Bekasi -
Bubur ayam jadi kuliner yang pas untuk disantap di pagi hari. Tapi traveler pernah menyadari nggak ada beberapa pedagang bubur ayam yang menggunakan motor?
Alih-alih menggunakan gerobak, pedagang bubur ayam dengan ciri khas menggunakan motor ini biasanya tinggal di kawasan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Di sana terdapat beberapa kampung pedagang bubur, namun lebih banyak pedagang bubur itu tinggal di Kampung Buwek dan Kampung Pulo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pedagang bubur bermotor ini punya jangkauan dagang yang cukup luas, bukan hanya di Jakarta, tapi hingga Tangerang, Cikarang, dan Cibubur pun mereka taklukan.
Buat traveler yang sering menemukannya di pinggir jalan atau di area perkantoran, berikut detikTravel berikan beberapa fakta menarik terkait hal itu.
1. Berkembang Sejak Tahun 1980
Menurut salah satu pedagang bubur ayam di sana, Edi, awal mulanya pedagang-pedagang itu merupakan kumpulan perantau. Kemudian beberapa perantau di situ pun sudah ada yang berjualan bubur ayam menggunakan gerobak atau dipikul hingga berkembang sampai kini menggunakan sepeda motor.
Awalnya, para pedagang bubur menggunakan motor karena praktik kredit motor yang marak ditawarkan di sana, dari hal itu banyak banyak pedagang yang mulai mencoba untuk menggunakan motor. Alasannya untuk bisa menjangkau lebih luas pelanggan dan tentunya dapat cuan lebih banyak.
"Iya jadi jangkauannya jarak jauh bisa. Kalau kita pakai sepeda jual ke Jakarta kan kita harus tinggal di sana (mess) dulu. Kalau kita pakai motor bisa tuh ke Jakarta misalnya Kelapa Gading, Bukit Cinere, Pasar Minggu, Kalibata, dan lain-lain, bahkan ada yang nyampe BSD," ujar Aziz yang sempat diwawancarai detikTravel.
2. Bubur Tambun yang Mulai Mendominasi
Pamor bubur motor ini memang kerap dijumpai di beberapa tempat yang strategis, misalnya di Jakarta, kawasan perkantoran jadi tempat yang sering disinggahi oleh abang-abang Bubur Tambun ini.
Sejak pagi buta, para pedagang bubur bermotor ini biasa berangkat ke titik mereka berjualan, yang cakupannya jauh itu dari tempat tinggalnya. Sehingga saat pagi hari kita kerap melihat mereka siap dan sudah dikerumuni pembeli. Pada siang menuju sore para pedagang itu mulai kembali ke kawasan Tambun.
3. Soal Rasa, Beda dengan Bubur Cianjur-Sukabumi
Bubur Tambun dari segi rasa punya ciri khas tersendiri, sedikit berbeda dengan bubur khas Cianjur maupun Sukabumi yang biasa menggunakan kuah kuning sebagai pelengkapnya. Bubur dari pedagang dari Tambun ini identitasnya lebih lekat dengan Bubur China ataupun Bubur Bandung.
Malah menurut pedagang senior di sana, Edi, bubur dari Tambun ini awalnya diadaptasi dari bubur peranakan China-Bandung. Sehingga kondimen yang dipakai dalam bubur terdapat sayur sawi asin atau tongcai.
"Kalau khas Tambun kan cakwe tongcai, itu memang udah dari dulu khasnya gitu anak Tambun gitu. Cakwe, tongcai, nggak dipakein kuah kuning kalau bubur asli Tambun bubur motor Sumberjaya itu," ucap Edi.
4. Raup Omzet Bukan Kaleng-kaleng
Dari secara omzet para pedagang bubur bermotor ini menghidupi keluarga mereka dan lebihnya bisa digunakan untuk keperluan lainnya. Edi sendiri bahkan kini memiliki sebuah pondok ngaji untuk masyarakat di sana belajar membaca Al-Quran.
Jika dihitung perkiraan omzetnya, mengutip detikFinance dalam satu bulang para pedagang Bubur Tambun ini dalam satu bulan bisa meraup omzet hingga Rp 20 juta setelah dipotong biaya produksi. Dari hasil berdagang bubur ayam itu pun Edi di tahun 2019 berkesempatan untuk pergi umroh bersama istrinya.
5. Pagi Dagang, Siang-Sore Mancing
Sedari pagi para pedagang bubur ayam bermotor dari Tambun ini tancap gas untuk memenuhi kebutuhan sarapan masyarakat di Jakarta dan daerah lainnya. Kurang lebih sejak pukul 04.00 WIB pagi mereka sudah menyusuri jalanan.
Kemudian, di siang hari para pedagang itu mulai kembali ke Tambun. Dan yang membuat spesialnya mereka adalah kebiasaan setelah berdagang pagi suntuk hingga siang hari, yaitu memancing.
Para pedagang biasanya menghabiskan waktu mereka dengan mengikuti perlombaan memancing lele di Galatama Lele Pelangi, Sumber Jaya, Tambun. Dari siang hingga sore mereka habiskan waktu sebelum esok pagi kembali ngegas bubur motor mereka.
(upd/wsw)