Jakarta -
Di balik hiruk pikuk pusat Jakarta, tepatnya di Kramat Pulo, Senen, Jakarta Pusat berdiri sebuah kampung kecil yang menjadi penjaga tradisi Betawi. Kampung Ondel-Ondel.
Di sini, para perajin dari Sanggar Mamit Cs meraut bambu, melukis wajah, dan merangkai tubuh raksasa budaya yang melegenda, ondel-ondel, sejak 1984. Ondel-ondel adalah simbol dari kebudayaan Betawi. Ondel-ondel Pasar Gaplok atau lebih dikenal Kampung Ondel-ondel ini letaknya berada di Jalan Kramat Pulo, Jakarta Pusat.
detikTravel mengunjungi kampung tersebut, Rabu (23/4/2025) tepat saat para perajin tengah membuat ondel-ondel. Di pinggir jalan saat matahari begitu hangat, mereka dengan tekun meraut bambu untuk dijadikan rangka ondel-ondel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepanjang jalan kampung itu berdiri tegak ondel-ondel yang sudah jadi maupun yang hendak diperbaiki karena rangka yang longgar atau wajahnya pecah.
Tempat produksi ondel-ondel itu dikenal dengan Sanggar Mamit Cs, berdiri sejak 1984. detikTravel bertemu dengan pemuda bernama Alif, yang mana ia merupakan generasi ketiga dari Sanggar Mamit Cs, ia menceriatkan proses pembuatan ondel-ondel dari nol hingga selesai.
"Pembuatan ondel-ondel tuh paling lama tujuh hari dan proses yang bikin lama itu ngebelahin bambu sama bikin topeng," kata Alif saat dia rehat dari meraut bambu.
Bambu yang biasa digunakan untuk kerangka ondel-ondel ternyata bukan bambu sembarangan, Alif menyampaikan bambu yang biasa dipakai adalah jenis bambu tali dan bambu hitam. Karena kedua jenis bambu itu lebih lentur sehingga mudah untuk dibentuk menjadi rangka ondel-ondel.
"Jadi kalau selain bambu hitam sama bambu tali itu beda, kalau pakai bambu biasa itu kagak bisa buat ngelekuknya (kurang lentur). Bisa-bisa aja sih cuma jadinya nggak maksimal," ujar Alif.
Alif mengatakan untuk membuat satu ondel-ondel dibutuhkan waktu hingga tujuh hari. Itu untuk ondel-ondel berukuran standar, yakni sekitar dua hingga tiga meter.
Di tempat lain dalam gang itu, anggota sanggar mengecat wajah ondel-ondel.
Pembuatan ondel-ondel di Kampung Ondel-ondel Kramat Pulo, Jakarta Pusat. (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)
Di sana detikTravel bertemu dengan Firli. Dia kakak dari Alif yang memang spesialisas membuat wajah ondel-ondel. Mulai dari pencetakan hingga detailing ornamen.
"Kita bikin dari master (cetakan) itu kita kembangin, terus ngelukis mukanya, ngecat juga. Pokoknya nyetak sampai ngecat saya tugasnya," ujarnya sembari mengamplas wajah ondel-ondel.
Arti Warna Merah dan Putih Wajah Ondel-ondel
Menurutnya warna merah dan putih pada ondel-ondel itu punya makna tersendiri. Selain melambangkan warna bendera Indonesia, warna merah untuk ondel-ondel pria dan putih untuk ondel-ondel perempuan pun ia jelaskan.
"Pertama merah putih dipakai, kita sama-sama tau deh merupakan lambing (warna bendera) negara kita. Merah artinya berani dan putih suci kan. Di ondel-ondel laki-laki akan marah dan akan berani ketika si ondel-ondel perempuan di godain sama orang-orang yang ngarak, itu akan dia kejar," ujar Firli kemudian tertawa.
"Bahkan dulu saya sering lihat, walaupun masih kecil pada saat itu, kalau ondel-ondel perempuan digodain sama orang nih, dia bakalan ngejar nih. Nah itu masih ada unsur isinya (mistis) tuh, kalau belum kena dan jatuh tuh orang yang ngegodain dia nggak berhenti," kata Firli.
Untuk warna putih pada ondel-ondel perempuan, ia menyebutkan sebagai sosok yang lembut dengan karakter yang tenang.
(upd/fem)