11 Fakta Menarik Tahun Baru Imlek, Ada Alasan Pakai Baju Merah Emas

1 week ago 19

Jakarta -

Tahun Baru Imlek tidak hanya perayaan biasa bagi masyarakat etnis Tionghoa di seluruh dunia. Imlek sarat dengan tradisi yang masih banyak dipertahankan hingga sekarang.

Salah satu tradisinya adalah mengenakan pakaian warna merah saat Imlek. Selain itu, terdapat tradisi menyajikan makanan khas Imlek, memasang lampion, hingga berbagi angpao.

Simak artikel ini untuk mengetahui fakta-fakta menarik tentang tahun baru Imlek, termasuk alasan memakai baju merah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

11 Fakta Menarik Tahun Baru Imlek

Setidaknya ada 11 fakta menarik mengenai tahun baru Imlek. Simak fakta-fakta berikut ini yang dilansir dari China Highlight:

1. Pakai Baju Merah Saat Imlek

Yang paling sering terlihat saat perayaan Imlek adalah banyak orang yang mengenakan pakaian serba merah. Merah adalah warna keberuntungan orang Tionghoa karena melambangkan kekuatan dan kemakmuran.

Selain merah, warna emas juga bisa menjadi pilihan untuk pakaian. Warna ini melambangkan kemewahan dan kekayaan. Sementara itu, pakaian hitam tidak boleh digunakan, karena dikaitkan dengan kematian dan membawa sial.

Pakaian robek atau rusak juga tidak boleh dipakai saat Imlek, termasuk celana robek. Hal ini merupakan hal yang sangat tabu, karena diyakini membawa nasib buruk dalam setahun.

Setelah Imlek, orang boleh mengenakan baju seperti hari-hari biasa. Tapi orang yang shionya sama dengan tahun tersebut, misalnya orang bershio ular pada tahun ular 2025, dapat memadukan warna merah pada pakaiannya untuk digunakan sehari-hari.

2. Migrasi Musiman Terbesar

Tahun baru Imlek menjadi salah satu momen migrasi musiman yang terbesar di dunia. Ini mirip dengan tradisi mudik saat Lebaran di Indonesia atau Natal di Amerika Serikat. Setidaknya ada 3,2 miliar perjalanan di seluruh dunia dalam tempo enam pekan.

Hal ini terjadi karena pentingnya Imlek bagi orang Tionghoa. Bagian terpenting adalah menikmati makan malam bersama keluarga di malam tahun baru.

3. Dirayakan Selama 15 hari

Pergantian tahun memang hanya terjadi sekali. Tetapi perayaannya dilakukan selama 15 hari, dimulai pada hari pertama hingga malam bulan purnama 15 hari kemudian atau yang disebut Cap Go Meh.

4. Penanda Musim Semi

Selain sebagai penanda pergantian tahun, Imlek juga merupakan penanda datangnya musim semi setelah musim dingin selesai. Dalam bahasa Hokkian, Imlek berasal dari kata im yang berarti bulan dan lek yang bermakna kalender.

5. Tanggalnya Selalu Berubah Setiap Tahun

Penanggalan China berbeda dengan kalender Masehi maupun Hijriyah. Oleh karenanya, tahun baru Imlek selalu jatuh pada tanggal yang berubah-ubah pada kalender Masehi.

Kalender Masehi dihitung berdasarkan revolusi bumi terhadap matahari. Tahun barunya selalu jatuh pada 1 Januari.

Sedangkan kalender Hijriyah dihitung berdasarkan revolusi bulan terhadap bumi. Tahun barunya selalu maju antara 11-12 hari jika dilihat pada kalender Masehi.

Sementara kalender China menggabungkan penghitungan berdasarkan bulan, matahari, dan musim. Tahun barunya selalu berubah, namun tetap di kisaran bulan Januari-Februari, yakni di penghujung musim dingin.

6. Ada Tradisi Kimsin

Ada juga tradisi kimsin yang selalu dilakukan setiap tahun, yakni ritual pembersihan rupang. Rupang adalah patung dewa-dewi yang diyakini oleh masyarakat Tionghoa. Aktivitas ini dilakukan untuk menghargai dewa-dewi yang turun dari langit.

7. Tradisi Memasang Lampion Merah

Ada juga tradisi memasang lampion merah di rumah, tempat ibadah, dan di jalan-jalan. Ada legenda tentang asal-usul tradisi ini, yakni terjadi pada masa Kaisar Giok.

Konon, burung bangau kesayangan raja dibunuh oleh beberapa penduduk desa. Raja marah dan ingin membakar desa pada hari ke-15 di bulan pertama. Putri Kaisar Giok merasa kasihan pada penduduk desa, lalu memperingatkan warganya.

Penduduk desa pun menggantungkan lentera atau lampion merah, dan menyalakan petasan agar desa mereka tampak dari kejauhan seperti terbakar, sehingga kaisar tertipu.

8. Menempel Kaligrafi untuk Mengusir Roh Jahat

Selain memasang lampion, orang Tionghoa juga suka memasang kaligrafi di pintu atau dinding. Konon, dulunya kaligrafi ini ditulis pada potongan kayu persik, namun lama kelamaan digantikan kertas merah. Hal ini dilakukan untuk mengusir roh jahat.

9. Makanan Wajib Imlek: Jeruk, Mi, dan Ikan

Makanan wajib saat Imlek antara lain jeruk, mi, dan ikan. Jeruk dianggap sebagai buah pembawa rejeki. Jeruk dalam bahasa mandarin disebut 'chi zhe', 'chi' berarti rezeki dan 'zhe' berarti buah.

Mi yang panjang memiliki makna panjang umur. Cara makannya pun tidak boleh dipotong. Sementara ikan dalam bahasa mandarin berbunyi mirip 'yu' yang berarti rezeki. Ikan tidak boleh dihabiskan pada hari Imlek, sebagai simbol harta yang masih cukup untuk tahun depan.

10. Miliaran Amplop Merah Saling Dipertukarkan

Saling memberikan angpao atau amplop merah berisi uang adalah tradisi Imlek. Diperkirakan ada miliaran amplop yang saling dipertukarkan selama Imlek.

Amplop ini diberikan dari orang yang lebih tua kepada yang lebih muda, atau dari pimpinan kepada bawahan. Asal-usulnya, amplop merah berisi koin dapat menghalangi setan mendekati anak-anak yang tidur.

11. Muncul Tren Pacar Bohongan

Mirip dengan suasana mudik Lebaran, keluarga Tionghoa yang berkumpul saat Imlek juga sering menanyakan kabar terbaru, termasuk juga tentang pasangan. Hal ini sering membuat orang lajang merasa tak nyaman.

Di China muncul tren membawa pacar bohongan untuk diajak bertemu keluarga saat Imlek. Ini sering kali dilakukan orang berusia di atas 30 tahun yang masih lajang. Bahkan ada situs khusus yang menawarkan jasa tersebut secara berbayar.

Nah, ternyata tahun baru Imlek memang unik, kan? Kini pun Imlek tak hanya menjadi perayaan orang Tionghoa. Banyak warga Indonesia yang turut memeriahkan dengan pesta lampion atau kembang api.


(bai/row)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner