Gianyar -
Di Bali ada racikan nasi campur legendaris sejak 40 tahun silam. Diracik oleh Dong Siprig dengan lauk ayam suwir, telur rebus, sampai tempe orek yang sedap.
Antrean mengular merupakan pemandangan sehari-hari di Warung Nasi Ayam Dong Siprig, Banjar Abasan, Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali. Penjualnya, Nyoman Siprig (67) yang hanya butuh waktu beberapa jam saja untuk menawarkan dagangannya hingga ludes.
Setiap hari, Nasi Ayam Dong Siprig buka pukul 05.00 Wita. Sesuai namanya, Siprig menyajikan menu nasi campur khas Bali dengan lauk utama daging ayam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seporsi nasi ayam Dong Siprig terdiri dari nasi, ayam suwir, kerupuk ayam, telur rebus, hati ayam, tempe orek, dan mi goreng. Cita rasa manis, gurih, dan pedas berpadu menjadi satu. Seporsi nasi campur lengkap tersebut bisa didapat dengan harga sangat terjangkau, mulai porsi Rp 10 ribu, Rp 15 ribu, hingga Rp 20 ribu.
Dong Siprig tengah melayani pelanggannya, Minggu (16/3/2025). Foto: Ni Komang Ayu Leona Wirawan
Warung Nasi Ayam Dong Siprig termasuk legendaris di Gianyar. Hingga saat ini sudah eksis selama empat dekade atau 40 tahun. Lokasi jualan Siprig memang menjadi satu dengan rumah dan areanya tidak begitu besar.
"Buka sudah 40 tahun. Menu tetap sama sejak pertama kali buka. Jualan juga dari dulu di dalam rumah," ujar Siprig saat diwawancarai detikBali, Minggu (16/3/2025).
Warung Nasi Ayam Dong Siprig didirikan sendiri oleh Siprig 40 tahun silam. Penamaannya yang sederhana membuat para pelanggan tak sulit mengingat. Dong Siprig mengacu pada kata 'dong' dalam bahasa Bali, yang artinya nenek. Dia memang kerap dipanggil 'dong' oleh para pelanggannya
Siprig tak sendirian menjalankan bisnis. Dia dibantu oleh anak dan menantunya. Sejak dulu hingga kini, hanya ada menu nasi ayam yang dijual. Konsistensi rasa menjadi kunci langgengnya Warung Nasi Ayam Dong Siprig.
Seporsi nasi ayam Dong Siprig. Foto: Ni Komang Ayu Leona Wirawan
"Ini (masih) generasi pertama. Masih saya yang berjualan dengan dibantu anak dan menantu", ungkapnya.
Dong Siprig mengungkapkan mulai memasak dan menyiapkan dagangan sejak pukul 01.00 Wita setiap harinya. Usahanya itu terbayar karena dagangannya ludes hanya dalam waktu lima sampai enam jam saja.
"Pembeli paling banyak datang pukul 05.00 Wita dan 09.00 Wita. Jam 10.00 atau 11.00 Wita saja dagangannya sudah habis. Apalagi, kalau hari Minggu. Lebih ramai lagi", katanya.
Menariknya, pelanggan Siprig tak hanya data dari wilayah Sukawati dan Gianyar. Banyak yang rela jauh-jauh datang dari kawasan Gatot Subroto (Denpasar), Kerobokan, Nusa Dua (Badung), hingga Klungkung.
Nasi Ayam Dong Siprig memang makin laris setelah sempat viral di media sosia (medsos). Salah satu pembeli, Nyoman Marsithi (60), mengungkapkan nasi campur ayam Dong Siprig sesuai dengan seleranya. Namun, menurutnya, perlu ada variasi menu sayur agar lebih nikmat.
"Kurang ada sayur. Mungkin bisa urap supaya tidak kering," ujar Masithi.
Pembeli lainnya, Putu Yesi (35), juga mengaku perpaduan nasi dan lauk-pauk nasi ayam Dong Siprig pas di lidahnya. "Ini enak. Rasanya manis dan pedas," tandasnya.
(sob/adr)