Pavel Nedved (2003). Tahun itu Juventus, yang dibela Nedved, tunduk dari AC Milan di final UCL. Nedved absen karena akumulasi. Tapi Ballon d'Or tetap diraihnya, dengan Thierry Henry menjadi salah satu pesaing dekat. Foto: Valerio Pennicino/Getty Images
Andriy Shevchenko (2004). Di tahun saat Porto menjadi kampiun UCL dan Yunani juara Euro, para pesepakbola top seperti Deco, Ronaldinho, dan Thierry Henry bersaing berebut Ballon d'Or yang akhirnya jatuh ke tangan Sheva. Foto: Pierre Albouy/REUTERS
Ronaldinho (2005). Titel Liga Champions 2005 disabet Liverpool, tapi sang kapten Steven Gerrard harus mengakui keunggulan Ronaldinho yang tampil amat prima bersama Barcelona di LaLiga. Foto: Denis Doyle/Getty Images
Fabio Cannavaro (2006). Barcelona juara UCL 2006 dengan Ronaldinho menjadi andalannya. Tapi Cannavaro-lah yang akhirnya meraih Ballon d'Or berkat kiprahnya yang apik membawa Italia juara Piala Dunia. Foto: AFP/Pascal Pavani
Cristiano Ronaldo (2013). Dalam karier, CR7 pernah 5 kali juara UCL. Tapi pada saat tidak meraihnya di tahun 2013, Ronaldo tetap mampu meraih Ballon d'Or. Foto: Denis Doyle/Getty Images
Lionel Messi (2023, 2021, 2019, 2012, 2010). Dari delapan Ballon d'Or koleksi Messi, cuma di 2009, 2011, dan 2015 yang diraihnya setelah menjuarai Liga Champions. Foto: AP/Michel Euler
Rodri (2024). Vinicius Jr menjadi kandidat kuat peraih Ballon d'Or tahun lalu usai tampil prima membawa Real Madrid juara UCL, tapi kiprah Rodri membawa Spanyol juara Euro 2024 dianggap membuatnya lebih layak. Foto: (REUTERS/Sarah Meyssonnier)