Jakarta -
Jepang harus menanggung risiko sebagai negara favorit wisatawan dunia. Sayangnya, tidak semua turis berlaku sopan, banyak yang bikin sebal warga lokal.
Diberitakan SoraNews, Selasa (31/12/2024) kelakuan menyebalkan turis-turis asing itu muncul di dalam kereta. Sebagai bagian dari studi tahunannya tentang etika kereta/stasiun, Asosiasi Kereta Api Swasta Jepang mengumpulkan tanggapan dari 5.314 peserta melalui survei daring.
Berikut 10 kelakuan turis di kereta yang membuat warga Jepang kesal berdasarkan hasil survei.
1. Membuat heboh di kereta
Orang Jepang tidak mengharapkan keheningan seperti di perpustakaan di kereta, tetapi ada pemahaman umum bahwa percakapan yang panjang dan keras harus disimpan untuk dilakukan setelah turun. Ya, walau hal itu bisa jadi sulit dilakukan karena wisatawan pasti bersemangat menemukan hal menarik di Jepang dan membahasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, jika bahasa yang digunakan bukan bahasa Jepang, ada kemungkinan lebih besar hal itu akan terasa seperti 'suara bising' bagi penumpang Jepang. Hal ini membuatnya lebih kentara dan mengganggu daripada percakapan yang sama, dengan desibel yang sama, dalam bahasa Jepang.
2. Tidak memegang/menaruh tas dan barang bawaan dengan benar
Baik tas Anda besar atau kecil, ada aturan yang berlaku umum tentang cara menanganinya. Dimulai dengan tas yang lebih kecil, seperti dompet atau ransel, dianggap sebagai tindakan yang baik untuk memegangnya di depan Anda saat berada di dalam kereta.
Untuk koper, penting untuk menaruhnya dengan tepat agar tidak memakan banyak tempat. Meskipun demikian, Anda harus tetap memperhatikan seberapa banyak tempat yang Anda gunakan, dan juga apakah hal itu akan menghalangi akses ke hal-hal seperti pintu atau kursi prioritas.
Masalah yang umum terjadi dan membuat kesal warga Jepang adalah sekelompok besar penumpang yang pada dasarnya menguasai seluruh bagian gerbong dengan setumpuk koper. Hingga mereka yang ingin meletakkan koper atau barang bawaannya tidak bisa karena penuh dengan koper anda.
Bahkan, ada juga koper yang menghalangi jalan.
3. Tidak sopan saat berjalan di acuh di peron
Stasiun sering kali memiliki rambu dengan anak panah yang mengarahkan arus lalu lintas manusia melalui trotoar dan tangga, dan ini seharusnya dipatuhi. Menyeberang dan berjalan melawan arus dapat menyebabkan gangguan parah, atau bahkan tabrakan dan cedera jika seseorang tertabrak dan kehilangan keseimbangan di tengah kerumunan.
Keluhan umum lainnya adalah wisatawan asing yang berhenti di tengah trotoar.
4. Tidak sopan saat naik/turun kereta
Kereta Jepang bisa sangat padat, dan juga beroperasi dengan jadwal yang sangat ketat, dan setiap orang yang perlu naik/turun kereta harus dapat melakukannya dengan cepat dan lancar.
Jika Anda ingin naik kereta, Anda harus mengantre di sisi tempat pintu dibuka, menunggu semua orang yang akan turun melakukannya, lalu naik, sesuai urutan antrean di peron.
Di sisi lain, jika Anda berada di dalam kereta yang telah tiba di stasiun, bahkan jika Anda tidak berencana untuk turun di sana, daripada menghalangi pintu, Anda seharusnya melangkah keluar ke peron untuk membiarkan yang lain turun, lalu naik lagi melalui pintu yang sama.
5. Berbicara di telepon
Orang Jepang tidak menggunakan ponsel mereka untuk berbicara saat berada di kereta, kecuali memang darurat. Mayoritas meamng mereka memainkan ponsel di kereta.
Tambahan juga nih, memutar suara apapun dari ponsel, misalnya mendengar musik atau menonton Yourube, juga merupakan pelanggaran etika yang serius. Tidak semua orang memiliki selera yang sama terhadap lagu atau klip TikTok, jadi matikan suara atau gunakan earphone jika Anda ingin menghabiskan waktu di kereta dengan menonton video atau mendengarkan musik.
6. Gaya duduk
Ini tentang turis yang menyilangkan, merentangkan, atau meluruskan kaki saat duduk di kereta, sehingga memakan lebih banyak ruang daripada yang diperlukan. Bagi warga Jepang, semuanya dianggap sebagai perilaku yang tidak sopan kecuali jika ada banyak ruang kosong di sekitar.