Pulau Maratua Bak Kepingan Surga di Berau

1 week ago 15

Pengunjung menyelam di kedalaman kawasan Goa Halo Tabung, Pulau Maratua, Berau, Kalimantan Timur

Meski berada di garis terluar Indonesia, pulau bernama Maratua nyatanya memiliki daya pikat seperti yang tergambarkan dalam lagu karya Ismail Marzuki.

Pengunjung menyelam di kedalaman kawasan Goa Halo Tabung, Pulau Maratua, Berau, Kalimantan Timur

Hamparan pasir putih, hutan mangrove, hutan tropis, danau air tawar, perairan laut yang kaya biota laut, serta kawasan karst dengan gua di dalamnya berpadu jadi satu. Tak salah bagi siapa yang pernah datang ke pulau seluas 384,36 kilometer persegi itu menyebut Maratua bak kepingan surga di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Pengunjung menyelam di kedalaman kawasan Goa Halo Tabung, Pulau Maratua, Berau, Kalimantan Timur

Kekayaan-kekayaan alam itu dapat dinikmati di sejumlah tempat di Maratua, seperti Derawan, Teluk Harapan, Teluk Alulu, Danau Haji Buang, dan Laguna Kehe Daing.

Pengunjung menyelam di kedalaman kawasan Goa Halo Tabung, Pulau Maratua, Berau, Kalimantan Timur

Tak hanya alam yang sangat kaya, budaya masyarakat yang di dalamnya pun memiliki daya pikat yang tak kalah. Sekitar 5.000 penduduknya yang mayoritasnya merupakan Suku Bajo telah turun temurun menghuni wilayah yang terapit perairan seluas 3.735,18 kilometer persegi yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Filipina.

Pengunjung menyelam di kedalaman kawasan Goa Halo Tabung, Pulau Maratua, Berau, Kalimantan Timur

Kehidupan sebagai nelayan yang merupakan jalan hidup orang-orang Bajo membentuk kearifan lokal tersendiri yang menarik untuk diselami.

Pengunjung menyelam di kedalaman kawasan Goa Halo Tabung, Pulau Maratua, Berau, Kalimantan Timur

Selain manusia, harmoni alam pun ditunjukkan dengan banyaknya penyu yang menetaskan telur-telurnya di Maratua, khususnya Pulau Sangalaki dengan menjaga kelestarian penyu dari praktik perburuan liar. Oleh karena itu, konservasi tersebut juga diupayakan melalui penetesan telur-telur penyu untuk selanjutnya tukik-tukik penyu itu dilepasliarkan ke laut bebas.

Pengunjung menyelam di kedalaman kawasan Goa Halo Tabung, Pulau Maratua, Berau, Kalimantan Timur

Melihat daya tarik tersebut, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) ingin mengembangkan wisata berkelanjutan di Maratua. YKAN berupaya melalui pendampingan Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) setempat mengembangkan konsep Ekonomi Biru pada pariwisata di Maratua.

Pengunjung menyelam di kedalaman kawasan Goa Halo Tabung, Pulau Maratua, Berau, Kalimantan Timur

Konsep tersebut menekankan pembangunan  ekonomi berkelanjutan untuk memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat lokal yang berdaya saing tinggi dengan tetap memperhatikan keberlangsungan ekosistem laut.

Pengunjung menyelam di kedalaman kawasan Goa Halo Tabung, Pulau Maratua, Berau, Kalimantan Timur

Ditunjukkan juga oleh Sablon, panggilan akrab dari Hadianto, mantan nelayan Kampung Harapan itu banting setir untuk memanfaatkan batok kelapa yang disulap menjadi liontin kalung berbentuk biota laut seperti penyu dan pari manta yang saat ini sudah menembus pasar Republik Ceko.

Pengunjung menyelam di kedalaman kawasan Goa Halo Tabung, Pulau Maratua, Berau, Kalimantan Timur

Perlahan tapi pasti, upaya optimalisasi ekonomi biru yang sudah terjalin sejak beberapa tahun terakhir semakin tampak. Menurut Penjabat Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik, jumlah wisatawan di Maratua terus meningkat. Tercatat, dari tahun 2021 (masa COVID-19) tercatat 4.900 pengunjung, pada tahun 2022 meningkat menjadi sekitar 6.000 orang. Bahkan, pada tahun 2023 wisatawan melonjak lebih 19.700 orang.

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner