Begini Adab Menjamu Tamu dan Menjadi Tuan Rumah Sesuai Ajaran Islam

23 hours ago 9

Jakarta -

Lebaran identik dengan silaturahmi ke kediaman kerabat dekat. Ada anjuran Nabi dalam menyajikan dan menyantap makanan saat silaturahmi.

Perayaan lebaran identik dengan agenda silaturahmi menuju rumah keluarga dan kerabat terdekat. Bahkan tak jarang mereka yang sudah dikunjungi rumahnya akan mengunjungi balik tamunya.

Baik ketika menjadi tamu maupun tuan rumah, ada beberapa adab serta keutamaan yang harus diperhatikan. Hal ini dicontohkan para Nabi, baik ketika menjamu tamu maupun menjadi tamu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir laman Muslim.or.id, adab menjamu tamu telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim 'alaihis salam dalam firman Allah SWT pada Quran Surat Adz Dzariyat ayat 26-27 yang berbunyi:

"Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu Ibrahim-ed) sambil berkata: 'Tidakkah kalian makan?'"

Begini Adab Menjamu Tamu dan Menjadi Tuan Rumah Sesuai Ajaran IslamMenghidangkan makanan untuk tamu semampunya tetapi yang terbaik menjadi adab yang harus dilakukan seorang tuan rumah. Foto: Getty Images/AzmanJaka

Artinya umat Islam dicontohkan untuk menyediakan hidangan untuk tamu makan semampunya saja. Akan tetapi, tetap berusaha sebaik mungkin untuk menyediakan makanan yang terbaik.

Begitupula yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para Nabi sebelum Beliau. Para Nabi akan selalu menyajikan makanan untuk menjamu tamunya, tapi tidak bermaksud untuk bermegah-megah dan berbangga-bangga.

Adapun cara penyajian makanannya juga ada yang harus diperhatikan. Coba mendekatkan makanan kepada tamu, mendahulukan tamu yang di sebelah kanan, hingga larangan untuk mengangkat makanan sebelum tamu selesai makan.

Tak hanya tuan rumah, tamu juga wajib datang dengan adab dan berlaku sopan saat dijamu oleh tuan rumah. Anjuran ini tercantum dalam Hadist Riwayat Bukhari Muslim yang berbunyi:

"Semua amal tergantung niatnya, karena setiap orang tergantung niatnya."

Maknanya, tamu harus berniat membawa kehadirannya sebagai tanda hormat kepada sesama Muslim.

Begini Adab Menjamu Tamu dan Menjadi Tuan Rumah Sesuai Ajaran IslamTamu yang datang juga sepatutnya tetap menghormati tuan rumah. Foto: Getty Images/AzmanJaka

Ketika mendapat jamuan makan, disarankan tamu untuk menyantap makanan setelah dipersilahkan. Dalam Quran Surat Al Ahzab ayat 53 dianjurkan bahwa setelah melahap makanan yang disajikan, sebaiknya tamu segera pulang kecuali tuan rumah menghendaki keberadaannya lebih lama.

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak makanannya! Namun, jika kamu diundang, masuklah! Dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan! Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi. Lalu, Nabi malu kepadamu untuk menyuruh kamu keluar. Dan Allah tidak malu menerangkan yang benar."

Lantas bagaimana ketika tamu berpuasa? Hadits Riwayat Muslim menjelaskan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang tetap menyarankan untuk datang walaupun sedang berpuasa.

"Jika salah seorang di antara kalian di undang, hadirilah! Apabila ia puasa, doakanlah! Dan apabila tidak berpuasa, makanlah!"

Setelah selesai menyantap makanan yang disajikan, seorang tamu hendaknya mendoakan orang yang memberi makan. Adapun beberapa doa yang dianjurkan ialah mendoakan tuan rumah didoakan oleh Malaikat, mendoakannya agar senantiasa diberi rezeki berupa makanan dan minuman, serta memohon ampunan dosa bagi tuan rumah tersebut.

Diriwayatkan pula agar lebih baik, tamu yang datang dalam sebuah jamuan dianjurkan membawa hadiah untuk tuan rumah. Hal tersebut disarankan untuk mempererat kasih sayang antara sesama Muslim.


(dfl/adr)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner