Banjir dan Longsor Sukabumi: Detik-Detik Arus Deras Luapan Sungai Menyeret Hunian Warga Cidadap

Liputan6.com, Jakarta - Bencana banjir dan longsor akibat meluapnya Sungai Simpenan telah membawa dampak traumatis bagi warga Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.

Peristiwa yang terjadi pada Minggu (15/12/2025) malam ini tidak hanya menghanyutkan beberapa rumah. Tetapi juga meninggalkan kepanikan dan kebingungan di kalangan warga yang kini terpaksa mengungsi.

Kampung Sawah Tengah, Desa Cidadap, menjadi salah satu yang paling terdampak. Khairudin (47), salah seorang warga, menceritakan kengerian yang ia alami saat sungai terus mengikis tebing hingga mendekat ke rumahnya.

​"Was-was, sudah tidak bisa ditempatin lagi, tetap ini harus pindah. Belum punya tempat pindah, belum (ada), bingung, belum evakuasi, belum mengungsi," ungkap Khairudin, Selasa (16/12/2025).

Penuturannya, kejadian ambrol tebing sungai yang signifikan sudah ketiga kalinya dalam setahun terakhir. Tetapi kejadian terparah saat ini.

​"Saat ambruknya ada terdengar suara gemuruh saja sekitar pukul 22.00 WIB, air mulai mencapai rumah," kenangnya.

Sebelumnya, kata dia, jarak antara sungai dengan permukiman mencapai 100 meter. Namun, kini jarak tersebut hanya tersisa satu meter.

"Saya tinggal di sini sudah 11 tahun, sebelumnya belum pernah ada kejadian seperti ini," tambahnya.

​Kepanikan juga dirasakan Abdul Manan, warga lainnya. Ia menggambarkan kondisi terkini di Sawah Tengah jauh lebih buruk. Bahkan paniknya dua kali lipat dibandingkan hari sebelumnya.

​"Kondisi kami mah lebih kepada panik dua lipat dari kemarin. Kemarin belum ada rumah warga yang ambruk, sekarang sudah ada empat termasuk majelis taklim. Bahkan kemarin saya minum air kelapa di sini, ngopi, karena rumah saya sudah nggak ada," tutur Abdul Manan dengan nada putus asa.

​Kondisi tersebut membuat seluruh penghuni Kampung Sawah Tengah yang berjumlah 23 Kepala Keluarga (KK) meninggalkan permukiman.

​"Di sini seperti area kuburan tampaknya, sekarang sudah pada nggak ada semua. Enggak ada satupun pemukiman yang tinggal di sini, sudah ditinggal sekarang," katanya.

​Para pengungsi saat ini ditampung sementara di SD Negeri Kawungluwuk yang berada di atas kampung.

​Manan sangat mengharapkan adanya tindakan tegas dan cepat dari pemerintah, khususnya terkait relokasi.

"Ya, harusnya relokasi, saya minta relokasi ya benar. Saya juga mengkritik dan alhamdulillah Pak Camat, Kepala Desa, dan sekarang datang juga Bu Kapolsek dari Simpenan. Saya sangat terima kasih, cuma saya enggak butuh untuk datangnya saja, tapi saya untuk kepastiannya, bagaimana tindakannya? Minta segera cepat," ungkapnya.

Kapolsek Simpenan, AKP Bayu Sunarti, membenarkan bencana banjir dan longsor di empat kampung Kampung Sawah Tengah, Kampung Babakan, Kampung Cisarua, dan Kampung Cipanas membuat beberapa rumah warga hanyut.

​"Ini mereka mengungsi dikarenakan hujan sekitar habis Magrib terjadi hujan besar yang tidak kunjung reda. Air mulai meluap dari hulu, akhirnya pada tengah malam menerjang banyak rumah warga sehingga beberapa rumah warga hanyut," jelas AKP Bayu.

​Data sementara, total rumah yang terdampak di Kampung Cisarua 15 rumah, di Kampung Babakan 10 rumah, dan di Sawah Tengah majelis taklim serta dua rumah warga roboh terbawa hanyut.

Saat ini, 20 KK terdata mengungsi di SD Kawungluwuk, dan sisanya memilih ke rumah saudara.

​"Perlengkapan yang kami butuhkan, tolong untuk segera mengirimkan bantuan makanan dan minuman khususnya, perlengkapan bayi juga, selimut untuk mereka tidur," tutupnya.