Mbappe meninggalkan PSG dan bergabung dengan Real Madrid di musim ini demi ambisi memenangi Liga Champions. Namun yang terjadi malah PSG keluar sebagai kampiun, sementara Madrid nirgelar di akhir musim. Foto: REUTERS/Susana Vera
Kondisi ini mirip dengan Zlatan Ibrahimovic yang meninggalkan Inter Milan pada 2009 untuk bergabung dengan Barcelona, namun justru Nerazzurri yang memenangi Liga Champions di tahun berikutnya, termasuk menyingkirkan Barcelona di semifinal. Foto: Denis Doyle/Getty Images
Lalu ada pula Michael Owen yang meninggalkan Liverpool pada 2004 untuk bergabung dengan Madrid. Ironis baginya karena The Reds sukses memenangi Liga Champions pada 2005 dengan menekuk AC Milan di final, sementara Madrid tersingkir di 16 besar. Foto: Stephen Dunn/Getty Images
Mesut Ozil (kiri) cabut dari Madrid pada 2013 untuk bergabung dengan Arsenal, namun tanpa kehadirannya Madrid justru berhasil menjadi juara Liga Champions untuk kali pertama dalam 12 tahun pada 2014. Foto: Glyn Kirk/AFP Photo
Usai bergabung dengan Barcelona dari Liverpool pada 2018, Philippe Coutinho harus melihat The Reds memenangi Liga Champions pada 2019. Makin terlihat apes ketika sadar saat itu Barca disingkirkan Liverpool di semifinal. Meski begitu, Coutinho akhirnya bisa merasakan gelar Liga Champions bersama Bayern Munich pada 2020. Foto: Michael Regan/Getty Images
Karim Benzema juga tampak 'sial' saat Madrid memenangi Liga Champions pada 2024, setahun usai dirinya pergi ke Al Ittihad. Namun perlu diingat bahwa ia sudah membawa Madrid juara lima kali di ajang tersebut sebelum pindah. Foto: Getty Images/Yasser Bakhsh
Begitu pula dengan Andriy Shevchenko yang hanya bisa menonton Milan memenangi Liga Champions pada 2007, setahun usai dirinya pindah ke Chelsea. Namun jika menyadari bahwa Rossoneri pernah dibawanya juara pada 2003, rasanya tidak begitu menyesakkan. Foto: (Getty Images/Phil Cole)