Jakarta -
Menghadapi kesulitan mencari kerja, seorang sarjana tak andalkan malu untuk menyambung hidup. Ia pantang menyerah bagikan keseharian menjadi pengantar makanan.
Memiliki gelar pendidikan yang tinggi kini tak menjamin seseorang mendapatkan pekerjaan dengan mudah. Tingkat persaingan yang kian hari kian tinggi bahkan membuat banyak lulusan sarjana memutar otak untuk bekerja.
Bukan hal yang aneh jika suatu hari kamu bisa saja bertemu seorang pengendara taksi online yang memiliki gelar pendidikan tinggi. Hal ini lantaran demi menyambung hidup, mempertahankan rasa malu dan gengsi tak bisa diandalkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian serupa dialami oleh seorang pria bergelar sarjana yang kini turun ke jalan. Weird Kaya (25/1) melaporkan sosok Aisy yang tak pantang menyerah.
Baca juga: Seru-seruan Coffee Potluck Bareng Komunitas Ngopi Yuk!
Seorang pria lulusan sarjana mengaku kesulitan saat mencari pekerjaan. Foto: Weird Kaya
Sehari-hari, Aisy bekerja sebagai pengantar makanan yang kerap keliling kota di Malaysia. Namun latar belakangnya yang merupakan lulusan Universiti Malaysia menarik perhatian untuk disimak.
Aisy meraih gelar sarjana untuk Ilmu Ekologi dan Biodiversity. Awalnya ia bertujuan untuk mempelajari tentang kehidupan liar di alam dan keragaman hayati, namun sulitnya mencari pekerjaan yang linear membuat Aisy lebih memilih turun ke jalan sebagai pengantar makanan.
"Ini sangat membuatku frustasi bagaimana jika bisa mendapatkan pengalaman (untuk melamar kerja) saat tak ada seorang pun yang memberikan kesempatan?" ujar Aisy.
Tetapi setelah berhasil mengesampingkan gengsinya, ia justru lebih sukses dan mampu menghidupi dirinya sendiri. Hasil mengantar makanan setiap hari, ia dapat mengumpulkan uang sekitar Rp 370.000 - Rp 740.000 pada waktu sibuknya.
Baca juga: 5 Kuliner Legendaris di Jatinegara yang Lezatnya Tak Lekang oleh Zaman
Ia melawan gengsinya dan memilih menjadi pengantar makanan untuk menyambung hidup. Foto: Weird Kaya
Saat menjalani pekerjaan sebagai pengantar makanan Aisy membenarkan banyak spekulasi buruk atas dirinya. Terutama datang dari para lulusan sarjana yang sudah berhasil mendapatkan pekerjaan dan merasa lebih layak.
"Banyak yang berpikir jika kamu melakukan pekerjaan seperti ini artinya kamu gagal. Tetapi mereka tidak memperkirakan bahwa hal ini adalah batu loncatan, bukan destinasi akhir," lanjut Aisy dalam video.
Aisy terbilang pria yang berprestasi, nilai IPK kelulusannya menyentuh 3,66. Setelah hidup di jalanan dan mengantar makanan sepanjang hari banyak hal yang lebih berharga yang baru didapatkannya di luar perkuliahan.
"Jangan sampai penolakannya membuatmu terpuruk. Terus belajar, terus tumbuh, dan terus jalan ke depan. Walaupun hanya sebagai pekerja lepas atau kursus online, semuanya harus dilakukan demi mempersiapkan masa depan," kata Aisy sebagai kalimat penutupnya.
(dfl/odi)