Valencia -
Valencia dilanda banjir dahsyat setelah turun hujan selama 10 jam tanpa henti. Yang mengerikan, tidak ada peringatan keadaan darurat saat itu.
Ketiadaan peringatan itu membuat warga terjebak di tempat mereka masing-masing saat banjir bandang terjadi mulai Selasa. pada Kamis dilaporkan badai Mediterania itu mengakibatkan 158 tewas dan puluhan orang hilang.
Banjir memang tidak biasa. Banjir itu menyebabkan hujan lebat dan banjir lumpur yang menyapu bersih orang-orang dan menghancurkan rumah-rumah. Setengah dari 150.000 rumah yang tidak mendapatkan aliran listrik pada hari Rabu telah disambungkan kembali ke jaringan listrik. Wilayah Valencia timur yang paling parah terkena dampaknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eliu Sanchez, seorang penduduk pinggiran kota Valencia, mengatakan bagaimana arus yang tak kenal ampun menyambar seorang pria yang mencoba berlindung di sebuah mobil.
"Saya pernah mendengar tentang orang-orang yang berpegangan pada pohon, tetapi banjir yang begitu kuat itu membuat mereka melepaskan diri dan terbawa arus, sambil berteriak minta tolong," kata Sanchez (32) seperti dikutip dari AFP, Jumat (1/11).
"Truk, semuanya bergerak dari sini ke sana," dia menambahkan.
Layanan darurat yang didukung oleh pesawat nirawak dan lebih dari 1.200 tentara menyisir kota-kota dan desa-desa yang berlumpur untuk menemukan korban selamat. Mereka sekaligus membersihkan jalan dari puing-puing.
Petugas pemadam kebakaran di wilayah Valencia merilis video petugas penyelamat yang mengangkut seorang anak laki-laki berusia satu tahun ke tempat aman dari desanya yang banjir.
Kendaraan yang ditinggalkan teronggok bertumpuk seperti kartu domino dan beberapa warga mengambil papan kayu untuk membajak lapisan lumpur tebal dan lengket.
Di Paiporta, pinggiran kota Valencia, salah satu warga Joaquin Rigon (21) mengatakan tidak mendapatkan peringatan apapun soal banjir itu.
"Tidak ada yang memperingatkan apa pun... mereka membawa pemilik bar di sini dalam keadaan tewas, tenggelam, dan terjadi kekacauan," kata Rigon.
Senada, Susan Boyce (25), penduduk asli Waterford, yang juga seorang guru dan kini tinggal di pinggiran kota Valencia, mengatakan kepada The Journal bahwa tidak ada peringatan keadaan darurat dari pemerintah.
"Hanya ada peringatan 'kuning' pada Selasa pagi. Semua orang tetap menjalani kehidupan seperti biasa, karena kami mengira ini hanya peringatan 'kuning dan itu saja," kata Susan.
Peringatan 'kuning' itu didefinisikan sebagai kondisi cuaca yang bisa berpotensi berbahaya, tetapi tidak terlalu ekstrem. Peringatan itu menunjukkan bahwa ada kemungkinan terjadinya dampak negatif, seperti hujan deras, angin kencang, atau suhu ekstrem, yang dapat mempengaruhi kegiatan sehari-hari.
Peringatan yang dikirim oleh dinas perlindungan sipil yang menghimbau warga Valencia untuk tidak meninggalkan rumah mereka baru dikeluarkan pada Selasa pukul 20.15, saat itu banyak kerusakan telah terjadi akibat banjir.
"Peringatan tersebut menghimbau semua orang untuk tetap berada di dalam rumah hingga ada pemberitahuan lebih lanjut, dan jika Anda tinggal di dekat kanal atau sungai, segeralah mencari tempat yang lebih tinggi. Namun, kami tidak dapat pergi untuk mengambil persediaan atau air pada saat itu," ujar dia.
Seorang warga Valencia lain mengatakan kepada situs berita Eldiario.es bahwa ia terjebak di dalam mobilnya dengan air setinggi dada ketika peringatan datang.
"Tepat setelah pukul 20.00, ketika saya sudah menghabiskan waktu satu jam di dalam air setinggi leher dan menelan lumpur, peringatan dari dinas perlindungan sipil berbunyi," kata dia.
Sejumlah ahli lingkungan menilai pemerintah dan warga tidak siap menghadapi bencana itu. Kendati sudah ada peringatan, Valencia bukan kota yang menjadi langganan banjir.
Pemerintah terlambat mengumumkan kondisi dan antisipasi, sedangkan warga tidak tahu harus berbuat apa dengan kondisi saat itu.
Hannah Cloke, profesor hidrologi di University of Reading, menyatakan seharusnya dengan ramalan cuaca, tragedi seperti itu sepenuhnya dapat dihindari jika orang-orang dapat dijauhkan dari luapan air banjir. Tetapi, banyaknya korban tewas dan kerusakan menunjukkan sistem peringatan Valencia gagal.
"Orang-orang tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika menghadapi banjir, atau ketika mereka mendengar peringatan," ujar dia.
"Orang-orang seharusnya tidak tewas karena cuaca itu bisa diprediksi," Liz Stephens, seorang profesor risiko dan ketahanan iklim di University of Reading di Inggris, menimpali.
(fem/wsw)