6 Hal di Tahun Buruk Boeing, Diakhiri Jeju Air

1 month ago 33

Jakarta -

2024 adalah tahun yang buruk bagi Boeing. Serentetan kejadian menggerogoti yang diakhiri dengan tragedi penerbangan terburuk dari Jeju Air.

Mengutip CNN, Jumat (3/1/2025), tahun yang sangat buruk bagi Boeing berakhir dengan tragis pada hari Minggu (29/12). Sebuah pesawat 737 yang diterbangkan oleh maskapai penerbangan murah Korea Selatan, Jeju Air, jatuh dan menewaskan 179 penumpang dan kru di dalamnya.

Masih belum jelas apa yang menyebabkan jet tersebut jatuh, dan penyelidikan bisa memakan waktu berbulan-bulan. Tidak ada bukti pada saat ini bahwa produksi Boeing adalah penyebabnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan jika ternyata insiden terbaru ini bukan kesalahan Boeing, hal ini menandai akhir dari satu tahun kejadian yang mengerikan bagi produsen pesawat terbang ini. Dan tidak seperti kecelakaan di Jeju, sebagian besar dari masalah-masalah tersebut jelas-jelas merupakan kesalahan Boeing.

Saham Boeing (BA) anjlok sekitar sepertiganya tahun ini, setelah ditutup turun lebih dari 2% pada hari Senin setelah kecelakaan tersebut. CEO dan beberapa eksekutif terkemuka lainnya dipecat.

Berikut rentetan berita buruk yang tampaknya tak ada habisnya bagi Boeing. Itu menimbulkan pertanyaan serius mengenai kemampuan perusahaan ini untuk mengendalikan masalah keselamatan dan kualitasnya.

1. Insiden Alaska Air

Tahun ini dimulai dengan lepasnya sumbat pintu dari sisi pesawat 737 Max yang diterbangkan oleh Alaska Airlines beberapa menit setelah lepas landas dari Portland, Oregon.

Pakaian dan ponsel penumpang robek dan terlempar melalui lubang yang menganga di badan pesawat saat udara dari kabin keluar.

2. Pidana

Insiden Alaska Air mendudukkan Boeing pada tuntutan baru dalam kasus yang telah disepakati untuk diselesaikan tiga tahun sebelumnya.

Pada bulan Juli, Boeing setuju untuk mengaku bersalah atas tuduhan federal bahwa mereka telah menipu FAA selama proses sertifikasi awal untuk 737 Max.

3. Astronot terdampar

Pada bulan Juni, Boeing akhirnya meluncurkan misi berawak dengan pesawat ruang angkasa Starliner, membawa astronot NASA, Butch Wilmore dan Suni Williams, ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Namun, kesuksesan tersebut hanya berumur pendek karena NASA mengungkapkan bahwa ada kebocoran helium dan kerusakan pendorong yang membuat tidak aman untuk membawa pulang kedua astronot tersebut ke Bumi.

4. Mogok puluhan ribu karyawan

Pada bulan September, 33.000 anggota Asosiasi Masinis Internasional memulai pemogokan yang menghentikan produksi 737 Max dan pesawat kargo perusahaan.

Selama pemogokan, Boeing mengumumkan bahwa mereka terpaksa memangkas 10% dari 171.000 karyawan globalnya sebagai langkah penghematan biaya untuk membatasi kerugian di masa mendatang.

5. Kerugian

Pada bulan Oktober, Boeing mengumumkan salah satu kuartal keuangan terburuk dalam beberapa tahun terakhir, dengan kerugian operasional intinya melonjak menjadi USD 6 miliar pada kuartal ketiga.

Perusahaan ini melaporkan kerugian tahunan terbesarnya sejak tahun 2020, ketika perusahaan ini berurusan dengan pengandangan Max dan pandemi Covid-19 yang memicu kerugian besar-besaran di seluruh industri penerbangan global.

6. Jeju Air

Tahun 2024 Boeing berakhir dengan tragedi. Roda pendaratan pesawat Jeju Air tampaknya tidak dapat keluar saat pesawat berusaha mendarat.

Ada laporan bahwa ada serangan burung yang menyebabkan pilot pesawat mengeluarkan panggilan darurat saat mendekati bandara di Muan, Korea Selatan.

Pesawat ini, 737-800, memiliki catatan keselamatan yang sangat kuat, tidak seperti model penerusnya, 737 Max. 737 Max telah mengalami banyak masalah, termasuk kecelakaan fatal pada tahun 2018 dan 2019 yang menewaskan total 347 orang dan menyebabkan larangan terbang selama 20 bulan untuk memperbaiki cacat desain.

Data dari Boeing menunjukkan bahwa 737-800 memiliki salah satu tingkat kecelakaan fatal terendah di industri ini jika dibandingkan dengan jumlah penerbangan yang telah mereka terbangkan.

Pesawat berusia 15 tahun, seperti yang kecelakaan pada hari Minggu, tidak mungkin mengalami masalah yang disebabkan oleh cacat desain atau masalah produksi yang dikaitkan dengan Boeing.

Namun, masih terlalu dini untuk mengatakan mengapa roda pendaratan pesawat Jeju Air tidak dapat berfungsi.


(msl/fem)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner