Bandung -
Hujan deras yang mengguyur Bandung mengungkap kondisi memprihatinkan Masjid Raya Bandung. Kebocoran terjadi di mana-mana sampai harus ditampung pakai ember.
Keterbatasan dana membuat upaya renovasi masjid tak kunjung terlaksana. Masjid yang menjadi ikon Kota Bandung itu pun terus mengalami kerusakan.
Dari pantauan di lokasi, kebocoran terjadi karena kondisi atap dan langit-langit masjid yang rusak. Air merembes dari atap yang bocor di banyak titik, memaksa pengurus masjid menampungnya dengan ember dan plastik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu membuat tetesan air hujan masuk ke dalam ruang utama. Kondisi itu ternyata telah terjadi selama bertahun-tahun.
Namun upaya pengurus masjid untuk memperbaiki kerusakan terkendala keterbatasan sana. Pihak Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) terpaksa mengambil langkah darurat dengan memasang plastik dan ember yang untuk menampung air.
"Sebelumnya yang di ruang utama itu ada kebocoran di atas, airnya itu netes ke lantai yang paling dasar yang dipakai salat. Itu cukup mengganggu, tapi karyawan kita itu memang punya inisiatif jadi pakai plastik seperti itu," ucap Ketua DKM Masjid Raya Bandung, Ayi Hasyim Ashari, Selasa (4/3).
"Itu memang saya akui kurang estetik, tapi itu efektif dan alhamdulillah jadi yang di bawah itu tidak terlalu banyak titik bocornya," sambungnya.
Menurut Hasyim, kebocoran itu terjadi sejak 2020 lalu dan terus bertambah hingga kini. Kebocoran terjadi karena faktor usia konstruksi masjid yang lama tidak direnovasi terutama pada bagian atapnya.
"Karena kalau saya lihat sendiri ke atas itu memang ada area yang betonnya itu memang sudah rapuh seperti itu dan kita tidak berani untuk (otak-atik) ya karena tentu beresiko," ujarnya.
Hasyim mengungkapkan, pihaknya telah berupaya mengajukan bantuan renovasi ke Pemprov Jawa Barat mengingat Masjid Raya Bandung berada di bawah naungan Badan Pengelola Islamic Center (BPIC) Kesra Pemprov Jabar. Hanya saja, permintaan itu tak kunjung mendapat respon.
"Sudah tahun 2023 dan tiap tahun ada upaya mengajukan ke Pemprov itu. Yang pernah terealisasi penggantian kanopi waktu itu di anggaran 2023 kalau gak salah. Tapi belum mengatasi masalah kebocoran, karena banyak titik bocornya itu," ucap Hasyim.
Hasyim mengatakan, sempat ada wacana jika aset Masjid Raya Bandung akan diserahkan dari Pemprov Jabar ke Pemkot Bandung pada era Gubernur Ridwan Kamil dengan harapan memudahkan pemberian bantuan kepada Masjid Raya Bandung. Namun hingga kini, Hasyim mengaku belum menerima informasi resmi soal hal itu.
"Informasi tentang aset Masjid Raya Bandung akan dilimpahkan ke Kota Bandung tersebut kalau tidak salah disampaikan Pak Gubernur waktu itu Pak Ridwan Kamil dalam sebuah pidato dan itu jadi berita. Tapi sampai saat ini saya tidak pernah menerima tembusan surat atau informasi resmi mengenai pelimpahan aset tersebut," terangnya.
DPRD Jabar Minta Pemprov Perbaiki Masjid
Kondisi Masjid Raya Bandung yang memprihatinkan itu disorot Anggota Komisi V DPRD Jabar, Aten Munajat. Aten mendesak Pemprov Jabar untuk bertindak memperbaiki masjid tersebut.
"Iya masjid seharusnya diperhatikan supaya memberi ketenangan dalam beribadah," kata Aten, Jumat (7/3/2025)
Dia juga meminta Pemprov Jabar untuk tidak melupakan tanggung jawabnya yakni memperhatikan kondisi Masjid Raya Bandung meski hal itu menurutnya belum cukup untuk menyelesaikan masalah kerusakan di masjid tersebut.
"Terlepas ada bantuan dari provinsi juga pasti tidak sepenuhnya membereskan tapi kan minimal masjid layak dan yang beribadah khusyuk. Jangan melupakan Masjid Raya Bandung yang masih jadi tanggung jawab Pemprov Jabar. Jadi komisi V desak Pemprov Jabar perhatikan kondisi Masjid Raya Bandung," tegas dia.
Pemprov Jabar Buka Suara
Pemprov Jabar pun buka suara terkait kondisi Masjid Raya Bandung yang memprihatinkan. Kepala Biro Kesra Jabar Andrie Kustria Wardana menyebut pihaknya akan berkordinasi untuk segera memperbaiki Masjid Raya Bandung.
"Kami mendapat informasi dari DKM Masjid Raya Bandung bahwa terdapat kondisi fisik di beberapa titik di Masjid Raya Bandung yang rusak dan perlu perbaikan. Kami akan tindaklanjuti dan tentunya akan kami perbaiki," kata Andrie.
Andrie menuturkan, Pemprov Jabar telah menyediakan anggaran Rp1,6 miliar untuk pengelolaan masjid. Anggaran itu tersedia di Biro Umum namun dibagi untuk seluruh masjid di bawah naungan BPIC.
Adapun masjid yang menjadi tanggung jawab BPIC selain Masjid Raya Bandung yakni Masjid Pusdai Provinsi Jawa Barat, LPTQ Provinsi Jawa Barat, Masjid Raya Attaawun Puncak Bogor, dan Masjid Raudhatul Irfan Sukabumi.
"Kita ada anggaran Rp1,6 miliar untuk pengelolaan masjid-masjid ini, tapi anggaran itu untuk pengelolaan dan pemeliharaan semua masjid-masjid tersebut, bukan untuk satu masjid saja," tutup Andrie.
-------
Artikel ini telah naik di detikJabar.
(wsw/wsw)