Studi: Debu Kampas Rem Mobil Listrik Lebih Bahaya dari Emisi Mesin Diesel

3 weeks ago 30

Jakarta -

Mobil listrik diidentikkan dengan emisi yang lebih bersih, lantaran kendaraan ini tidak menghasilkan sisa pembakaran dari mesinnya. Namun, berdasarkan penelitian terbaru, ada ancaman kesehatan juga yang timbul dari mobil listrik.

Sebuah studi dari Universitas Southampton menemukan partikel mikroskopis yang dipancarkan dari beberapa jenis kampas rem mobil listrik dapat lebih beracun daripada partikel yang ditemukan dalam knalpot kendaraan diesel.

Penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi tembaga yang lebih tinggi di beberapa kampas rem dikaitkan dengan peningkatan efek berbahaya pada sel-sel sensitif di paru-paru manusia akibat partikel yang terhirup.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut penelitian itu, paparan polusi tidak hanya timbul dari knalpot kendaraan. Partikel yang dilepaskan ke udara dari keausan ban, jalan dan kampas rem juga menjadi penyumbang polusi yang bahkan berbahaya bagi kesehatan.

Penulis utama studi tersebut, Dr. James Parkin, menjelaskan bahwa peralihan ke mobil listrik membuat masalah ini menjadi lebih jelas.

"Orang-orang pada umumnya mengasosiasikan polusi dari mobil sebagai polusi yang berasal dari pipa knalpot dan menganggap kendaraan listrik tidak memiliki emisi sama sekali. Namun, kendaraan listrik masih menghasilkan partikel akibat gesekan dan keausan jalan, ban, dan rem. Kami ingin memahami bagaimana berbagai jenis komposisi kimia kampas rem mempengaruhi toksisitas partikel yang dipancarkan dan apa artinya hal ini bagi kesehatan individu,"

Para ilmuwan melakukan studi mendalam untuk memeriksa dampak pada kesehatan paru-paru dari partikel yang dikeluarkan kampas rem. Ada empat jenis kampas rem yang diuji dengan komposisi kimia yang berbeda antara lain rendah logam, semi-logam, organik non-asbes dan keramik hibrida. Para peneliti secara khusus tertarik pada partikel terkecil, PM2,5 dan di bawahnya (sering disebut PM halus).

Partikel-partikel kecil ini dapat masuk melewati saluran pernapasan bagian atas dan lebih dalam ke kantung udara paru-paru yang halus, yang memungkinkan pertukaran oksigen dan karbon dioksida ke dan dari aliran darah. PM halus dari berbagai sumber berbeda dikaitkan dengan lebih dari empat juta kematian dini per tahun di seluruh dunia.

Dalam studi ini, partikel padat pada kampas rem dikumpulkan menggunakan peralatan khusus. Di laboratorium, tim Southampton menggunakan sampel sel dari lapisan paru-paru dan memaparkannya pada partikel halus untuk mengukur efeknya, seperti stres oksidatif, peradangan, atau kematian sel.

Hasilnya menunjukkan bahwa dari keempat jenis kampas rem, kampas jenis organik non-asbes adalah yang paling kuat dalam hal memicu peradangan dan penanda toksisitas lainnya. Peneliti juga menyimpulkan, debu kampas rem atau brake dust dari jenis kampas itu lebih beracun bagi sel paru-paru manusia daripada partikel gas buang dari mesin diesel.

Lalu, kampas rem keramik merupakan yang paling beracun kedua. Kampas organik non-asbes dan keramik mengandung konsentrasi tembaga yang tinggi. Percobaan selanjutnya untuk menghilangkan tembaga ini menemukan PM menjadi kurang beracun.

Temuan tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal Particle and Fibre Toxicology, menunjukkan bahwa pengurangan kandungan tembaga pada kampas rem dapat membantu mengurangi beberapa efek berbahaya dari partikel kendaraan. Polusi udara, termasuk dari mobil, telah dikaitkan dengan berbagai kondisi, seperti asma, penyakit paru obstruktif menahun (PPOK), penyakit kardiovaskular, demensia, dan fibrosis paru idiopatik (jaringan parut pada paru-paru).

Para peneliti menekankan bahwa meskipun kendaraan listrik tidak mengeluarkan emisi gas buang, kendaraan tersebut tidak bebas emisi dan dampak kesehatan dari emisi kendaraan tidak akan sepenuhnya hilang begitu armada kendaraan sepenuhnya dialiri listrik. Mereka menyarankan bahwa undang-undang saat ini, yang berfokus pada emisi gas buang PM, mungkin tidak memadai untuk sepenuhnya mengurangi dampak kesehatan kendaraan di masa mendatang.

(rgr/din)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner