Jakarta -
Faktor umur membuat pemilik gerai ayam ini memutuskan pensiun. Namun, ia tidak melepaskan bisnisnya begitu saja. Ia mencari penerus yang mau membeli resepnya seharga Rp 1,6 M!
Setelah mengoperasikan bisnis puluhan tahun, tidak sedikit pemilik gerai memutuskan untuk berhenti. Faktornya beragam, mulai dari usia dan kondisi kesehatan yang sudah tidak prima, masalah keuangan, atau hal lainnya.
Beberapa pemilik bisnis memang ada yang pensiun dan menutup gerai makannya begitu saja. Namun, tidak sedikit juga yang memilih untuk menyerahkan bisnis ke orang lain. Menjual bisnis tersebut karena berbagai alasan, seperti yang dilakukan oleh pemilik gerai ayam ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah menghabiskan sebagian besar hidupnya bekerja di dapur restorannya, Maria Siew kini memutuskan untuk pensiun.
Namun, wanita 75 tahun ini tidak ingin membiarkan bisnis ayam kecap yang sudah berdiri 36 tahun itu tutup begitu saja. Ia mencari penerus yang bisa melanjutkan bisnis gerai Ma Li Ya Virgin Chicken.
Dalam wawancara bersama ZaoBao, wanita ini telah menyebut rencananya untuk pensiun setelah perayaan Imlek dan menutup gerainya di Chinatown Complex Food Centre, Singapura pada 12 Februari 2025, lapor asiaone.com (31/01/2025).
Maria memutuskan untuk pensiun karena lelah dengan jam kerja panjang. Anak-anaknya juga bekerja sebagai guru sehingga tidak ada yang bisa mengambil alih bisnis ini.
"Saya berharap menemukan pembeli yang cocok dan pensiun dengan damai," jelasnya.
Maria, pemilik gerai ayam legendaris memutuskan untuk pensiun dan mencari penerus. Foto: Instagram/Makoeats
Maria sudah memasang iklan dan menuliskan harga jual sebesar 138.000 SGD (Rp 1.658.415.000) sudah termasuk kios dan resep rahasia berusia satu abad. Namun, sampai hari Kamis lalu, menurut laporan, belum ada penawar.
Selain karena masalah usia, wanita ini juga menjual bisnisnya karena alasan jumlah pelanggan datang yang semakin berkurang.
Ini bukan kali pertama Maria ingin menjual bisnis tersebut karena pada tahun 2018 lalu, ia sudah mencoba menawar bisnis tersebut dengan harga 680.000 SGD (Rp 8.171.900.000). Lalu beberapa kali ia menurunkan harga.
Pada satu titik ia menurunkan harga jualnya menjadi 450.000 SGD (Rp 5.407.875.000), temannya memperkenalkan Maria dengan calon pembeli.
Calon pembeli itu menawar gerai dan resep legendaris itu seharga 500.000 SGD (Rp 6.008.750.000) dimana lebih mahal dari harga yang ia tentukan. Namun, Maria menolaknya lantaran pengusaha itu mau menawarkan kembali bisnis ini ke orang lain.
Ia akan menjual gerai dan resepnya seharga Rp 1,6 miliar. Foto: Instagram/Makoeats
Sedangkan Maria hanya ingin menyerahkan bisnis ini kepada mereka yang benar-benar tertarik dan ingin menjalankan bisnisnya sendiri.
Selain itu, Maria juga ingin penerusnya memang punya latar belakang dalam dunia kuliner. Nantinya wanita ini akan turun tangan sendiri selama satu bulan untuk mengajari calon penerus sampai mereka benar-benar menguasai resep.
Wanita ini juga tidak masalah jika calon penerusnya adalah pengusaha di bidang F&B (Food and Beverages) yang memang chefnya bersedia mempelajari resep restoran ini.
Dalam menjalankan bisnis Ma Li Ya Virgin Chicken, Maria menggunakan resep rahasia yang didapat dari ayahnya. Ayahnya juga merupakan seorang pemilik bisnis kuliner Lam Thong Tea House yang populer pada tahun 1962.
Maria mengatakan kepada ZaoBao bahwa dia sudah mulai memiliki keterampilan dalam memasak sejak berusia 9 tahun. Bahkan, ia membantu ayahnya menciptakan resep tersebut.
Karena bisnis kuliner dan resep yang dipakai merupakan hasil tangan Maria dan ayahnya, wanita ini berharap menemukan penerus yang bersedia mengambil alih keterampilan ini dan membawanya terus berjalan.
Maria bukanlah satu-satunya pemilik bisnis yang merasa kesulitan mencari penerus.
Tahun 2021, pemilik Street Fritters di Maxwell Food Centre juga mencari penerus dengan menjual bisnisnya seharga 1 juta SGD (Rp 12.017.500.000). Lambat laun, harga resep itu turun menjadi 500.000 SGD (Rp 6.008.750.000)
Namun, pemiliknya akhirnya memutuskan untuk menutup restoran tahun 2023 tanpa ada pembeli.
(aqr/adr)