Jurus Pasar Batu Akik Bertahan: Manfaatkan YouTube-Tiktok hingga Gandeng Bank

8 hours ago 4

Jakarta -

Sekitar 2014-2015, batu akik jadi tren. Kios batu akik ramai diserbu penyuka batu-batuan mulia ini. Jakarta punya sentra batu akik ternama, yakni Pasar Rawabening atau dikenal juga sebagai Jakarta Gems Center.

Salah seorang pedagang senior di sana, Defriman (59), menceritakan masa-masa kejayaan batu akik. Pedagang logam mulia itu bahkan sampai merambah bebatuan mulia ketika barang ini sedang laris-larisnya.

"Pasar tuh penuh. Mau jalan di depan sini saja nggak bisa. Sehari dulu yang datang ke toko saya sampai 100 orang," tutur Defriman, ditemui di tokonya pada Selasa (22/4/2025) lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Defriman menyaksikan tren itu segera meredup setelah dua tahun. Lalu, sampai hari ini, Jakarta Gems Center cenderung sepi.

"Sekarang lebih banyak yang hobi saja yang beli. Sehari paling sedikit lima orang yang datang," katanya.

Defriman, pengusaha batu akik dan logam mulia di Pasar Rawabening Jatinegara.Defriman, pengusaha batu akik dan logam mulia di Pasar Rawabening Jatinegara. Foto: Debora Danisa Sitanggang/detikcom

Terpantau banyak toko yang sudah tutup. Pedagang yang masih membuka toko juga rata-rata berkemas sebelum pukul 17.00 WIB. Padahal dulu, kata Defriman, toko-toko di sana bisa buka sampai pukul 19.00 WIB. Bahkan lebih malam lagi.

"Waktu ramai, ada enam orang bantuin saya di toko. Sehari bisa dapat Rp 100 juta. Kalau sekarang nggak terlalu berharap," ujarnya legawa.

Sudah 10 tahun sejak popularitas batu akik meredup. Defriman berharap suatu saat trennya bisa kembali naik. Sama seperti tanaman hias, ikan, atau dagangan apa pun, dia yakin pasti ada masanya dan massanya. Soal pendapatan, dia mengaku tidak begitu khawatir karena saat sepi pun usahanya masih cukup menghasilkan.

"UMR dapat sih, kadang bisa lebih. Tapi kalau batu akik booming lagi, 'meledak' lagi saya hahaha..." katanya disusul tata.

Bagi pedagang lama yang sudah punya pelanggan seperti dirinya, Defriman menganggap bisnis batu akik mesih cukup menjanjikan.

"Pelanggan sudah banyak. Yang beli puluhan kilo juga ada. Dagangan saya bukan ini (batu akik) saja. Emas ada, perak ada. Berlian, permata saya juga main. Kalau orang butuh saja baru dikeluarin," ceritanya.

Manfaatkan Media Sosial

Dengan perkembangan teknologi, aktivitas jual beli tak lagi terbatas di suatu lokasi. Pasar boleh sepi, tapi pembeli tetap berdatangan lewat dunia maya. Terutama media sosial.

"Kalau nggak ada online, nggak bisa. Tapi saya sendiri belum mulai jualan online karena sudah tua," kelakarnya.

Suasana Pasar Rawabening Jakarta Gems Center.Suasana Pasar Rawabening Jakarta Gems Center. Foto: Debora Danisa Sitanggang/detikcom

Kiat memanfaatkan media sosial ini diterapkan oleh pengelola pasar. Kepala Pasar Rawabening Achmad Subhan mengatakan pihaknya selalu mencari cara agar pusat batu akik terbesar di Asia Tenggara ini terus hidup. Saat ini, total ada 1.349 kios yang beroperasi di Pasar Rawabening dengan jumlah pedagang mencapai 800 orang.

"Kita punya channel YouTube official untuk peminat batu di daerah-daerah yang dulu pernah jadi pelanggan di sini. Gratis, semua pedagang bisa manfaatkan," ceritanya kepada detikcom, Kamis (24/3/2025).

Subhan menjelaskan ada staf pasar yang memang khusus bertugas menjadi 'YouTuber'. Setiap hari mereka harus memproduksi konten untuk ditayangkan pada sore harinya. Mereka juga punya akun TikTok yang live setiap sore. Waktu sore dipilih karena biasanya calon konsumen sedang santai dan bisa melihat-lihat konten medsos.

"Ada yang beli dari luar negeri, Jepang dan Korea. Kemarin ada aktor Korea kebetulan datang ke sini, cari destinasi wisata," ceritanya.

Aktor yang dimaksud ialah Choi Jin-hyuk. Choi datang ke Jakarta dalam rangka fanmeeting pada November 2024 lalu. Di sela-sela jadwalnya, dia mengajak sang ibu membeli batu akik di Pasar Rawabening. Kunjungan Choi itu ditayangkan program televisi Korea Selatan, My Little Old Boy.

"Kebetulan ini salah satu destinasi wisata di Jaktim, jadi dia ke sini. Waktu itu dia nemu batu bacan," lanjut Subhan.

Subhan berharap dengan adanya kunjungan-kunjungan seperti ini serta konten media sosial, suasana pasar bisa lebih hidup mendekati masa kejayaannya dulu.

Banyak toko di Jakarta Gems Center tampak tutup.Suasana Jakarta Gems Center Foto: Debora Danisa Sitanggang/detikcom


Gandeng BRI Dekatkan Perbankan ke Pasar

Pengelola Pasar Rawabening tak cuma mengandalkan publikasi medsos untuk meramaikan pasar lagi. Mereka juga membantu pemberdayaan pedagang agar terus bertahan di Pasar Rawabening.

Salah satunya adalah mendekatkan layanan perizinan hingga perbankan. Menurutnya, para pedagang cukup antusias untuk bisa mendapatkan pinjaman untuk keberlangsungan usaha mereka. Kebetulan lokasi pasar dekat dengan BRI Unit Jatinegara Kota, hanya berjarak sekitar 100 meter.

"Kita sih ingin ada akses kredit ke pedagang. Makanya kemarin kami sarankan BRI buka stan di sini. Bisa buat modal usaha pedagang," ujar Subhan.

Menurut Subhan, pembukaan stan itu dinilai lebih efektif daripada pedagang harus didatangi satu per satu oleh pihak BRI ataupun datang langsung ke kantor unit.

"Kalau door to door, harapannya Mantan sampai ganggu pedagang saat jualan. Makanya lebih enak kalau buka stan, pedagang bisa datang nanti kalau dia sempat," lanjutnya.

Senada, Kepala BRI Unit Jatinegara Kota Hari Justian juga mengungkapkan langkah-langkah yang dilakukan BRI untuk mempermudah akses para pedagang batu akik ke layanan perbankan. Dimulai dari pendekatan dari mulut ke mulut, pihaknya pun menjajaki kerja sama dengan pengelola pasar.

"Jadi dari kami berusaha bagaimana sebagai unit terdekat dengan Pasar Rawabening memberikan mereka fasilitas. Kami buka booth tiga hari bulan Februari 2025 sebelum puasa. Yang buka tabungan dikasih souvenir," ungkap Hari, Kamis (24/4/2025).

Melalui booth tersebut, BRI Unit Jatinegara Kota memperkenalkan jenis pinjaman seperti KUR dan Kupedes. Untuk KUR, maksimal pinjaman Rp 50 juta tanpa jaminan. Sementara untuk Kupedes yang lebih besar, nasabah baru bisa mendapat maksimal Rp 200 juta dengan jaminan. Debitur juga dapat melakukan top up hingga Rp 500 juta berdasarkan riwayat peminjaman sebelumnya.

"Anti tergantung nasabahnya lebih prefer ke mana. Yang diutamakan harus ada usahanya dulu, baru dilihat kemampuan dan jaminannya," paparnya.

PR lainnya yang tengah dikerjakan BRI Unit Jatinegara Kota adalah penggunaan QRIS. Hari mengatakan saat ini masih banyak pedagang batu akik mengandalkan transaksi tunai atau transfer saja. Pihaknya pun berencana untuk sosialisasi penggunaan QRIS BRI untuk mempermudah Transaksi.

"Pasti perlu karena zaman sekarang banyak pakai QRIS. Ada transfer, tapi harus buka dulu agak repot. Kalau QRIS lebih mudah," tutupnya.


(des/wsw)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner