Jakarta -
Pelanggan ini marah dan resah dengan belanjaan makanannya di supermarket yang tak kunjung datang. Ia pun berakhir lapor polisi.
Belanja bahan makanan atau makanan siap santap kini bisa lewat aplikasi online. Pelanggan tinggal memilih bahan-bahan yang diinginkan dan membayarnya. Nantinya, barang-barang tersebut akan dikemas dan dikirim ke tempat tujuan.
Meskipun fasilitas seperti ini lebih mudah dan praktis, tetapi risikonya juga besar. Salah satunya dalam hal pengiriman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak ada yang bisa menjamin pesanan makan pelanggan sampai tepat waktu atau datang dalam keadaan utuh ke tempat tujuan. Contohnya dialami oleh wanita bernama Catherine Amelia.
Berbicara kepada The Star, Catherine mengungkap pengalamannya belanja di supermarket Metro Inc, yang tampaknya berlokasi di Windsor, Ontario, Kanada.
Wanita 60 tahun ini menggunakan aplikasi online karena kondisi kesehatan yang mengharuskan ia duduk di kursi roda.
Di supermarket tersebut Catherine belanja bahan keperluan rumah tangga, termasuk makanan. Total tagihan yang perlu ia bayar $230 atau sekitar Rp 3,8 juta, lapor windsorstar.com (22/04/2025).
Sayangnya, pesanan belanjaan makanan ini tidak pernah sampai. Catherine juga tidak tahu apa yang terjadi pada makanannya.
Menurut Catherine, nomor sopir pengantar makanannya tidak aktif. Ia pun tidak bisa berkomunikasi.
Pikiran Catherine sudah kacau. Ia sempat menduga apakah sopir itu sedang membawa pesanannya lalu menikmatinya di rumah.
(Gambar hanya ilustrasi) Wanita ini frustasi karems belanjaan makan onlinenya tidak pernah sampai. Foto: Getty Images/pixs4u
"Pertamanya saya sangat terkejut. Saya berpikir, 'Apakah Anda serius?'. Apakah dia (sopir) makan cheesecake saya di rumah? mengeluarkan ham saya?" jelasnya.
Atas kejadian ini, Catherine Amelia melapor ke polisi. Pihak kepolisian Windsor mengonfirmasi bahwa mereka menerima komplain terkait kehilangan belanjaan Catherine.
Pihak supermarket Metro Inc juga mengungkap kepada The Star bahwa mereka telah menangani kasusnya tetapi tidak bersedia berkomentar lebih jauh.
"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialaminya dengan pesanan itu," ujar perwakilan supermarket Metro Inc.
Perwakilan Uber Eats, aplikasi yang digunakan Catherine, juga sedang menyelidiki kasus ini.
Namun, kasus ini bukan satu-satunya karena banyak netizen lain mengungkap insiden pencurian serupa.
Dalam forum media sosial seperti Facebook hingga Reddit, netizen menunjukkan rasa frustrasi dengan beberapa perusahaan di Kanada dan Amerika Serikat karena masalah pengiriman makanan.
Menurut netizen, banyak perusahaan sering terlambat mengantar pesanan. Banyak juga yang pesanannya datang dalam keadaan rusak atau hilang.
Banyak kasus serupa terjadi dimana pesanan online pelanggan tidak sampai, rusak, atau hilang. Foto: Getty Images
Untuk kasus Catherine, dirinya tidak diam saja. Wanita ini juga komplain ke supermarket Metro karena pesanannya hilang. Lalu pihak supermarket akhirnya mengembalikan uangnya dan memberinya voucher hadiah senilai $25 atau Rp 421.925.
Catherine juga mengunggah apa yang dialaminya di grup Facebook Winsor. Unggahan tersebut memicu puluhan tanggapan dari netizen.
Netizen bernama Sandy Sara Rankin mengaku memiliki pengalaman serupa dengan pengiriman bahan makanan.
Netizen lain juga sempat ditipu ketika memesan makanan lewat online seperti ini. Netizen ini sempat memesan barang dari sebuah toko obat. Lalu seminggu kemudian kartunya ditagih tambahan biaya lagi oleh layanan pengiriman barang.
(aqr/adr)