New Delhi -
Setelah lima tahun tertutup, India akhirnya kembali membuka pintunya bagi wisatawan asal China. Sejak Kamis (24/7/2025) warga China bisa mengajukan visa turis untuk masuk ke India.
Kabar itu langsung diumumkan oleh Kedutaan Besar India di Beijing dan menjadi sinyal positif bagi pemulihan hubungan kedua negara, baik dari sisi pariwisata maupun ekonomi.
Mengutip China Daily News, Jumat (1/8/2025) meski kabar itu memberi angin segar, beberapa pelaku perjalanan dari China masih melihat adanya tantangan. Persyaratan visa India dinilai cukup ketat jika dibandingkan dengan destinasi populer lain di Asia yang sudah membebaskan visa untuk wisatawan China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi India, keputusan tersebut dianggap strategis. Ketua Dewan Keterampilan Pariwisata dan Perhotelan India, Jyoti Mayal, mengatakan bahwa Tiongkok adalah salah satu pasar wisata luar negeri terbesar di dunia.
"Dengan dibukanya kembali jalur perjalanan ini, kita bisa melihat efek domino yang positif: dari operator tur, pemandu wisata, hotel, penyedia transportasi, sampai ke perajin lokal," ujarnya.
Kemudian, dari Federasi Agen Perjalanan India, Anil Punjabi, juga menilai kembalinya visa turis untuk warga China sebagai momen penting. Ia percaya bahwa sektor perjalanan bukan satu-satunya yang diuntungkan, bidang perdagangan dan bisnis pun bisa ikut terdorong.
Hal serupa diungkapkan oleh perwakilan dari Federasi Hotel dan Restoran India, Garish Oberoi. Sementara itu, akademisi dari Universitas Jawaharlal Nehru, Swaran Singh, menekankan bahwa pembukaan kembali visa itu bisa memperkuat kepercayaan dan pengertian antarnegara.
Dan Ketua Institut Studi Tiongkok, Sreemati Chakrabarti, menjelaskan dampak positifnya bukan hanya untuk pariwisata saja. Tapi juga sebagai upaya mempererat kedekatan masyarakat di kedua negara.
"Ini bukan cuma soal wisata. Ini membuka jalan bagi hubungan antar masyarakat yang lebih erat," ucap Sreemati.
Ia juga berharap penerbangan langsung dan kerja sama pendidikan antara India dan China segera kembali normal.
Wisatawan Masih Pikir-Pikir
Sebelum pandemi, India menerima lebih dari 339.000 wisatawan China pada 2019. Namun setelah visa turis dihentikan pada 2020, jumlah itu anjlok drastis jadi hanya 39.586 kunjungan.
Kini ketika visa telah kembali dibuka, beberapa pihak dari industri pariwisata China masih bersikap hati-hati. Manager Sichuan Travel Service, Felix Li Wei, menyebut meskipun India punya daya tarik kuat sebagai peradaban kuno, wisatawan China belum tentu menjadikannya prioritas. Salah satu alasannya karena prosedur pengajuan visa yang cukup rumit.
Calon pelamar harus datang langsung ke konsulat di Beijing, Shanghai, atau Guangzhou dan wajib menunjukkan laporan keuangan enam bulan terakhir dengan saldo minimal 100.000 yuan (sekitar Rp 225 juta).
Di sisi lain, negara seperti Thailand dan Malaysia telah memberikan kemudahan bebas visa bagi wisatawan China.
Menurut Sunil Mishra dari Asosiasi Operator Tur India, menarik wisatawan China tidak cukup hanya dengan membuka visa. Pemerintah dan pelaku usaha harus bekerja sama lebih erat.
"Yang dibutuhkan sekarang adalah e-visa kembali diberlakukan, promosi bersama, dan kesiapan budaya. Mulai dari papan informasi berbahasa Mandarin hingga konten promosi yang relevan," jelasnya.
Sementara itu, Presiden Concord Travels, Harish Mathur, mengibaratkan situasi ini seperti bendungan yang kembali dibuka setelah lima tahun tertahan.
"Kita harus siap. Layanan penerbangan, hotel, makanan, dan bahasa, semuanya harus diperhatikan. Kalau ingin memenangkan hati wisatawan China, kita harus hadirkan pengalaman terbaik yang berkesan dan berkelanjutan," pungkasnya.
(upd/ddn)