Jakarta -
Berawal dari roastery, tempat ini kemudian menjadi kafe yang menyajikan biji kopi terbaiknya. Bahkan biji kopinya sudah menyabet penghargaan internasional.
Indonesia termasuk sebagai negara penghasil kopi terbesar dan terbaik di dunia. Namun edukasi untuk mengolah biji kopi menjadi layak jual dengan nilai yang tinggi masih perlu diberdayakan.
Di kawasan Setiabudi, ada kafe sekaligus roastery yang telah berhasil menyajikan kopi Indonesia menjadi naik kelas. Bahkan hasil roasting atau sangrainya menyabet penghargaan internasional yang bergengsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walaupun awalnya hanya berupa roastery tetapi tempat ini telah menjadi kafe untuk menikmati kopi yang nyaman. Ketika tim detikfood menyambangi Trace roasting, kami mencicipi kesegaran dari beberapa jenis biji kopi andalannya.
Detail Informasi | |
Nama Tempat Makan | Trace Roasting Co. |
Alamat | Jl. Setia Budi Tengah No.27, Kuningan, Setia Budi, Jakarta Selatan |
No Telp | 0813-6159-2968 |
Jam Operasional | Senin - Minggu, 09.00 - 22.00 WIB |
Estimasi Harga | Rp 30.000 - Rp 60.000 |
Tipe Kuliner | Specialty Coffee |
Fasilitas |
|
Trace Roasting Co berhasil meraih penghargaan Australian International Coffee Award sejak 2020. Foto: detikcom/Diah Afrilian
Sabet penghargaan Internasional
Trace Roasting Co awalnya merupakan sebuah roastery yang hanya bergerak sebagai pemasok biji kopi. Langganannya berupa kafe-kafe specialty lokal atau berkolaborasi dengan beberapa kafe tertentu.
Roastery ini pertama kali beroperasi sejak 2019, namun menyambut 2025, Trace Roasting Co hadir kembali dalam tampilan yang berbeda. Roastery ini mengembangkan bisnisnya menjadi kafe untuk menyeruput kopi yang nyaman.
Kualitas kopi yang dihasilkan tak main-main. Buktinya pada 2020 Trace Roasting Co berhasil menyabet gelar Australian International Coffee Award Silver Medal.
Penghargaan tersebut diberikan, khususnya, untuk biji kopi Ulian Natural dalam kategori espresso dan single origin. Adapun biji kopi Ulian Natural berasal dari tanah Bali yang melalui proses pengolahan secara alami.
Biji kopi lokal menjadi andalan
Biji kopi lokal menjadi andalannya, seperti Frinsa Saccharic Honey yang kami pesan dengan metode manual brew. Foto: detikcom/Diah Afrilian
Memasuki Trace Rroasting Co, kami langsung disuguhkan dengan pilihan kopi lokal yang menanti untuk diseduh. Ada Lokatara Ijen, Frinsa Saccharic Honey, Bali Belantih, hingga Kerinci Gunung Tujuh.
Pilihan kami jatuh kepada Frinsa Saccharic Honey untuk diseduh manual brew (Rp 38.000) dan disajikan dalam kondisi dingin. Proses penyeduhannya menggunakan metode kalita wave dengan gilingan kopi medium.
Adapun rasio antara air dan kopi yang digunakan ialah 1:15. Penyeduhan untuk 15 gram biji kopi diimbangi dengan 225 gram air panas.
Suhu air yang digunakan berada pada 93 derajat celcius. Penggunaan suhu yang tinggi dimaksudkan untuk mengekstraksi kopi lebih cepat sehingga es batu tidak cepat meleleh dan membuat rasanya watery atau encer.
Pada sesapan pertama, rasa fruity yang kencang langsung menyentuh lidah. Semburat asam segar mirip buah peach dan grapefruit langsung terasa pada sesapan pertama.
After taste-nya mulai terasa sentuhan manis mirip karamel. Menyeruput Frinsa Saccharic Honey dalam kondisi dingin sengaja kami pilih guna mendapatkan rasa yang lebih stabil.
Seduhan espresso dan menu pelengkapnya yang tak kalah enak ada di halaman selanjutnya.
Simak Video "Nyobain Kopi Mocktail ala 'Gadis Kretek' di Kafe Slow Bar Hidden Gem"
[Gambas:Video 20detik]