Delhi -
India sedang menggelar festival akbar bernama Kumbh Mela. Festival yang diakui oleh UNESCO itu mengelola kerumunan dengan kecanggihan AI.
Dikutip dari VN Express pada Rabu (22/2/2025), Artificial Intelligence atau AI atau kecerdasan buatan diyakini menjadi solusi dari catatan buruk India dalam mengelola kerumunan pada acara Kumbh Mela. Pada pelaksanaan sebelumnya, festival suci itu mencatatkan kerusuhan yang memakan korban selama acara berlangsung.
Kumbh Mela berlangsung selama enam minggu, dimulai sejak Senin (13/1) sampai 26 Februari. Penyelenggara memperkirakan 400 juta peziarah akan ikut serta dalam mandi ritual yang berlokasi di Triveni Sangam, pertemuan tiga sungai suci yaitu Gangga, Yamuna dan Saraswati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ritual keagamaan terbesar dan terpenting ini hanya diadakan 12 tahun sekali. Inilah mengapa, serbuan peziarah adalah hal yang harus diantisipasi oleh pihak penyelenggara.
"Kami ingin semua orang pulang dengan bahagia setelah memenuhi tugas spiritual mereka," kata Amit Kumar, seorang perwira polisi senior yang memimpin operasi teknologi di festival tersebut, kepada AFP.
"AI membantu kami menghindari mencapai massa kritis di tempat-tempat sensitif."
Dalam catatan sejarah, lebih dari 400 orang meninggal setelah terinjak-injak atau tenggelam di Kumbh Mela pada satu hari festival pada tahun 1954, salah satu jumlah korban terbesar dalam bencana yang berkaitan dengan kerumunan di seluruh dunia.
36 orang lainnya tewas terinjak-injak pada tahun 2013, saat terakhir festival tersebut digelar di kota utara Prayagraj.
Sebagai pembaharuan, pihak berwenang menggunakan teknologi yang dapat membantu mereka mengumpulkan perkiraan akurat mengenai jumlah kerumunan, sehingga mereka dapat lebih siap menghadapi potensi masalah.
Polisi telah memasang sekitar 300 kamera di lokasi festival dan di jalan menuju perkemahan yang luas, dipasang di tiang dan armada pesawat nirawak di udara.
Salah satunya berada tak jauh dari pusat spiritual festival di pertemuan Sungai Gangga dan Yamuna. Rekaman ditampilkan di ruang komandi dan kontrol berpanel kaca dan diawasi oleh pasukan polisi serta teknisi.
"Kita dapat melihat seluruh Kumbh Mela dari sini. Ada sudut kamera yang membuat kita bahkan tidak bisa melihat seluruh tubuh dan kita harus menghitungnya menggunakan kepala atau badan," kata Kumar.
Secara teknis, rekaman dimasukkan ke dalam algoritma AI yang memberikan perkiraan keseluruhan kerumunan yang membentang ke segala arah sejauh bermil-mil. Rekaman itu diperiksa silang dengan data dari operator kereta api dan bus.
"Kami menggunakan AI untuk melacak arus orang, kepadatan kerumunan di berbagai jalur masuk, menjumlahkannya, lalu melakukan interpolasi dari sana," tambahnya.
Sistem membunyikan alarm jika sebagian kerumunan menjadi begitu terkonsentrasi sehingga menimbulkan ancaman keselamatan.
Kumbh Mela berakar pada mitologi Hindu, pertempuran antara dewa dan setan untuk menguasai kendi berisi saripati keabadian. Sekitar enam juta umat berendam di sungai pada pagi pertama festival, menurut perkiraan resmi.
Dengan jumlah jemaat sebesar itu, Kumar mengatakan bahwa sejumlah kerumunan orang tidak dapat dihindari.
"Gelembung pribadi seorang individu cukup besar di Barat," kata Kumar, menjelaskan bagaimana ambang batas kritis saat sistem pengendalian massa AI membunyikan alarm lebih tinggi daripada di negara lain yang menggunakan sistem manajemen massa serupa.
"Standar di sana adalah tiga orang per kaki persegi. Tetapi kami mampu untuk melakukannya beberapa kali lebih tinggi dari itu."
Penyelenggara sangat ingin menggembar-gemborkan kemajuan teknologi dari edisi Kumbh Mela tahun ini dan manfaatnya bagi para peziarah.
Kepala menteri Uttar Pradesh Yogi Adityanath, seorang biksu Hindu yang taat yang pemerintahnya bertanggung jawab untuk menyelenggarakan festival tersebut, telah menggambarkannya sebagai sebuah acara di pertemuan antara iman dan modernitas.
"Fakta bahwa ada kamera dan drone membuat kami merasa aman," kata insinyur otomotif berusia 28 tahun Harshit Joshi, salah satu dari jutaan peziarah yang tiba untuk memulai festival, kepada AFP.
(bnl/fem)