Jonatan Christie Bicara Gap Antarpemain di Tunggal Putra Indonesia

1 month ago 30

Jakarta -

Jonatan Christie menyoroti gap antarpemain tunggal putra Indonesia, terutama soal ranking dunianya. Menurutnya, ini menjadi pekerjaan rumah bersama.

Bulutangkis Indonesia sejauh ini hanya mengandalkan tiga nama di level elite. Selain Jonatan, ada Anthony Sinisuka Ginting, dan Chico Aura Dwi Wardoyo. Jika melihat rankingnya, peringkatnya tak berdekatan.

Jonatan di peringkat ketiga dunia, Ginting di peringkat kesebelas, dan Chico merosot posisi ke-32. Semakin jauh di bawah ada Alwi Farhan di peringkat 46, dan Yohanes Saut Marcellyno di urutan ke-66 dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan banyaknya turnamen, mempertimbangkan jarak ranking antarpemain yang ada saat ini, perlu ada percepatan regenerasi agar ke depannya tak hanya mengandalkan satu-dua pemain untuk mencetak prestasi.

Kondisi ini pula yang terjadi di Indonesia Masters, yang berakhir Minggu (26/1/2025). Di Istora Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, hanya Jonatan Christie dan Chico yang turun usai Ginting mundur karena pemulihan cedera.

Chico kemudian tersingkir cepat, yakni dikalahkan Kenta Nishimoto 18-21, 14-21 di babak 32 besar. Alwi Farhan, pemain muda yang digadang-gadang bisa mengejutkan, juga tak bisa lanjut ke babak utama usai dikalahkan Jeon Hyeok Jin 21-15, 20-22, 18-21 di babak kualifikasi.

Terakhir Jonatan, yang bisa menjejak babak final, namun gagal juara juga. Ia dikalahkan Kunlavut Vitidsard asal Thailand dalam duel tiga gim 21-18, 17-21, 18-21.

Menanggapi kondisi tersebut, Jonatan menyoroti pentingnya promosi pemain-pemain muda untuk tampil di turnamen internasional. Ia menyebut hal ini menjadi PR bersama.

"Ya, saya rasa itu menjadi PR (Pekerjaan Rumah) untuk tim di tunggal putra. Mungkin dengan pergantian pengurus dan pelatih juga, jadi masih ada penyesuaian. Saya rasa mungkin harus bisa lebih banyak mempromosikan yang junior ya," kata Jonatan Christie di Istora GBK.

"Seperti ya mungkin Alwi, Saut, sama Ubed harus segera lebih banyak dikasih jam terbang kalau menurut saya. Maksudnya jangan dilihat hasilnya dulu. Kita kasih jam terbangnya dulu supaya dia merasakan bertemu pemain-pemain yang mungkin top levelnya di atas dia."

"Dia merasakan bagaimana melakukan perlawanan, mengevaluasi permainan, sehingga itu yang mungkin akan menimbulkan kepercayaan diri kepada mereka. Setelah itu, pelan-pelan ya kita coba lihat hasilnya," lanjutnya.

"Jadi jangan sekali dikirim, dua kali dikirim, langsung lihat hasil, kalah pertama kedua, terus besoknya langsung enggak dikirim lagi. Itu justru malah buat anak-anaknya jadi enggak bisa percaya diri gitu," ucap Jonatan.

"Jadi ya mungkin catatan juga untuk tim pelatih, tim pengurus juga agar yang junior-junior harus bisa lebih cepat dipromosikan lah," tuturnya.

Jonatan Christie mengaku pernah merasakan ada di posisi tersebut. Karena itu, menurutnya hal tersebut penting.

"Saya ingat banget, balik waktu pas enggak ada senior juga, ya mau enggak mau memang kita harus di-push untuk terus ikut pertanding gitu lo," ujar juara All England 2024 tersebut.

"Walaupun ya mungkin masih main super series kualifikasi, babak pertama kalah, babak kedua, tapi pelan-pelan ketika kita sempat sekali menyentuh di quarterfinal, sempat mengalahkan si A, si B, si C, Itu adalah rasa percaya diri yang timbul di diri saya pribadi."

"Jadi itu yang saya rasa perlu, ya prosesnya itu juga yang kita perlu tunggu dari anak-anak yang muda juga, terlebih lagi di junior saya itu," Jonatan Christie menegaskan.


(mcy/yna)

Read Entire Article
Global Sports | Otomotif Global | International | Global news | Kuliner