buka kaca. Menggunakan aplikasi Flo atau Let It Flo, pengendara mobil tak perlu berhenti untuk membayar tarif tol.
Untuk saat ini, sistem bayar tol tanpa berhenti masih menganut sistem Single Lane Free Flow (SLFF) berbasis Radio Frequency Identification (RFID). Untuk membayar tol tanpa berhenti, harus menggunakan aplikasi Flo yang dikembangkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Sistem pembayaran tol tanpa berhenti ini mengandalkan sistem sensorik otomatis pada stiker yang ditempelkan di kaca atau lampu depan mobil.
Untuk menggunakan sistem transaksi tol Let It Flo, pengguna harus memiliki stiker RFID. Stiker ini berperan sebagai alat sensor. Stiker RFID ditempatkan di bagian kaca depan atau windshield dari kendaraan yang telah terdaftar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari situs resmi Let It Flo, sistem ini masih berupa uji coba terbatas untuk kalangan terbatas. Untuk menggunakan sistem ini, pemilik kendaraan harus melakukan registrasi. Caranya, download aplikasi Let It Flo di ponsel, kemudian lakukan pemesanan dan pilih lokasi pengambilan stiker RFID, lalu bawa kendaraan ke lokasi pemasangan RFID.
Cara operasional Flo sangat sederhana. Saat stiker RFID yang terhubung melalui aplikasi Let It Flo terdeteksi saat masuk ke gerbang tol, saldo pada aplikasi secara otomatis akan dipotong. Kendaraan yang dilengkapi dengan stiker RFID hanya perlu mengurangi kecepatannya hingga maksimal 20 kilometer per jam saat memasuki gerbang tol. Meskipun dalam kondisi hujan deras, sistem ini tetap mampu membaca stiker RFID.
Stiker RFID untuk bayar tol tanpa berhenti. Foto: Anisa Indraini
Dikutip CNBC Indonesia, saat ini sistem bayar tol tanpa berhenti dengan aplikasi Flo atau Let It Flo sudah diterapkan di 95 gerbang tol (dengan 97 gardu) di Jabodetabek dan 3 gerbang tol di Bali.
Daftar Gerbang Tol yang Terapkan Sistem Transaksi Tanpa Berhenti
Jalan Tol Dalam Kota Jakarta Jakarta-Sedyatmo
GT Kamal 1 dan Arah Jakarta
GT Kamal 3 dan 4
GT Kapuk
GT Pluit
GT Angke 1 dan 2
GT Tomang
GT Jelambar 1 dan 2
GT Tanjung Duren
GT Slipi 2
GT Pejompongan
GT Senayan
GT Semanggi 1
GT Kuningan
GT Tebet 1
GT Cawang
GT Cengkareng
GT Halim
Tol Jagorawi
GT Ciawi Arah Jakarta
GT Bogor 1 dan 2
GT Sentul Selatan 1 dan 2
GT Sentul Utara 1 dan 2
GT Citeureup 1 dan 2
GT Cibubur 1 dan 2
GT Dukuh 2
GT TMII 1 dan 2
GT Cililitan
Tol JORR
GT Meruya Utama
GT Meruya Utara
GT Meruya Selatan
GT Ciledug 1 dan 2
GT Veteran 1
GT Ciputat 2
GT Bambu Apus 1 dan 2
GT Jatiwarna 1 dan 2
GT Jatiasih 1 dan 2
GT Cikunir 1, 4, dan 8
GT Bintara
GT Pulo Gebang
GT Pondok Ranji Utama
GT Pondok Ranji Sayap
GT Joglo 1 dan 2
Tol Jakarta-Tangerang
GT Karawaci 2 dan 3
GT Tangerang 1 dan 2
GT Kunciran 1 dan 2
GT Karang Tengah Barat
GT Meruya 1 dan 2
GT Kebon Jeruk 1 dan 2
Tol Jakarta-Cikampek
GT Halim
GT Ramp Pondok Gede Barat 1 dan 2
GT Pondok Gede Timur 1 dan 2
GT Bekasi Barat 1 dan 2
GT Bekasi Timur
GT Tambun
GT Cikarang Barat 3, 4, dan 5
GT Cibatu
GT Karawang Barat 1 dan 2
GT Karawang Timur 1 dan 2
Tol Bali Mandara
GT Ngurah Rai
GT Nusa Dua
GT Benoa
(rgr/dry)