Selandia Baru dikenal dengan budaya kerja yang fleksibel, kebijakan kerja jarak jauh yang progresif, serta waktu kerja yang tidak berlebihan. Banyak perusahaan yang mendorong empat hari kerja seminggu dan menjaga waktu kerja agar tidak mengganggu kehidupan pribadi. Ditambah lagi, lingkungan alam yang indah mendukung gaya hidup sehat dan seimbang. Getty Images/Tim de Waele
Pemerintah Irlandia menerapkan kebijakan cuti yang baik, termasuk cuti orang tua dan cuti tahunan. Negara ini juga mulai mengadopsi regulasi untuk hak pekerja dalam memutuskan sambungan dari pekerjaan di luar jam kerja (right to disconnect), memperkuat keseimbangan hidup pribadi dan profesional. (Getty Images/peeterv)
Belgia memiliki jam kerja rata-rata yang relatif rendah di antara negara-negara Eropa. Negara ini juga menerapkan kebijakan kuat terkait cuti keluarga, cuti sakit, dan waktu kerja fleksibel. Pemerintah Belgia bahkan mengizinkan pengaturan kerja empat hari seminggu dengan waktu kerja yang dikompres. Getty Images/alxpin
Budaya kerja Jerman sangat menghargai efisiensi dan waktu istirahat. Pekerja cenderung menyelesaikan pekerjaan selama jam kerja tanpa lembur berlebihan. Selain itu, sistem jaminan sosial dan cuti yang menyeluruh (termasuk 20+ hari cuti tahunan) memperkuat kualitas hidup pekerja. Getty Images/Firn
Norwegia menawarkan sistem kesejahteraan yang kuat, termasuk cuti hamil dan cuti ayah yang panjang, serta tunjangan anak. Jam kerja pendek dan budaya egaliter membuat pekerja bisa menikmati waktu keluarga dan aktivitas pribadi dengan lebih baik. Getty Images/Kerry Kissane
Denmark terkenal dengan konsep "hygge", yakni kebahagiaan dalam hal-hal sederhana, yang juga tercermin dalam budaya kerjanya. Jam kerja umumnya selesai pukul 4 sore, dan ada fokus besar pada efisiensi serta waktu berkualitas bersama keluarga. Negara ini juga memiliki sistem perawatan anak dan pendidikan yang kuat. Getty Images/jeancliclac
Kanada memberikan perlindungan hukum terhadap waktu kerja yang adil dan memiliki budaya kerja yang terbuka terhadap fleksibilitas. Beberapa provinsi bahkan mulai mengadopsi kebijakan untuk membatasi komunikasi kantor setelah jam kerja. Getty Images/iStockphoto/aprott
Budaya kerja Australia menekankan keseimbangan hidup. Banyak perusahaan menawarkan waktu kerja fleksibel dan mendukung cuti tahunan hingga 20 hari kerja. Ditambah iklim yang mendukung gaya hidup aktif di luar ruangan. Getty Images/Mlenny
Tradisi seperti "siesta" menunjukkan bahwa Spanyol menghargai istirahat. Walau kini siesta jarang diterapkan formal, budaya istirahat siang dan makan bersama masih kuat. Pemerintah juga mendukung jam kerja fleksibel dan cuti tahunan yang memadai. Getty Images/LUNAMARINA
Finlandia menawarkan fleksibilitas luar biasa dalam pengaturan kerja. Sejak 1996, undang-undang memperbolehkan sebagian besar pekerja memilih jam kerja mereka. Ditambah lingkungan kerja yang kolaboratif dan waktu cuti yang panjang, Finlandia sering menduduki peringkat teratas untuk work-life balance. Getty Images/peeterv