Sudamala Resort Genjot Budaya dan Bahasa Inggris untuk Dongkrak Kualitas SDM

8 hours ago 6

Jakarta -

Yayasan Sudamala Bumi Insani (SBI), sebuah inisiatif sosial dari Sudamala Resorts, secara resmi memulai kegiatannya di Sumba dengan memberikan dukungan penting kepada Rumah Seni dan Budaya Sumba. Langkah awal ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di Waitabula.

Rumah Seni dan Budaya Sumba, yang didirikan dan dikelola dengan penuh dedikasi oleh Pater Robert dan timnya, telah lama menjadi garda terdepan dalam melestarikan, mengembangkan, dan mengajarkan seni serta budaya lokal kepada generasi muda Sumba. Upaya mereka memastikan bahwa warisan budaya Sumba tetap hidup, berkembang, dan relevan bagi generasi mendatang.

"Kami sangat mengapresiasi upaya Pater Robert dan tim di Rumah Seni dan Budaya Sumba dalam menjaga keberlangsungan seni dan budaya setempat," ujar Ben Subrata, pendiri Yayasan SBI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Visi mereka sejalan dengan misi Yayasan SBI untuk menjadikan seni dan budaya sebagai bagian integral dari identitas dan kebanggaan masyarakat. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk mendukung inisiatif ini agar dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas," dia menambahkan.

Dukungan Yayasan SBI tidak hanya terbatas pada pelestarian artefak fisik. Rumah Seni dan Budaya Sumba memiliki misi yang lebih dalam: menanamkan nilai-nilai budaya warisan leluhur sebagai fondasi moral dan karakter bagi anak-anak Sumba. Di tengah arus globalisasi yang pesat, nilai-nilai budaya ini menjadi "benteng" yang kokoh, membentuk identitas dan kebanggaan generasi muda Sumba.

Yayasan SBI menyadari pentingnya membekali anak-anak Sumba dengan nilai-nilai luhur yang bersumber dari adat istiadat dan agama, sambil tetap membuka jalan bagi mereka untuk meraih pendidikan modern setinggi mungkin.

Selain dukungan untuk Rumah Seni dan Budaya Sumba, Yayasan SBI juga memberikan dukungan kepada English Goes to Kampung (EGK), sebuah inisiatif yang dipelopori oleh Asti Kulla dan timnya. EGK bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris masyarakat lokal. Dukungan ini diawali dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU), yang diikuti dengan bantuan finansial selama dua tahun ke depan.

Bantuan ini akan mendukung aktivitas utama EGK dalam pengajaran bahasa Inggris, serta program turunannya yang menangani isu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), sebuah tantangan sosial yang masih dihadapi di Sumba.

Keterampilan berbahasa Inggris sangat penting bagi masyarakat di daerah wisata, termasuk Sumba, yang kini semakin berkembang sebagai destinasi unggulan. Melalui program EGK, Yayasan SBI berharap dapat membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat lokal untuk terlibat aktif dalam sektor pariwisata.

"Pembelajaran bahasa Inggris di Sumba akan sangat membantu masyarakat dalam beradaptasi dan berpartisipasi dalam perkembangan pariwisata ke depan," kata Ben Subrata. "Dengan keterampilan ini, mereka dapat menjadi pelaku utama dalam industri ini, bukan hanya sebagai penonton."

Yayasan SBI berpandangan bahwa Sumba, dan NTT secara keseluruhan, harus dibangun dengan mengandalkan potensi pariwisatanya yang sangat menjanjikan. Oleh karena itu, anak-anak Sumba, khususnya, dan NTT pada umumnya, harus dipersiapkan untuk mengisi setiap peluang dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata setempat. Program EGK adalah salah satu bentuk program dan langkah nyata untuk mewujudkan hal tersebut. Saatnya anak-anak Sumba dan NTT tidak lagi menjadi penonton dalam kemajuan pariwisata daerahnya.

Asti Kulla, Pendiri Yayasan EGK, menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan dan anak perempuan melalui budaya lokal sebagai salah satu cara untuk mengatasi tantangan sosial di Sumba.

"Pemberdayaan perempuan dan anak perempuan melalui kearifan budaya lokal yang berpotensi pada kemandirian ekonomi warga, yang dikenal dengan Karaja Sumba, menjadi langkah penting untuk memutus rantai kekerasan terhadap anak dan perempuan," jelas Asti Kulla. "Sejak 2015 hingga sekarang, Yayasan EGK Sumba telah menjangkau lebih dari 8.000 anak-anak dan anak muda di pulau Sumba, membantu mereka membangun masa depan yang lebih cerah dan berdaya."

Program English Goes to Kampung telah membuktikan dampaknya dalam meningkatkan keterampilan bahasa Inggris anak-anak dan pemuda di berbagai desa. Dengan dukungan Yayasan SBI, diharapkan jangkauan program ini semakin luas dan mampu memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Sumba.

Sebagai bagian dari komitmen jangka panjang, Yayasan SBI akan terus menjalin kerja sama dan mendukung program-program yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat, sejalan dengan visi yayasan dalam memberdayakan komunitas lokal agar berkembang secara berkelanjutan.


(sym/fem)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner