Sudamala Resort Dukung Kegiatan Budaya dan Bahasa Inggris demi SDM Sumba yang Berkualitas

9 hours ago 8

Jakarta -

Yayasan Sudamala Bumi Insani (SBI), inisiatif sosial dari Sudamala Resorts, resmi memulai kegiatannya di Sumba dengan memberikan dukungan kepada Rumah Seni dan Budaya Sumba. Langkah ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di Waitabula, sebagai awal kerja sama jangka panjang dalam mendukung pelestarian seni dan budaya di wilayah ini.

Dalam rilisnya, Selasa (18/3/2025) Rumah Seni dan Budaya Sumba yang didirikan dan dikelola oleh Pater Robert beserta timnya. Rumah Seni dan Budaya Sumba telah lama berperan dalam melestarikan, mengembangkan, dan mengajarkan seni serta budaya lokal kepada generasi muda, agar warisan budaya Sumba tetap hidup dan berkembang.

"Kami meyakini bahwa upaya yang dilakukan oleh Pater Robert dan tim di Rumah Seni dan Budaya Sumba sangatlah penting dalam menjaga keberlangsungan seni dan budaya setempat. Visi mereka sejalan dengan misi Yayasan SBI untuk menjadikan seni dan budaya sebagai bagian dari identitas dan kebanggaan masyarakat. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk mendukung inisiatif ini agar dapat terus berkembang dan memberi manfaat bagi lebih banyak orang," kata Ben Subrata, pendiri Yayasan SBI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih dari sekadar melestarikan artefak fisik seni dan budaya, Rumah Seni dan Budaya Sumba memiliki misi yang lebih luas, yaitu menanamkan nilai-nilai budaya warisan leluhur sebagai fondasi moral dan karakter anak-anak Sumba. Di tengah pesatnya arus globalisasi, nilai-nilai budaya ini menjadi benteng yang membentuk identitas dan kebanggaan generasi muda.

Dalam hal ini, Yayasan SBI melihat pentingnya membantu membekali anak-anak Sumba dengan nilai- nilai luhur yang berasal dari adat istiadat dan agama, sekaligus tetap membuka peluang bagi mereka untuk mengejar pendidikan modern setinggi mungkin.

Setelah mendukung pelestarian seni dan budaya melalui Rumah Seni dan Budaya Sumba, Yayasan Sudamala Bumi Insani (SBI) juga memberikan dukungan kepada English Goes to Kampung (EGK), sebuah inisiatif yang dipelopori oleh Asti Kulla dan tim untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris masyarakat lokal. Dukungan ini akan diawali dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU), yang langsung diikuti dengan bantuan finansial selama dua tahun ke depan.

Bantuan ini tidak hanya akan mendukung aktivitas utama EGK dalam pengajaran bahasa Inggris tetapi juga program turunannya yang menangani isu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)-salah satu tantangan sosial yang masih marak terjadi di Sumba.

Bahasa Inggris adalah keterampilan esensial bagi masyarakat di daerah wisata, termasuk Sumba, yang kini semakin berkembang sebagai destinasi unggulan. Melalui program EGK, Yayasan SBI berharap dapat membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat lokal untuk terlibat aktif dalam sektor pariwisata.

"Pembelajaran bahasa Inggris di Sumba akan sangat membantu masyarakat dalam beradaptasi dan berpartisipasi dalam perkembangan pariwisata ke depan. Dengan keterampilan ini, mereka dapat menjadi pelaku utama dalam industri ini, bukan hanya sebagai penonton," kata Ben.

Yayasan SBI berpandangan bahwa Sumba, dan NTT secara keseluruhan, harus dibangun dengan mengandalkan potensi pariwisatanya yang sangat menjanjikan. Oleh karena itu, anak-anak Sumba khususnya, dan NTT pada umumnya, harus dipersiapkan untuk mengisi setiap peluang dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata setempat. Program EGK adalah salah satu bentuk program dan langkah nyata untuk mewujudkan hal tersebut. Saatnya anak-anak Sumba dan NTT tidak lagi menjadi penonton dalam kemajuan pariwisata daerahnya.

Asti Kulla, Pendiri Yayasan EGK, menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan dan anak perempuan melalui budaya lokal sebagai salah satu cara untuk mengatasi tantangan sosial di Sumba.

"Pemberdayaan perempuan dan anak perempuan melalui kearifan budaya lokal yang berpotensi pada kemandirian ekonomi warga, yang dikenal dengan Karaja Sumba, menjadi langkah penting untuk memutus rantai kekerasan terhadap anak dan perempuan. Sejak 2015 hingga sekarang, Yayasan EGK Sumba telah menjangkau lebih dari 8.000 anak-anak dan anak muda di pulau Sumba, membantu mereka membangun masa depan yang lebih cerah dan berdaya," katanya.

Program English Goes to Kampung telah membuktikan dampaknya dalam meningkatkan keterampilan bahasa Inggris anak-anak dan pemuda di berbagai desa. Dengan dukungan Yayasan SBI, diharapkan jangkauan program ini semakin luas dan mampu memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Sumba. Sebagai bagian dari komitmen jangka panjang, Yayasan SBI akan terus menjalin kerja sama dan mendukung program-program yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat, sejalan dengan visi yayasan dalam memberdayakan komunitas lokal agar berkembang secara berkelanjutan.


(sym/sym)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner